Dibalik angka.....
Angka adalah salah
satu dari sekian banyak jenis nama yang beredar di tengah-tengah kehidupan dalam
berbangsa, bernegara dan dalam bermasyarakat.
Dimulai dari menyebut namalah segala sesuatu bersumber, baik yang positif maupun yang negatif. Nama angka
merupakan salah satu nama yang memiliki keunikan tersendiri didalamnya, angka sering
sekali jadi bahan diskusi, percakapan bahkan tidak jarang diperdebatkan dalam sehari-hari, tidak sedikit dari mereka
yang berselisih oleh karenanya, oleh karena itu angka menjadi suatu tantangan bagi
kita semua sebagai manusia yang notabenenya sebagai makluk pencipta, pengguna,
perlindungan, penghargaan dan mahluk sosial yang senantiasa berpikir dan
berkesinambungan. Nama angka adalah salah satu nama dari sekian banyak nama yang
sangat berperan dalam segala sendi aspek kehidupan sehari-hari yang harus kita kejar
dan kita raih.
Hidup
adalah sebuah proses perjalan panjang yang harus kita sadari, kita sebagai
manusia harus senantiasa menyadari bahwa diri kita awalnya tidak mengetahui siapa
dan dan mana kita berasal, kita juga awalnya tidak memahami apa itu hidup,
begitu pula halnya kita sekarang mengenal yang namanya angka, kita selama ini
hanya mendengar dan menggunakan, tidak perna berpikir lebih jauh dari mana awal
mulanya angka, kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri dan punya rasa
ingin tau yang kuat untuk mengetahui bagaimana pada awal mulanya ada angka,
maka kita pasti akan sering mengintrospeksi diri, sebab hanya dengan
introsfeksi dirilah kita semua akan tau hal ihwal dari mana diri kita berasal dan
darimana pula angka itu awal kemunculannya tahu-tahu ada dalam perjanan
kehidupan kita sehari-hari dan kita percaya serta yakin dan menggunakannya
hingga saat ini.
Sebagai
manusia mahluk yang perpikir, kita akan senantiasa dituntut oleh kebutuhan ilmu
pengetahuan dan mau tidak mau kita harus mengetahui proses perjalanan hidup
kita sendiri apa bila kita ingin lebih baik dari sebelumnya. Dengan angka mari
kita tingkatkan pemahaman dan kepahaman diri kita terhadap segala kemungkinan
yang akan terjadi dimasa-masa yang akan datang, terutama pemahaman tentang
angka yang selama ini hanya digunakan sebatas alat hitung dan penomoran
.
Kita semua pasti sadar dan sepakat, bahwa kita
semua dahulunya adalah buta dan tidak tahu apapun tentang kehidupan, namun bukan buta artinya
tidak bisa melihat, akan tetapi buta tidak tau apa-apa dan tidak mengerti apa
itu hidup, kehidupan, angka dan nomor, namun seiring berjalannya waktu dan
bertambahnya usia ditambah lagi dengan ilmu pengetahuan yang di dapat dari kedua
orang tua kita dan belajar, maka kita mulailah menjalani hidup dengan tidak
terasa dan tidak menyadari kemudian kita mempercai dan mengikuti apa kata ke
dua orang kita, perjalanan serta perjuangan yang dijalani oleh ke dua orang tua
kita merupakan pengalaman sebagai guru kita, sehinga kini kita semua ada dan
mengetahui apa arti hidup serta tau apa itu angka dan nomor. Tampa kedu orang
tua kita, dan orang-orang terdahulu mustahil adanya ilmu pengetahuan serta adanya kita sekarang.
Dinamika kehidupan di dalamnya
banyak sekali rintangan serta tantangan yang menyentuh jiwa dan raga, baik yang
bersifat individual, kelompok ataupun golongan yang terkadang datangnya
menyentak hati serta pikiran kita yang terkadang menyakitkan namun sekaligus
memberi pelajaran dan tidak lupa didalamnya juga ada satu kenikmatan tersendiri
yang terkadang kita melupakan.dan tidak menyadarinya.
Jalan panjang yang
berliku-liku, belok kiri yang terkadang menanjak, belok kanan yang terkadang
menurun, itu semua yang senantiasa harus kita jalani dan kita lalui. Dari
berbagai tanjakan, dan turunnan yang berliku kita banyak mendapatkan berbagai
pengalaman dan pelajaran, perjalanan yang sudah kita lalui kita tidak pernah
menghitung-hitung berapa banyak jalan turun, berapa banyak jalan yang menanjak
dan berapa banyak belokan baik yang ke kiri maupun yang ke kanan
Demikian pula dengan halnya
angka-angka yang selama ini kita gunakan atau kita pakai, pernahkah kita
menghitung-hitung berapa kali kita menyebut nama angka 1, 2, 3, dan sebagainya, dan
selama ini angka hanya kita digunakan sebagai nilai tertulis semata tidak
melihat sisi lain, sehingga angka di anggap tidak memiliki arti serta makna
apa-apa..Kita sebagai manusia terkadang sering menutup mata apa bila kita
melihat serta mendengar hal-hal yang bersifat negatif, pedahal kita semua tau
bahwa dari hal yang negatif itu, ada hal yang positif, artinya, setiap kabaikan
ada keburukan, begitu pula sebaliknya dari hal yang baik pula keburukan, kesulitan,
kemudahan muncul. Begitu juga halnya dengan angka-angka yang selama ini kita
gunakan untuk hitung menghitung penomoran dan simbol.. Mangka dari itu, buku
ini Namephology mengajak semua pembaca untuk melihat nama angka dari sudut pandang yang
berbeda, dan sekaligus mengajak melihat lebih jauh tentang awal kemunculan atau
kehadiran angka dalam kehidupan kita. Mangka dari itu pula mari kita flashback
kebekang untuk mengetahui sedikit sejarah kemunculan serta kehadirannya nama angka.
Dan berikut ini...sejarah kemunculannya angka....
Sejarah kemunculannya Angka
Sejarah angka Bilangan dan Perkembangannya
Dimuka
sekilas telah diterangkan bab angka atau yang lazim disebut nomor atau ilmu itung menghitung dan atau matematika serta penggunaannya, berikut ini
mari kita sama-sama menelaah menengok kebelakang untuk mencari tahu latar
belakang angka dan sejarahnya, mengapa angka begitu penting dalam segala bidang
ilmu pengetahuan dan sendi kehidupan..
Matematika, Angka, Sejarah Bilangan dan
Perkembangannya
Bilangan sejak pertamakali digunakan hanyalah
untuk menghitung dan mengingat jumlah. Lambat laun, setelah para ahli
matematika menambah perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk
mendefenisikan bilangan, bahasa matematimatika ini menjadi sesuatu yang penting
dalam setiap perubahan kehidupan. Bilangan selalu hadir dan dibutuhkan dalam
sains, teknologi, dan ekonomi bahkan dalam dunia musik, filosofi, dan hiburan
sekalipun
Dahulu
kala, ketika orang primitif hidup di gua-gua dengan mengandalkan makanannya
dari tanaman dan pepohonan di sekitar gua atau berburu untuk sekali makan,
kehadiran bilangan, hitung-menghitung, atau matematika tidaklah selalu
dibutuhkan. Tetapi, setelah mereka mulai hidup untuk persediaan makanan, mereka
harus menghitung berapa banyak ternak miliknya dan milik tetangganya atau
berapa banyak persediaan makanan saat ini, mulailah mereka membutuhkan dan
menggunakan hitung menghitunng
Pada
awalnya cukuplah menggunakan konsep lebih sedikit dan lebih banyak untuk
melakukan perhitungan. Misalnya, untuk membandingkan dua kelompok kupu-kupu
yang berbeda, mereka hanya bisa membandingkan banyak sedikitnya kedua kelompok
kupu-kupu itu. Akan tetapi, kepastian jumlah tentang milik seseorang atau milik
orang lain mulai dibutuhkan, sehingga mulai mengenal dan belajar perhitungan
sederhana.
Mula-mula,
kita manusia menggunakan kerikil, menggunakan simpul pada tali, menggunakan
jari-jemari, atau memakai ranting untuk menyatakan banyak hewan dan kawanannya
atau anggoata keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang
konsep bilangan. Ketika seseorang berpikir tentang bilangan dua, maka dalam
benaknya telah tertanam pengertian terdapat benda sebanyak dua buah. Misalnya,
terdapat dua katak dan dua kepiting, dan selanjutnya kata "dua"
dilambangkan dengan "2".
Karena
menyatakan bilangan dengan menggunakan kerikil, ranting, atau jari dirasakan
tidak cukup praktis, maka orang mulai berpikir untuk menggambarkan bilangan itu
dalam suatu lambang-lambang. Lambang (simbol) untuk menulis sebuah bilangan
disebut angka. Misalnya, orang Babilonia mengembangkan tulisan kuno berbentuk
baji, yang menggambarkan lambang-lambang berbeda, menyerupai tongkat yang
ujungnya tajam pada tanah liat basah yang dibentuk menjadi bata merah.
Sejarah
perkembangan bilangan selanjutnya dilakukan terus-menerus oleh beberapa bangsa,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Pada
500 tahun SM, bangsa Maya di Amerika mengembangkan penulisan lambang bilangan
(angka) yang menggunakan lambang-lambang pokok.
Orang-orang
Mesir kuno (Egypt) menggunakan Hieroglif untuk menuliskan bilangan-bilangan
.
Pada
abad ke-11, bangsa Arab menulis lambang bilangan (angka) dari angka 1 sampi
dengan 9 seperti yang ada dan terus dipakai sampai saat ini oleh orang-orang
Islam di seluruh dunia.
Bangsa
Yunani Kuno menulis bilangan dengan menggunakan huruf abjad yang mereka pakai
dalam menulis ditambah tiga lambang khusus.
Bangsa
Cina Kuno, mereka menulis bilangan dengan membuat garis-garis seperti batang.
Bangasa
Romawi menggunakan angka-angka sebagai sistem bilangan Romawi berbentuk
huruf-huruf. Angka Romawi ini masih dipergunakan hingga saat ini untuk
penulisan nomor bab dalam beberapa buku atau karya ilmiah
.
Perkembangan
selanjutnya, angka Hindu - Arab Kuno ditemukan dalam manuskrip Spanyol abad X
dan menjadi cikal bakal bagi angka-angka yang dipakai sekarang ini. Begitulah
sekilas mengenai Sejarah Bilangan dan Perkembangannya.
Hampir tak ada negara di
dunia yang tak mengenal angka (bilangan). Semuanya mengenal angka 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, 9, dan 0. Angka-angka itu menjadi roh dalam ilmu matematika. Sulit
dibayangkan, andai tak ditemukan angka-angka tersebut.
Dalam
berbagai literatur yang ada, tak disebutkan siapa orang yang pertama kali
menemukan angka-angka atau bilangan tersebut. Yang pasti, menurut Abah Salma
Alif Sampayya, dalam bukunya Keseimbangan Matematika dalam Alquran , catatan
angka pertama kali ditemukan pada selembar tanah liat yang dibuat suku Sumeria
yang tinggal di daerah Mesopotamia sekitar tahun 3.000 SM.
Bangsa
Mesir kuno menulis angka pada daun lontar dengan tulisan hieroglif yang
dilambangkan dengan garis lurus untuk satuan, lengkungan ke atas untuk puluhan,
lengkungan setengah lingkaran menyamping (seperti obat nyamuk) untuk ratusan,
dan untuk jutaan dilambangkan dengan simbol seorang laki-laki yang menaikkan
tangan. Sistem ini kemudian dikembangkan oleh bangsa Mesir menjadi sistem
hieratik
.
Bangsa Roma menggunakan
tujuh tanda untuk mewakili angka, yaitu I, V, X, L, C, D, dan M, yang dikenal
dengan angka Romawi. Angka ini digunakan di seluruh Eropa hingga abad
pertengahan.Sementara itu, angka modern saat ini, berasal dari simbol yang
digunakan oleh para ahli matematika Hindu India sekitar tahun 200 SM, yang
kemudian dikembangkan oleh orang Arab. Sehingga, angka tersebut disebut dengan
angka Arab.
Dibandingkan
dari seluruh angka yang ada (1-9), angka 0 (nol) merupakan angka yang paling
terakhir kemunculannya. Bahkan, angka nol pernah ditolak keberadaannya oleh
kalangan gereja Kristen. Orang yang paling berjasa memperkenalkan angka nol di
dunia ini adalah al-Khawarizmi, seorang ilmuwan Muslim terkenal. Dia
memperkenalkan angka nol melalui karyanya yang monumental Al-Jabr wa al-Muqbala
atau yang lebih dikenal dengan nama Aljabar . Angka nol ini kemudian dibawa ke
Eropa oleh Leonardo Fibonacci dalam karyanya Liber Abaci , dan semakin dikenal
luas pada zaman Renaisance dengan tokoh-tokohnya, antara lain, Leonardo da
Vinci dan Rene Descartes.
Pada
mulanya, angka nol digambarkan sebagai ruang kosong tanpa bentuk yang ada di
India disebut dengan sunya (kosong, hampa).Hingga kini, angka nol memiliki
makna yang sangat khas dan memudahkan seseorang dalam berhitung. Namun, ada
kalanya keberadaan angka nol ini dapat menimbulkan kekacauan logika.
''Jika suatu bilangan dibagi
dengan nol, hasilnya tidak dapat didefinisikan. Bahkan, komputer sekalipun
tidak bisa terhitung jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol,''
Angka
1, 2, 3, yang kita kenal selama ini ternyata mempunyai sejarah. Mengapa angka
satu disimbolkan dengan "1" lalu angka dua disimbolkan dengan
"2" dan seterusnya hingga 9.
Sebelum
mengenal angka ini, orang sudah mengenal penulisan angka seperti I, II, III,
IV, V, dst. Ini kita mengenalnya dengan angka Romawi. Karena dari sanalah angka
ini lahir.
Lalu
angka sebagaimana yang kita dapatkan dalam Al Qur'an.Kita mengenal itu dengan
sebutan angka arab. Padahal itu salah. Itu adalah angka persia.
Sedangkan
angka arab yang sebenarnya adalah sebagai mana yang kita sering tulis. Yaitu 1,
2, 3, 4, dst.
Kembali ke topik tadi.
Kenapa angka satu ditulis dengan 1, lalu dua ditulis dengan 2 hingga angka 9?
Ceritanya begini.
Lalu,
sekarang, coba perhatikan bentuknya. Angka-angka dibawah ini membentuk banyak
sudut. Coba hitung sudut-sudut yang ada dalam angka tersebut. Berapa sudut yang
akan Anda dapatkan? Yuk kita hitung satu persatu.
Sejarah Angka NOL
Riwayat angka 0 (nol) oleh Al – Khawarizm
Al-Khawarizmi
yang nama lengkap Abu Abdulloh Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi adalah seorang
matematikawan muslim yang sering dikaitkan denga tempat kelahirannya,
Khawarizmi.
Penulis
sejarah matematika kenamaan, George Sarton mengungkapkan bahwa Al – Khawarizmi
adalah seorang ilmuan muslim terbesar dan terbaik pada masanya
.
Di
Barat, terutama di Eropa Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algoarismi
atau Algoarism
Riwayat
angka nol awalnya:
Ketika “algebra”
sedang diterjemahkan, John dari Seville membuat sebuah versi bahasa
Latin terkenal yang merupakan
penyesuaian dari karya-karyanya sendiri atau karya beberapa penulis muslim,
yang telah hilang dalam versi bahasa Arab kecuali “Kitab Hisab al-Adab al-Hindi. Karya John itu berjudul “ Liber
Alghoarisme de Practica arismetrice”.
Mengenai
angka-angka dan bilangan-bilangan arab yang terkenal pada abad ke 3 H atau ke-
9 H, sarjana-sarjana abad pertengahan menemukan berbagai macam etimologi dan legenda-legenda. Misalnya Gasper Tejada,
menegaskan bahawa “ Nol itu bukanlah sebuah tanda melainkan suatu ruang
kosong”. Ini merupakan ide yang didapat jauh lebih awal dalam “Mafatih al-Ulum”
atau “Keys of the science”.
Angka
nol atau kosong dalam bahasa arab disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat
menghitung , pada abad ke-10 M orang-orang menggunakan raqam al-binji penemu Al
– Khawarizmi. Orang islam membawa angka ini bersama dengan angka nol, yang baru
menggunakannya setelah kira kira 250 tahun dipakai orang islam sendiri .
Sebuah
karangan Al – Khawarizmi yang dianggap penting juga disalin kedalam bahasa
Latin oleh Prince Boncompagni dengan judul
“Trattati d’ Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal
hitungaan, asal usul angka dan sejarah
angka.
Bentuk
aktual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam
“Liber Alghoarismi” namun operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau
10 simbol-simbol yang secara tidak langsung menyatakan suatu pengetahuan
tentang aturan-aturan yang diuraikan secara terperinci oleh Khawarizmi. Di
Spanyol cara ini telah dikenal sekitar abad ke 10 M yang membuktikan adanya suatu cara penulisan bilangan
dengan sistem posisional dengan dasar 10. Dalam hal bentuk angka-angka yang
digunakan pada waktu itu, sementara masih dilacak.
Biografi
Angka Nol by Charles Seife
Want to Read
Ketika
Leonardo da Pisa (dikenal juga sebagai Fibonacci) memperkenalkan angka nol ke
Eropa, dia banyak dihujat oleh kaum terpelajar di sana. Alasannya, selain angka
tersebut berasal dari negeri kaum kafir, Arab (sebenarnya awal mula sejarah
angka nol berasal dari peradaban Hindu, tapi diadaptasi, 'dipermudah', dan 'diperluas'
oleh ilmuwan arab Al-Khawarizmi), orang-orang Eropa juga merasa terancam oleh
kehadiran angka ini. Dengan hadirnya angka nol, bisa dikatakan sistem numeral
Romawi yang terdisi dari abjad (misal I untuk 1, V untuk 5, dll) akan menjadi
usang.
Memang,
untuk penggunaan luas, sistem bilangan Romawi menjadi ribet dan terlalu
panjang. Karena, pada hakikatnya, bilangan Romawi nyaris tidak mengenal nilai
tempat. Akibatnya, saat menuliskan angka dengan nilai bilangan besar, sangat
sulit untuk menuliskan bilangan tersebut dengan angka Romawi. contohnya,
bilangan 1888 jika ditulis dalam bilangan Romawi menjadi MDCCCLXXXVIII. Biar
lebih dramatis lagi, coba tulis bilangan 14.792.483.388 dalam bilangan Romawi.
Berapa baris yang dibutuhkan? :)
Kedua,
bilangan Romawi sama sekali tidak bisa digunakan untuk menyatakan bilangan
desimal. Mungkin angka 1/2, 1/4, dsb (jumlahnya sedikit) masih bisa ditulis
dengan berupa simbol sederhana, tapi bagaimana jika menulis 11/17? berapa nilai
eksaknya? Semua kesulitan itu disebabkan oleh satu hal, sistem bilangan Romawi
tidak mengenal angka nol!
Akhirnya,
dengan mempertimbangkan hal tersebut, bangsa Eropa menerima penggunaan bilangan
nol. Namun, seandainya mereka dapat meramal masa depan dan melihat efek angka
nol bagi peradaban modern, niscaya mereka akan mati-matian mempertahankan
sistem bilangan Romawi dan menolak kehadiran angka nol.
Apa
pasal? ternyata, angka nol tak selugu penampilannya. Meski bentuknya sangat
bersahaja, cuma berbentuk lingkaran (0), bahkan di beberapa budaya hanya cukup
diwakili tanda titik (.), namun bisa dikatakan, dari angka nol inilah segala
mula masalah sains, teknologi, hingga filsafat bermula. Bisa dikatakan, tanpa
angka nol, peradaban manusia tidak mungkin memiliki wajah seperti dewasa ini.
(komputer dan internet yang jauh lebih ajaib daripada Piramida Mesir tidak akan
hadir tanpa angka nol. inget sistem bilangan biner?)
Awal
bab buku ini memberikan contoh bagaimana sebuah kapal selam canggih nan mahal
nyaris tenggelam dan tak berdaya karena hal sepele, sistem pemrograman
pengendali mesinnya ngadat karena dalam pemrograman komputerisasinya, ada satu
kehadiran angka nol yang tidak pada tempatnya. Ajaib. Hanya perlu satu angka
nol ntuk menjadikan kapal selam canggih dan mahal itu menjadi rongsokan besi karatan
di dasar samudera. Yah, meski pada akhirnya kapal tersebut dapat diperbaiki,
tapi itupun perlu usaha ekstra keras, terlambat sedikit saja, bisa fatal
akibatnya.
Di
lain pihak, fisika (yang pada gilirannya nanti tanpa ampun menyeret dunia
filsafat dalam gejolak arus membingungkan) hampir mengalami kematian karena
terbentur masalah angka nol. Pada penghujung abad 19, Fisikawan terkenal
Inggris, Lord Calvin (John Calvin, terkenal karena kajiannya di bidang kalor,
namanya diabadikan menjadi nama satuan standar pengukur temperatur mutlak,
derajat Kalvin) mengatakan bahwa ilmu Fisika sudah selesai. teori Mekanika
Newton, teori gelombang elektromagnetik Maxwell, (dan secara tidak langsung dia
menyebut teori termodinamika Calvin :-p) sudah dapat menjabarkan semua fenomena
fisika yang ada. Apalagi yang perlu dipelajari dalam fisika?
Namun,
semua mimpi indah fisikawan itu mengalami benturan dahsyat yang nyaris membuat
dunia fisika hancur lebur. Mimpi buruk pertama dimulai saat seorang fisikawan
ternama, Khircoff, pada tahun 1859, menyelidiki tingkat intensitas radiasi
emisi yang dipancarkan oleh benda hitam (Black Body). Namun, hasil radiasi
emisi ini sungguh di luar harapan para fisikawan saat itu. Teori
elektromagnetik Maxwell yang seharusnya bisa menjelaskan fenomena itu dengan
mudah dan indah, menjadi sama sekali tidak berguna. Bahkan teori probabilitas
Boltzman yang terkenal canggih pun menjadi kelihatan aus saat digunakan untuk
menjelaskan fenomena ini. Fenomena baru ini secara langsung menjadi ancaman
baru dan serius bagi fisika. Ucapan Calvin tinggal menjadi sekedar mimpi.
Revolusi
fisika pun dimulai. dengan rumus yang bisa dikatakan 'untung-untungan', Wilhelm
Wien, menjelaskan fenomena ini dengan melalui hukumnya yang termasyhur, Wien's
Law. Dikatakan untung-untungan karena dia membuat rumus baru yang tidak
memiliki dasar fisika mantap menurut teori klasik, tetapi rumusnya cocok dengan
data hasil pengamatan. Malangnya, Hukum Wien hanya cocok dengan percobaan jika
percobaan tersebut dilakukan pada radiasi dengan frekuensi tinggi. Pada
frekuensi rendah, rumus tersebut memberikan hasil yang jauh dari harapan.
Bantuan kedua datang dari duet Rayleigh-Jeans. Dengan keberuntungan yang sama,
mereka berhasil mencocokkan data percobaan dengan rumus 'sederhana'. Namun sekali
lagi, mimpi buruk itu belum berakhir. Rayleigh-Jeans's Law, uniknya
berkebalikan dengan Wien's 10. Law, rumus ini hanya berlaku pada radiasi benda
hitam yang memiliki frekuensi rendah! Jika teori ini diterapkan pada frekuensi
tinggi, akan muncul yang namanya "ultraviolet catastrophe" atau
"bencana ultraviolet". Arti fisik fenomena ini adalah, ini contoh
sederhana saja, jika suatu benda memancarkan radiasi tingkat tinggi, maka
radiasi yang dihasilkan akan menjadi tak terhingga yang pada akhirnya akan melampaui
batas maksimum, tak penah berakhir. Artinya, jika kita memegang cangkir kopi
panas, maka radiasi panas dari kopi akan terus memancar sampai tak terhingga
sehingga tangan kita akan hangus terbakar sampai ke taraf atom! Padahal bumi
tiap hari disinari matahari! jelas kehidupan akan musnah (bahkan tak akan
pernah ada).
Tapi,
kita tidak mengalami kejadian mengerikan seperti itu kan? Kajian-kajian
fisikawan berikutnya adalah upaya 'mengawinkan' kedua hukum tadi menjadi teori
tunggal. Namun, sekeras apapun mereka berusaha, maka sekeras itu pula tamparan
kegagalan yang mereka terima. Seperti terbang, semakin tinggi terbang ke
angkasa, maka akan semakin sakit jua saat jatuh terhempas tanah.
Namun,
sebelum fisika hancur lebur, Sang Juru Selamat muncul. Fisikawan Jerman, Max
Planck menawarkan solusi ajaib sekaligus mengerikan. Melalui sudut pandang yang
sama sekali baru (bahkan bisa dikatakan bertentangan dengan teori mapan
sebelumnya) Planck merumuskan bahwa problem radiasi benda bisa diselesaikan
jika benda tersebut diamati dengan menganggap energi terpancar dari benda
tersebut dapat 'dipotong-potong' ('potongannya' disebut kuanta). Gagasan ini
sangat radikal dan bisa dikatakan terlepas dari teori mapan sebelumnya (bahkan
bisa dikatakan bertentangan). Analogi dari kuanta ini adalah jika kita sedang
menyetir mobil dan ingin menaikkan kecepatan dari 30 km/jam menjadi 40 km/jam,
maka menurut teori kuantum, speedometer kita TIDAK AKAN PERNAH melewati angka
33 atau 38 km/jam! Dari angka 30, secara ajaib, langsung loncat ke angka 40!
Ini karena energi dipancarkan secara paket, bukan secara perlahan dan kontinu.
Teori klasik jelas tidak mengijinkan hal ini.
Kelak
teori ini dengan bantuan Einstein, Born, Heissenberg, Dirac, de Broglie,
Schrodinger, Pauli, Bohr, dsb melahirkan cabang baru dalam fisika yang disebut
fisika modern, teorinya dikenal sebagai Teori Kuantum. (dan sejak saat itu
pula, apa-apa yang ada embel-embel 'kuantum'-nya akan dianggap hebat, bahkan
hingga saat ini, suatu seminar pelatihan akan tampak hebat jika diberi nama
kuantum learning, dll) .
Dengan
pendekatan jeniusnya tadi, ajaibnya, fenomena radiasi benda hitam tadi dapat
dijelaskan Planck dengan sempurna baik itu pada frekuensi tinggi maupun rendah.
bahkan 14 'kesempurnaan'-nya terlalu menakutkan. Data hasil percobaan dan data
hasil hitungan rumus Planck sama persis!!!
Apa
yang membuat teori Planck sedemikian sukses? Sebelumnya Planck sendiri
mengalami keraguan dalam mempublikasikan teorinya. Bagaimana jika potongan tadi
sedemikian kecilnya sehingga bisa dikatakan nol? teori sempurna tadi juga akan
musnah! Namun, untuk menghindari hal itu, dan inilah kunci keberhasilannya yang
gagal dilakukan para pendahulunya (dan juga apa hubungan cerita panjang lebar
tadi dengan ripiyu buku ini :-p), adalah dia menghindari angka nol!!! Angka Nol
adalah pemusnah! untuk itu dia memperkenalkan suatu konstanta yang menjadi
batas minimal agar suatu benda 'berperilaku normal', tidak menimbulkan bencana
ultraviolet, yang dikenal dengan nama Konstanta Planck (h), dinamakan demikian
untuk menghormatinya.
Berapa
nilai h?
Sangat
kecil tapi BUKAN NOL!!! karena konstanta super mini tadilah kita bisa aman saat
meniup lilin ulang tahun atau berjemur sinar mentari pagi. Bersyukurlah pada
hal-hal kecil dalam hidup ini.
Belakangan
teori kuantum berkembang lebih jauh lagi hingga 'membongkar' habis-habisan
struktur atom. Hingga hari ini, milyaran dollar telah terkuras hanya demi
'mengupas' isi atom hingga bagian paling-paling-paling-paling-paling dasar.
Bidang kajian Fisika Elementer dewasa ini sudah pada taraf 'tak dapat
diungkapkan dengan kata-kata'. namun sekali lagi, mereka terbentur satu hal.
Atom tidak dapat dipecah lagi sehingga menjadi nol... Untuk menjadikannya nol,
perlu energi tak terbayangkan, perlu biaya lebih mahal dan usaha lebih ekstrem.
sekali lagi NOL sang biang kerok! XD
Apa
mimpi buruk fisika sudah berakhir? Apakah sudah berakhir kekalahan fisika dari
angka nol? belum saudara-saudara! goncangan kedua muncul dari Sang Legenda
Termasyhur, Einstein! Dengan teori relativitas (terutama teori relativitas
umumnya) Einstein telah mengubah takdir fisika selamanya. Sebelumnya para
fisikawan dan (sebagian) kaum filsuf berpendapat bahwa alam semesta bersifat
konstan alias steady state. Semesta tidak berawal juga tak berakhir. Semesta
sudah ada 'sejak dulu'. Tidak ada perubahan, tidak ada penciptaan, tidak ada
Tuhan! Edwin Hubble (namanya diabadikan menjadi nama teleskop ruang angkasa
paling terkenal) mengamati bahwa jagat raya sedang mengembang. tapi apa
artinya? Nah, di sini Einstein memainkan peranannya. Secara mencengangkan dia
bisa membuktikan secara matematis (seperti Planck, data hasil rumus sama dengan
data percobaan dengan ketelitian mengerikan) bahwa alam semesta itu mengembang!
Artinya, jika waktu diputar ke belakang, alam semesta ternyata 'lahir' melalui
proses yang dikenal dengan nama Big Bang.
Alam semesta telah lahir. alam semesta
diciptakan. Segalanya memiliki awal. Ada Tuhan.Oya, alasan mengapa Einstein
digelari jenius terbesar sepanjang masa (semua ikon kata 'jenius' pasti mengacu
padanya, mulai dr komik hingga film) adalah berbeda dengan teori kuantum yang
hasil keroyokan, teori relativitas lahir, diurus, dan dikembangkan sendirian
oleh Einstein! nyaris bantuan dari ilmuwan lain hanya berkonstribusi 'secuil'.
Bisa dikatakan karya tunggal Einstein!
Lantas
bagaimana proses penciptaan alam semesta tersebut dimulai? Meski dengan sukses
menerangkan proses pengembangan jagat raya, teori relativitas yang canggih itu
mentok saat, sekali lagi si biang kerok muncul, teori itu 'runtuh' jika
mengukur jagat raya pada waktu (t) sama dengan NOL!!!!
Belakangan
Hawking berusaha memadukan teori relativitas dengan teori kuantum untuk
menjelaskan penciptaan jagat raya. Sebelum-sebelumnya, ini ajaibnya, kedua
teori super canggih tersebut sama sekali tidak mengalami kecocokan. Seperti
teori Wien dan Rayliegh di atas yang tidak ada kecocokannya, kedua teori ini
juga sama. Saat alam semesta (yang dapat dipelajari dg relativitas) diciptakan,
kan wujud aslinya masih berupa bentuk penyusun atom (yang dipelajari dengan
kuantum). seharusnya ada titik temunya kan? Tahun-tahun terakhir hidup Einstein
dihabiskan untuk menggeluti titik temu ini yang dia sebut sebagai teori medan
gravitasi, sayang sampai meninggal, usaha belum berhasil. 'warisan' Einstein
inilah yang menjadi cikal pergolakan intelektual dalam fisika hingga saat ini.
Tapi
ternyata titik temu itu tidak semudah seperti yang diperkirakan. Kemudian
Hawking 'dianggap berhasil' memadukan kedua teori tsb (secara keliru teorinya
disebut Theory of Everything, TOE, padahal belum 'sempurna' dan tidak dapat
menjelaskan segalanya) dengan asumsi yang radikal. Alih-alih menganggap alam
semesta lahir pada saat t=0, Hawking dengan matematika canggihnya,
'membuktikan' bahwa ada waktu (t) sebelum t=0 atau yang disebutnya waktu
imajiner. Artinya ada waktu sebelum waktu. dengan kata lain, tidak ada awal,
tidak ada penciptaan. tidak ada Tuhan. Bisa dikatakan Hawking adalah fisikawan
atheis terbesar sepanjang masa.
Meski
teori Hawking belum final, tapi konsekuensi pergolakan fisika ini tak ayal
menyeret kaum filsuf dan agamawan. di satu sisi mereka mengklaim ada penciptaan
(ada Tuhan), di sisi lain ada klaim tidak ada penciptaan (tidak ada Tuhan).
Perdebatan tanpa akhir ini tidak akan mereda sebelum mereka bisa membuktikan,
apa yang terjadi saat waktu sama dengan NOL?!!
Nol! Nol! Nol! Nol dan sekali lagi,
Nol!!!!!!!!!!
Nah,
'kegilaan' akibat angka Nol inilah yang dibahas dalam buku ini. Yah, meski gak
terlalu mendalam, tapi secara lengkap, buku ini merangkum sejarah kelahiran
angka nol dan usaha-usaha manusia dalam mengalahkan angka nol.
Mengapa
banyak orang begitu takut pada angka 'sederhana' ini? (banyak pelajar dan
mahasiswa takut jika ujian mereka mendapatkan nilai nol XD). Rangkuman usaha
pengalahan angka nol inilah yang menjadi tema mendasar buku ini. Begitu
panjangnya usaha manusia mengalahkan esensi angka nol ini, namun sejauh ini
kita harus mengaku kalah. Hasil yang dicapai bisa dikatakan nol. :-)
Apakah
angka nol bisa dikalahkan?
Mengapa
dalam kesahajaannya angka Nol justru menimbulkan kekompleksitasan yang
mencengangkan?
Apakah
angka nol justru merupakan bentuk eksistensi 'Tuhan' sehingga sebegitu
dahsyatnya? (Saat membaca buku ini, saya nyaris percaya jika nol adalah Tuhan
itu sendiri!) Mengapa, yaitu, dikatakan ada, ya ada, sebab ada nama dan ada bentuk
serta ada ciptaannya.
Dikatakan
tidak ada, Tetapi ada ciptaannya,,, ada namanya akan tetapi tidak nilainya, seperti halnya kitasebagai manusia dan alam semesta.
Jawabannya ada di buku ini.............
Sejak
dulu kala, angka nol memang dianggap 'mengganggu' bahkan oleh para
matematikawan sendiri mereka mengatakan bingung dan kadang menyiksa, he he he, terus
ada aturan aritmatika sederhana menyatakan bahwa jika
a x o = o
a / o = ~
Mengapa
suatu bilangan harus 'menyerah' saat dibagi dengan angka nol menjadi ketakterhinggaan?
Tampaknya, untuk mengalahkan angka nol, kita harus merubah aturan perhitungan
di atas. Artinya? Peradaban kita kembali ke titik nol! Arrrrgggghhhhh.......
sekali lagi nol! kita kalah lagi oleh angka nol! T,T
Arti
kosong nol
Misteri Bilangan 0
Bilangan 1-9
Ratusan
tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan
menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya
memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno.
Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol
digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut
serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup
jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi
mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat
kekacauan logika. Mari kita lihat. Angka 0 Artinya, disebut ada, tetapi tidak
ada. Maksudnya Semua kehidupan akan mengalami kembali ke NOL, dan mengulang lagi ke NOL......... Ada nama tidak ada nilainya. begitu pula kelak kemudian hari manusia akan meninggal, dari nama manusia menjadi mayat, dari mayat menjadi almarhum, almarhumah. ada nama tidak ada wujud, bentuk, rupa dan karakter atau fungsinya,, kecuali amal amalannya atau karyanya yang selalu di ingat sepanjang masa...
Nol,
penyebab komputer macet
Pelajaran
tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu
menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat
pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada
dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali
bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh.
Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada.
Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang
frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Lebih
parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian
aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama
dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan
50 = 1, tetapi 500 = 1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga
misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan.
Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang
canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi
angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor
nol.
Bilangan
nol: tunawisma
Bilangan
disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah
bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar
di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke
kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan
birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju
angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga.
Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini
bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar
terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Lain
lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4
tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh
adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas
tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan
sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika
di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap
bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik
lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak
mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak
mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol
harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan
10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa
berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.
Mudah,
tetapi salah
Guru
meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani
berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung
ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang
dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x = 6 dan y = 1. Sehingga Ani
tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan
bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y = 0 diperoleh x = (25-0)
/3 = 8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x = 0
diperoleh y = (25-3.0) / 7 = 4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4).
Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena
garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.
Ani
membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru
menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar?
Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan
nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis
yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3 x +
7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3 x + 7y = 21.
Selanjutnya,
dalam persamaan yang baru, berikan y = 0 diperoleh x = 21/3 = 7 (tanpa
pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x = 0 diperoleh
y = 21 / 7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah
garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3 x +7 y = 25. Melalui titik
A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang
murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.
Akan
tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis
pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3 × 1 + 7 × 2 = 25 hanya ada satu titik
penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3 × 1 + 7 × 2 itu hanya
berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3 × 1+ 7 × 2 = 21 tidak ada
sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam
sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu
kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah
garis.
Bergerak,
tetapi diam
Bilangan
tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal
antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa
menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi
disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide
ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya
dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili
sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.
Berdasarkan
konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai
ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan
ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan
syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat,
bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa
saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih
ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang
lebih dekat… yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, …, 0,000001. demikian seterusnya,
sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah
bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan
terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke
bilangan 2?
Inilah
Sang Penemu Angka 0
Al-Khawarizmi
Dunia
Barat boleh mengklaim bahwa mereka adalah kawasan sumber ilmu pengetahuan.
Namun sejatinya, yang menjadi Gudang Ilmu Pengetahuan adalah kawasan Timur
Tengah (kawasan Arab maksudnya, bukan Jawa Timur-Jawa Tengah). Mesopotamia,
peradaban tertua dunia ada di kawasan ini juga.
Masyarakat
dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar.
Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar
ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di
Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Jika kaum terpelajar lebih mengenal para ahli
matematika Eropa, maka kaum biasa juga mengenal ilmuwan Muslim yang menjadi
rujukan para ahli matematika tersebut.
Selain
ahli dalam matematika al-Khawarizmi, yang kemudian menetap di Qutrubulli
(sebelah barat Baghdad), juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga musik.
Karya-karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq
dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Inilah yang menjadi rujukan para ilmuwan Eropa
termasuk Leonardo Fibonacce serta Jacob Florence.
Muhammad
bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan.
Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan.? Selain itu, dia juga
berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan
linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur
sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut
saat ini.
Al-Khawarizmi
juga seorang ahli ilmu bumi. Karyanya Kitab Surat Al-Ard menggambarkan secara
detail bagian-bagian bumi. CA Nallino, penterjemah karya al-Khawarizmi ke dalam
bahasa Latin, menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat
menghasilkan karya seperti al-Khawarizmi ini.
Pada
zaman ini, angka merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Contohnya, tanggal pada kalender, nilai nominal pada uang, dan banyak
lagi.Bisakah anda bayangkan bagaimana dunia bila tidak ada angka? Pasti segala
sesuatu akan menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.
Tapi,
bagaimanakah sebenarnya sejarah munculnya angka tersebut? Apakahsebenarnya yang
disebut angka atau bilangan? Siapa saja tokoh-tokoh dalam sejarah yang
berpengaruh dalam ilmu matematikan ?
Bilangan dan angka
Dalam
penggunaan sehari-hari, angka dan bilangan seringkali dianggap sebagai dua hal
yang sama. Sebenarnya, angka dan bilangan mempunyai pengertian yang berbeda.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Sedangkan angka adalah suatu simbol atau lambang yang digunakan
untuk mewakili satu bilangan. Contohnya, bilangan lima dapat dilambangkan
dengan angka 5 maupun menggunakan angka romawi V. Lambang ”5” dan ”V” yang
digunakan untuk melambangkan bilangan lima disebut sebagai angka. Jadi,
sebenarnya benda apakah yang biasa kita sebut dengan bilangan itu?
Setiap
bilangan, misalnya bilangan yang kita lambangkan dengan angka 1, sesungguhnya adalah konsep abstrak yang tidak
bisa tertangkap oleh indra manusia,
tetapi bersifat universal.
Misalnya, tulisan atau ketikan 1. Yang anda liat di kertas dan sedang
anda baca saat ini bukanlah bilangan 1, melainkan hanya lambang dari bilangan
satu yang tertangkap oleh indera penglihatan anda berkat adanya pantulan cahaya
dari kertas ke mata anda. Demikian pula bila anda melihat lambang yang sama di
papan tulis, yang anda lihat bukanlah bilangan 1, melainkan tinta dari spidol yang membentuk
lambang dari bilangan 1. Dalam matematika, konsep bilangan selama
bertahun-tahun telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan asli,
bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irasional, dan lain-lain.
Bilangan
asli merupakan salah satu konsepmatematika yang paling sederhana dan termasuk
konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan
beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis kera besar juga bisa
menggunakannya. Bilangan asli terdiridari bilangan bulat positif yang bukan nol
(1, 2, 3, 4,....). Wajar bila jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk
menghitung ini tidak menggunakan nol. Karena sebenarnya dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak membutuhkan bilangan nol. Seperti dalam menghitung apel
pada gambar di bawah, kita tidak menghitungnyadengan cara menghitung dari nol
(nol apel, satu apel, dua apel, ....) melainkan dengan menghitung dari satu.
Atau saat ditanya berapa apel yang kamu punya, kita akan lebih cenderung
menjawab tidak punya apel ketimbangmenjawab saya punya nol apel.
Perkembangan
angka dan angka dari berbagi tempat. Kemungkinan terbesar manusia mulai
menghitung adalah setelah bahasa berkembang. Saat itu jari-jari tangan
merupakan alat hitung yang paling alami. Itulah sebabnya mengapa sistem perhitungan
yang kita gunakan saat ini menggunakan bilangan berbasis 10. Untuk mencari
bukti sejarah, ukiran pada batu atau kayu adalah solusi yang paling alami. Dari
bukti sejarah, sistem hitung yang paling awal terdiri dari simbol berulang yang
masing-masing terdiri dari sepuluh, yang diikuti oleh pengulangan simbol untuk
satu. Untuk contoh pada angka-angka yang digunakan saat ini seperti 1 sampai
10, kemudian 11 (simbol bilangan satu diulang pada simbol bilangan sebelas
sebagai penanda 11 adalah 10 + 1). Atau pada bilangan romawi, bilangan dua
puluh satu dilambangkan menjadi XXI (simbol angka sepuluh diulang kemudian
dimulai lagi dari satu sebagai penanda 20 adalah 10 + 10 +1)
Angka Mesir (3000-1600 SM)
Di
Mesir, sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi, bukti sejarah yang ditemukan
menyebutkan bahwa satu disimbolkan sebagai garis vertikal, sedangkan 10
diwakilkan oleh lambang ^. Orang mesir menulis dari kanan ke kiri, jadi
bilangan dua puluh tiga disimbolkan menjadi |||^^. Bila anda sulit
mengartikannya menjadi 23, bandingkanlah dengan angka romawi XXIII. Angka
romawi tersebut pada dasarnya adalah sistem Mesir, diadaptasi oleh Roma dan
sampai sekarang masih kita gunakan setelah kemunculan pertamanya yaitu
lebihdari 5000 tahun yang lalu.
Para
juru tulis Fir'aun (yang hartanya sangat sulit untuk dihitung) menggunakan
suatu sistem untuk menghitung angka-angka besar. Memang sulit digunakan, tapi
tidak diragukanlagi itu yang mereka pakai. Membaca versi tertulis dari
angka-angka besar mesir sama seperti menghitung total nilai dari koin-koin judi
di Las Vegas. Orang-orang mesir kuno meletakan angka yang besar di kanan, dan
yang kecil di kiri. Jadi, untuk keperluan demonstrasi, bayangkanlah koin A
bernilai 100.000, koin B bernilai 10.000, koin C bernilai 1.000, koin D bernilai
100, koin E bernilai 10, dan koin F bernilai 1. dengan nilai-nilai itu, angka
Mesir FEEEDDDDDDCCCCBBBAA bisa mewakilkan angka 234.641. Dan angka-angka besar
seperti ini berperan dalam dokumen yang mendeskripsikan harta-harta
milikfiraun. Simbol Mesir untuk angka besar seperti 100.000, adalah suatu
simbol yang seperti burung, tetapiangka-angka yang lebih kecil dilambangkan
dengan garis lurus dan melengkung.
Angka Babylonia (1750 SM)
Orang-orang
Babylonia, menggunakan sistem bilangan berbasis 60. Sistem ini benar- benar
sulit digunakan, karena secara logika seharusnya membutuhkan 59 simbol yang
berbeda (sama seperti sistem desimal berbasis 10 saat inimempunyai simbol yang
berbeda sampai 9). Sebaliknya, angka di bawah 60 dilambangkan dengan
kelompok-kelompok sepuluh.
Angka Babylonia
Yang
menyebabkan bentuk tertulisnya sangan aneh jika dibandingkan dengan composisi
aritmatika manapun.
Melalui
keunggulan orang Babylonia pada bidang astronomi, sistem perhitungan berbasis
60 mereka masih ada sampai sekarang pada 60 detik dalam satu menit, dan pada
pengukuran sudut, 180 derajat pada jumlah sudut segitiga dan 360 derajat pada
sudut satu lingkaran. Dan jauh setelah itu, saat waktu bisa diukur dengan
akurat, sistem yang sama juga digunakan dalam 60 menit dalam 1 jam.
Orang
Babylonia mengambil langkah krusial menuju suatu sistem perhitungan yang lebih
efektif. Mereka memperkenalkan konsep nilai tempat, yaitu angka yang sama bisa
mempunyai nilai yang berbeda tergantung letak angka pada urutan. Untuk lebih
jelas, kita ambil contoh angka 222. Pada angka tersebut terdapat tiga angka 2
yang mempunyai nilai yang berbeda-beda, yaitu 200, 20, dan 2. Tapi konsep ini
baru dan merupakan langkah yang sangat berani bagi orang Babylonia. Untuk
mereka, dengan sistem perhitungan berbasis 60, sistem nilai tempat lebih sulit
untuk digunakan. Untuk mereka angka simpel seperti 222 mempunyai nilai 7322
bila menggunakan sistem hitung berbasis 10 yang kita gunakan (2 x60 kuadrat + 2
x 60 + 2)
Sistem
nilai tempat membutuhkan suatu tanda yang bermakna ”kosong”, untuk saat-saat
dimana jumlah nilai pada satu kolom sama dengan kelipatan 60. Dari sinilah awal
mula angka 0. Meskipun bilangan nol itu sendiri belum ada, dan angka 0 tidak
mempunyai nilai numerik tersendiri.
Angka
Suku Maya
Suku
maya, sama seperti suku Aztec, menggunakan sistem bilangan berbasis 20.Seperti
orang Babylonia, suku Maya menggunakan sistem nilai tempat, dan tentu saja,
angka nol. Mereka menggunakan 3 set grafik notasi yang berbeda untuk mewakili
angka:
a) Dengan titik dan garis,
b) Dengan figur
antropomorfik, dan
c) dengan simbol.
Angka suku Maya
Figur di atas melambangkan
angka 0-10 untuk suku Maya
Angka Romawi 300 SM
Angka
romawi menggunakan sistem bilangan berbasis 5. Angka I dan V dalam angkaromawi
terinspirasi dari bentuk tangan, yang merupakan alat hitung alami. Sedangkan
angka X/ lambang dari 10, adalah gabungan dua garis miring yang melambangkan 5.
Dan L, C, D,dan M, yang secara urut mewakili 50, 100, 500, dan 1.000, merupakan
modifikasi dari simbol Vdan X
Garis
yang miring mewakili jempol, yang kemudian menjadi simbol limaX(10) adalah
gabungan dua garis miring
Symbol
L, C, D, & M merupakanmmodifikasi dari simbol V & X. Untuk menulis
angka, orang Romawimenggunakan sistem penjumlahan : V + I = VI (6) atau C + X +
X + I = CXXI (121), dan sistem pengurangan : IX (I sebelum X =9) atau XCIV
(Xsebelum C = 90, I sebelum V = 4)
Nol,
Sistem Desimal , dan Angka Hindu-Arab (300 SM – sekarang). Pada sistem
perhitungan Babylonia dan Maya, bentuk angka tertulisnya masih sangan rumit untuk
perhitungan aritmatika yang efisien. Selain itu, angka nol belum berfungsi
penuh.
Agar
angka nol bisa memenuhi potensinya dalam matematika, setiap bilangan harus
mempunyai simbol sendiri atau paling tidak angka-angka dasar dalam basis
hitungan mempunyai simbol sendiri. Sistem ini kemungkinan muncul pertama kali
di India. Angka-angka yang dipakai saat ini mengalami perubahan-perubahan
bertahap sejak 3 abad sebelum masehi.
Orang-orang
India menggunakan lingkaran kecil saat tempat pada angka tidak mempunyai nilai,
mereka menamai lingkaran kecil tersebut dengan nama sunya, diambil dari bahasa
sansekerta yang berarti ”kosong”. Sistem ini telah berkembang penuh sekitar
tahun 800 Masehi, saat sistem ini juga diadaptasi di Baghdad. Orang arab
menggunakan titik sebagai simbol ”kosong”, dan memberi nama dengan arti yang
sama dalam bahasa arab, sifr.
Sekitar
dua abad kemudian angka India masuk ke Eropa dalam manuskrip Arab, dan dikenal
dengan nama angka Hindu-Arab. Dan angka Arab sifr berubah menjadi ”zero” dalam bahasa Eropa modern, atau dalam bahasa
Indonesia, ”nol”. Tetapi masih perlu berabad-abadlagi sebelum ke-sepuluh angka
Hindu-Arab secara bertahap menggantikan angka romawi di Eropa, yang diwarisi
dari masa kekaisaran Roma.
Tokoh-tokoh
matematika
Leonardo
Pisano/Fibonacci (1170-1250). Lenardo Pisano Bogolo, juga dikenal dengan nama
Leonardo of Pisa, Leonardo Pisano , Leonardo Bonacci, atau yang paling sering
disebut dengan nama Fibonacci, adalah seorang ahli matematika dari Itali.
Beberapaorang menyebutnya “ahli matematika dari barat yang paling berbakat pada
abad pertengahan”.
Fibonacci
dikenal oleh dunia karena menyebarkan sistem perhitungan Hindu-Arab di Eropa.
Terutama melalui publikasi bukunya pada awal abad ke 13 yaitu Book of
Calculation atau Liber Abaci.
Lahir
sekitar tahun 1170, anak dari Guglielmo Fibonacci, seorang pedagang kaya
italia. Guglielmo memimpin sebuah pos perdagangan (beberapa catatan menyebutkan
ia adalah konsultan untuk Pisa) di Bugia,sebuah pelabuhan di sebelah timur
Algiers Muwahidun kesultanan dinasti diAfrika Utara (sekarang Bejaia,
Aljazair). Sebagai anak muda, Leonardo berpergian dengan ayahnya untuk membantu
ayahnya, disanalah dia belajar tentang sistem perhitungan Hindu-Arab.
Menyadari
bahwa berhitung dengan angka Hindu-Arab lebih sederhana dan lebih efisien
dibandingkan dengan angka Romawi, Fibonacci menjelajahi seluruh dunia.
Mediterania untuk belajar di bawah pengawasan matematikawan Arab terkemuka saat
itu. Leonardo kembali dari perjalanannya sekitar 1200. Pada 1202, saat ia berusia
32 tahun, ia menuangkan semua yang ia pelajari kedalam buku Liber Abaci (Kitab
Abacus atau Book of Calculatiaon), dan dengan demikian memperkenalkan
angka-angka Hindu-Arab ke Eropa
Al-khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah
Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu
Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai
Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi,
Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.
Beliau dilahirkan di Bukhara. Tahun
780-850M adalah zaman kegemilangan Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi telah wafat
antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan Al-Khawarizmi hidup sekitar awal
pertengahan abad ke-9M.
Sumber lain menegaskan beliau hidup di
Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/ 780M dan meninggal tahun 266H/ 850M di
Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan
bahwa Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas.
Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam
bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah
Islam dan kimia.
Beliau
telah menciptakan pemakaian Sinus dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri
dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah
al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.
Beliau
bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi.
Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau
pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada
dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai
disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan
aljabar dan hisab (ilmu hitung Islam). Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau
pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang
begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.
Kepribadian
al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Inidapat
dibuktikan bahwa G.Sarton mengatakan bahwa “pencapaian-pencapaian yang
tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini
Al-Khawarizmi. Tokoh lain,Wiedmann berkata…." Al-Khawarizmi mempunyai
kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia
sains". Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yangdiperkenalkan oleh
Al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain.
Pythagoras
Pythagoras
of Samos adalah seorang filsuf YunaniIonia dan pendiri gerakan keagamaan
disebut Pythagoreanism. Sebagian besar informasi tentang Pythagoras ditulis
berabad-abad setelah ia hidup, dan sedikitnya informasi yang dapat dipercaya
sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang dia.
Ia
lahir di pulau Samos, dan mungkin bepergian secara luas di masa mudanya,
mengunjungi Mesir dan tempat-tempat lain untuk mencari pengetahuan. Sekitar 530
SM, ia pindah ke Croton, sebuah koloni Yunani di Italia selatan, disana dia
mendirikan sebuah sekte keagamaan. selanjut-nya ia mengajar ritual keagamaan dan
praktek yang dikembangkan oleh Pythagoras, dan mempelajari teori
filosofisnya.
Masyarakat
mengambil peran aktif dalam politik Croton, tapi ini akhirnya menyebabkan
kejatuhan mereka. Tempat pertemuan Pythagoras dibakar, dan Pythagoras terpaksa
melarikan diri. Dia dikatakan telah mengakhiri hari-harinya di Metapontum.
Pythagoras memberikan kontribusi berpengaruh terhadap filsafat dan
ajarankeagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Ia sering dipuja sebagai matematikawan
besar, mistik dan ilmuwan, dan dia terkenal karena teorema Pythagoras yang
diambil dari namanya.
Kesimpulan
Angka
adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, dan orang-orang padazaman
dahulu sangat menyadarinya. Karena itu mereka membuat beraneka ragam sistem
hitung untuk mempermudah hidup mereka. Tugas kita sebagai generasi penerus. kita harus terus mengembangkan ilmu-ilmu tentang sistem perhitungan untuk mempermudah
kehidupan kita, dan anak-anak kita di kemudian hari
Sekilas Tentang Angka satu
Hal ini menunjukkan bahwa 1
merupakan angka identitas dalam perkalian - semua bilangan dikali 1 hasilnya
adalah bilangan itu sendiri
Di dalam sistem bilangan
riil, angka 1 dapat diwakili oleh dua macam cara sebagai angka desimal
berulang:
Di dalam axiom Peano atau
representasi. Himpunan ini memiliki kardinalitas 1 dan urutan hereditas 1.
(Himpunan yang hanya memiliki satu anggota saja disebut himpunan tunggal).
Di dalam buku Principia
Mathematica, matematikawan Alfred North Whitehead dan Bertrand Russell
mendefinisikan angka 1 sebagai himpunan seluruh himpunan tunggal.Angka 1 merupakan faktorial,
pangkat dua, pangkat tiga (dan seterusnya) angka itu sendiri
Angka 1 juga
merupakan angka figurasi yang pertama untuk setiap jenisnya (baik itu angka
segitiga, angka segilima, angka segienam beraturan, maupun yang lainnya).
Angka 1 juga merupakan angka
pertama dan kedua dalam deretan Fibonacci, dan merupakan angka pertama dalam
banyak deretan-deretan yang lain di dalam matematika.
Angka 1 merupakan perkalian kosong.
Angka 1 adalah bilangan bulat positif ganjil terkecil.
Angka 1 merupakan salah satu angka pembagi harmonis.
Angka 1 seringkali dipakai untuk mewakili pernyataan
'benar' dalam sistem Boolean pada ilmu komputer.
Angka
1 merupakan sebuah bilangan prima (walaupun saat ini sedang dikaji ulang apakah
benar 1 termasuk di dalam bilangan prima dan bilangan komposit). Definisi
bilangan prima adalah bahwa bilangan tersebut hanya dapat dibagi oleh angka 1
dan bilangan itu sendiri. Angka 1 dapat tidak dianggap sebagai bilangan prima
karena angka 1 merupakan satu-satunya bilangan prima yang hanya memiliki satu
pembagi.
Angka
1 merupakan satu dari tiga kemungkinan hasil dari fungsi Möbius. Jika sebuah
bilangan bulat yang tanpa kuadrat dengan jumlah faktor prima genap dimasukkan
ke dalam fungsi Möbius, maka hasilnya adalah satu. (Kemungkinan lain dari
fungsi tersebut menghasilkan
Angka 1 termasuk salah satu dari angka perkalian
sempurna.
Angka
1 merupakan digit pertama paling umum di dalam berbagai himpunan
Itulah sekilas sejarah dan riwayat kemunculan
nama angka-angka yang hingga kini masih tetap kita gunakan dalam setiap nama
ilmu pengetahuan apapuan itu nama ilmunya dan di setiap sendi kehidupan. Dengan
di uraian sejarah dan riwayat nama angka tersebut diatas semoga dapat menambah
hasanah dan wawasan ilmu pengetahuan kita bersama.
Angka TIDAK hanya SEBATAS nama ALAT HITUNG
Instrospeksi,
evaluasi, dan pengembangan diri melalui angka
Kunci
Menjadi
Sukses
Pengembangan
diri
Semua
orang yang sukses harus bisa berkembang. Perkembangan itu sendiri tidak datang dengan sendirinya, pengembangan diri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pengembangan
Diri Cara Sukses Tips Sukses dapat dilakukan dari berbagai aspek, bisa aspek
kualitas diri (sikap dan mental), finansial, karir, dan lain sebagainya. Dari
semua aspek, hal yang paling penting untuk dikembangkan adalah kualitas diri.
Kualitas
diri tidak dapat dibentuk dengan instan, semua harus dilalui dengan proses yang
tepat. Proses yang saya maksud adalah pengalaman. Semakin banyak pengalaman
yang kita miliki semakin berkembang juga kualitas diri kita.
Bagaimana
caranya agar kita bisa terus mengembangkan diri, berikut beberapa cara praktis
yang bisa kita lakukan.
1.
Baca
Buku
Untuk mengembangkan diri,
hal pertama yang harus berkembang adalah dari sisi mindset atau pola pikir.
Mindset atau pola pikir adalah fondasi dasar kesukesan seseorang. Tidak mungkin
seseorang bisa sukses jika tidak memiliki pola pikir orang sukses. Banyak cara
yang bisa digunakan untuk menanamkan mindset sukses dalam diri, salah satunya
adalah dengan dengan cara memperbanyak membaca buku tentang pengembangan diri.
Membaca
(khususnya buku pengembangan diri) dapat membuka wawasan dan pengetahuan kita.
Sebuah buku ditulis oleh seseorang yang telah memiliki pengalaman, paling tidak
dalam bidangnya sendiri. Sebuah buku dapat menjelaskan pandangan, opini, dan
kiat sukses seseorang secara mendalam. Melalui buku kita bisa belajar dengan
penulis tanpa bertemu dengan orangnya.
Nah,
apa jenis buku yang cocok untuk pengembangan diri? Tentu saja buku-buku yang
berbau motivasi, kesuksesan, atau psikologi populer. Anda bisa memilih buku
yang paling tepat untuk kebutuhan Anda.
2.
Mencoba Hal Baru
Untuk
menjadi orang yang berkembang, kita perlu memiliki wawasan yang luas, selain
dengan membaca, kita juga bisa melakukannya dengan mencoba hal baru, tentu saja
hal baru yang positif. Saya punya teman yang memiliki hobi masak. Untuk
meningkatkan pengetahuan masaknya, dia sering berwisata kuliner dan mencoba hal
makanan baru. Dia sering mendapatkan ide atau inspirasi dari makanan baru yang
dicicipnya dan hal ini sangat bermanfaat untuk menambah ide masaknya.
Anda
bisa melakukan hal baru yang sesuai dengan gaya Anda namun tidak perlu terlalu
ekstrim, misalnya dengan belajar bahasa asing, bahasa yang baru bagi Anda.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba kunjungi tempat-tempat baru seperti
pegunungan, pantai atau tempat wisata tertentu.
Bagi
Anda seorang karyawan, Anda bisa mencoba berbisnis. Saya yakin Anda akan
mendapatkan banyak inspirasi saat Anda mulai berbisnis. Namun, Anda juga akan
menemukan banyak tantangan yang bermula dari rasa takut dan ragu.
Sering
kali ketika ingin mencoba hal baru, hati kecil berkata, “apa saya bisa?”.
Ketakutan dan keraguan seperti ini akan menjadi penghambat bagi diri kita.
Meski demikian tetaplah mencoba. Walaupun kita melakukan kesalahan kita tetap
bisa belajar dari pengalaman tersebut. Dengan demikian kita semakin memperkaya
pengalaman hidup.
3.
Tingkatkan Skill Anda
Jika
Anda ingin berkembang, kemampuan yang Anda miliki saat ini perlu Anda
tingkatkan. Misalnya, Anda bisa berbicara di depan umum, tetapi masih belum
begitu bagus. Anda bisa belajar atau sering melatih diri berbicara di depan
umum.
Sebaliknya,
jika Anda merasa punya kekurangan dalam kemampuan tertentu, padahal Anda
membutuhkan kemampuan tersebut untuk kesuksesan Anda, Anda wajib mengembangkan
kemampuan tersebut. Misalnya jika Anda seorang yang bekerja di bidang
penjualan, padahal Anda merasa sangat sulit untuk menghadapi orang baru,
bernogiasi atau menawarkan suatu produk. Anda wajib meningkatkan kemampuan Anda
di bidang tersebut dengan belajar.
Anda
bisa belajar dengan membaca atau mengikuti seminar atau workshop. Saat ini ada
banyak penyelenggara seminar-seminar softskill. Anda bisa memilih seminar atau
workshop yang paling Anda butuhkan. Dengan mengikuti pelatihan softskill akan
sangat bermanfaat untuk kehidupan Anda, tidak hanya saat ini tetapi di masa
yang akan datang.
Olahraga
Mengembangkan
diri bukan soal mental saja, tetapi juga soal fisik. Contoh, jika Anda dalam
situasi baru pulang kerja dan lelah karena sudah lembur di kantor, apakah Anda
masih ingin membaca buku-buku pengembangan diri? Tentu Anda lebih memilih tidur
atau istirahat.
Kondisi
fisik berpengaruh terhadap kondisi mental, begitu juga sebaliknya. Dalam
psikologi dikenal istilah psikosomatis yaitu sakit fisik yang ditimbulkan oleh
faktor psikologis. Contohnya, ketika Anda diminta berbicara di depan umum, 5
menit sebelum naik panggung, tiba-tiba Anda merasa perut mules. Perut mules
yang disebabkan oleh rasa takut atau cemas ini terjadi karena hendak berbicara
di depan panggung.
Jadi
memang ada kaitan yang kuat antara faktor fisik dan psikologis (mental). Dengan
berolahraga secara rutin, Anda bisa menjaga kondisi fisik dengan baik,
sehingga, Anda bisa senantiasa mengembangkan kualitas diri. Dalam bahasa latin
hal ini dikenal sebagai “mens sana in corpore sano” yang berarti “di dalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.
5.
Minta Masukan dari Teman
Anda
bisa bertanya kepada teman Anda, bagaimana performa Anda akhir-akhir ini.
Mintalah masukan dengan pikiran terbuka. Saat meminta masukan dari teman Anda,
lakukanlah dengan natural jangan membuat teman Anda merasa canggung dengan
pertanyaan Anda.
Dalam
situasi ini Anda harus siap menerima masukan negatif (jika ada). Sebalikya,
ketika Anda mendapatkan masukan yang positif, tetaplah bersikap bersahaja,
jangan tinggi hati. Semua masukan dari teman Anda akan menjadi bahan evaluasi.
Anda
bisa memulai dengan bertanya kepada rekan kerja tentang prestasi kerja Anda
selama ini. Misalnya, apa yang dia rasakan saat bekerja sama dengan Anda?
Apakah dia merasa nyaman atau tidak? Dengan demikian, Anda bisa mengevaluasi
kinerja Anda. Masukan ini sangat bagus untuk perbaikan Anda di masa depan dan
menyadarkan Anda bahwa Anda sudah memiliki perubahan ke arah yang positif.
Itulah
5 cara yang bisa Anda gunakan untuk mengembangkan kualitas diri. Anda tidak
perlu mencoba semua hal ini, pilihlah cara yang paling tepat untuk membantu
pengembangan diri Anda.
Proses
pengembangan diri adalah proses seumur hidup, setiap waktu setiap saat adalah
kesempatan kita untuk meningkatkan kualitas diri kita. Dengan terus
meningkatkan kualitas diri, percayalah, Anda akan segera mencapai kesuksesan
Anda. Jika Anda memiliki cara praktis pengembangan diri selain dari 5 hal yang
saya jelaskan, silahkan berbagi di sini.
Inilah
Hal Baru
Ayo
belajar.......
by Namephology
Angka, Angka, Angka, dan Angka. Angka
dan Matematika adalah dua bidang nama yang paling erat hubungannya ibarat
nanusia dan alam semesta. Angka dan Matematika adalah. dua bidang ilmu yang
sangat luas penggunaannya. Berbagai bidang ilmu pengetahuan tidak ada yang
tidak bersentuhan dengan ilmu matematika Atau angka, ilmu matematika adalah
bidang ilmu yang mengkhususkan diri dalam bidang hitung menghitung, penomoran,
perumusan dan sebagainya.
Mulai
dari ilmu kedokteran, pisika, psikologi, komunikasi, teknik mesin, manajemen,
dan ESDM pun semua membutuhkan ilmu matematika yakni ilmu yang mengunakan Angka
dan hitungan.
Psikologi,
angka dan matematika adalah tiga bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan,
karena sama-sama memilik keterkaitan yang sangat erat hubungannya dalam mempelajari
tentang manusia, karakter, kondis dan segala tingkah lakunya. Sehingga wajar
sekali jika banyak pihak yang menggunakan psikologi, angka dan matematika
sebagai alat analisis ataupun bahan penujang meteri-materi yang ada didalaminya.
Begitupun dengan ilmu matematika yang sangat erat dan tidak dapat terlepas
dengan segala kegiatan perilmuan, apapun itu nama ilmunya, matematika dan angka
adalah nama ilmu yang berhubungngan langsung dengan psikologi dan kehidupan
masyaraka secara umum dan luas.
Perkembangan
ilmu psikologi dan matematika itu sendiri berjalan dengan sangat pesat. Para ahli psikologi dan matematika seakan
tidak henti-hentinya untuk mengaplikaasikan ilmu ini keberbagai bidang
kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari yang bersifat
mengurangi masalah kepribadian, mental sampai ke pengembangan potensi diri.
Psikologi dan matematika sebagai ilmu yang mengkhususkan diri untuk mempelajari
karakter dan kepribadian, perilaku serta kondisi manusia secara individu kelompok atau golongan.
Ilmu
psikologi dan matematika seakan tidak pernah habis-habisnya untuk digali dan
dikaji, Hal yang marak dan mudah teramati beberapa tahun belakangan ini adalah
bermunculannya buku-buku pengembangan diri. Secara mandiri, buku-buku itu
bertujuan untuk menjadikan kita sebagai manusia yang paling optimal (terutama
dari sisi pengembangan potensi). Tidak jarang, dari berbagai buku tersebut,
munculnya banyak teori-teori baru yang mencoba menjelaskan tentang tingkah laku
manusia, termasuk buku yang satu ini mencoba memberikan wacana pengembangan
diri yang tak lajim, ialah menginstrospeksi,mengevaluasi diri sekaligus
mengembangkan diri melalui nama angka.
Buku
ini tentu saja tidak berusaha untuk menyaingi mereka. Namun buku ini secara
sederhana mencoba menjawab berbagai pertanyaan yang berkisar tentang, untuk apa
saya belajar psikologi dan pengembangan diri melalui nama angka. Adakah manfaat
yang dapat saya rasakan langsung dengan belajar psikologi dan pengembangan
diri?
Buku
ini juga mencoba merangkum rasa dahaga dari orang-orang di luar psikologi, yang
tidak atau belum pernah mempelajari psikologi dalam tataran pendidikan formal
tentang apa dan bagaimana manfaat belajar psikologi. Karena saat ini banyak
sekali ditemukan orang-orang yang ingin mendalami psikologi, tetapi mereka
tidak tau harus memulai dari mana.
Selanjutnya,
berbagai tulisan yang penulis tuangkan dalam buku ini juga akan mencoba
mengungkap konsep-konsep dasar dari psikologi umum, dan menjelaskan tentang
positif dan negatifnya karakter manusia melalui nama Angka kemudian menguraikan
serta mengaplikasikan pada wacana pengembangan diri. Bahasa-bahasa yang
konseptual, akan penulis coba di turunkan sampai tingkat operasionalnya.
Berbicara tentang psikologi untuk pengembangan diri,
sebenarnya tidak akan terlepas dari sepak terjang pendukung aliran humanistik.
Humanistik, sebagai aliran yang mengkritik habis behaviorisme, ialah
aliran yang sangat fokus terhadap
bagaimana seseorang dapat mencapai aktulisasi dirinya. Berikut ini adalah
kutipan dari Friedman dan schustack. Pendekatan humanistik, yang berdasarkan
pada pemikiran filosofis yang lebih rumit mengenal eksistensialisme, lebih
leluasa untuk memberikan penghargaan pada jiwa manusia yang notabenenya manusia
adalah mahluk penghargaan.
Oleh
karena itu Abraham Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai gerakan ketiga,
dua gerakan pertama adalah behaviorisme dan psikoanalisis. Pendekatan
humanistik berfokus pada sifat dasar manusia yang kreatif
Walaupun begitu, kalau kita cermati lebih dalam, setiap
aliran sebenarnya tetap memiliki kontribusinya masing-masing terhadap
pengembangan diri seorang individu untuk mencapai aktualisasi dirinya. Sebagai
contoh, aliran behaviorisme telah memberikan sumbangan yang luar biasa besar
dan positif terhadap psikologi belajar. Berbagai penelitian yang telah dilakukan
oleh Pavlov, Skinner, Watson dll, telah telah menyumbang kontribusi yang tidak
dapat di abaikan begitu saja sebagai peletak dasar-dasar perilaku belajar
manusia.
Oleh karena itu, buku ini cenderung akan menghidari
kacamata kuda dalam melihat satu aliran tertentu, namun memiliki tendensi untuk
mengaplikasikan semangat dari psikologi positif, yang dihubungkan dengan angka
sebagai media dan objek pembahasannya, mengapa, karena buku ini mencoba
memaparkan angka sebagai lambang karakter manusia dari sisi positif dan
negatifnya.
Kelahiran psikologi positif, penulis lebih suka
menyatakan sebagai ilmu psikologi pengebangan diri, walaupun, secara konseptual
dan prinsipnya mungkin berbeda, dan itu semua dilandasi oleh pengamatan para
ahli dan penulis didalamnya mengenai lajurnya perkembangan ilmu psikologi yang
selama ini ternyata lebih banyak didasari oleh penelitiannya pada aspek-aspek
negatif dari perilaku manusia, seperti patologis, penyakit mental, kegilaan dan
demensi negatif lainnya dari tingkah laku dan pikiran manusia tampa menyinggung
karakter.
Berdasarkan banyaknya literatur, kelahiran psikologi
positif atau psikologi pengembangan diri merupakan upaya metodologi ilmiah
untuk menemukan dan menyatakan dengan jelas faktor-faktor yang mampu mendorong
individu, kelompok, organisasi dan masyarakat secara luas untuk dapat maju dan
berkembang.
Psikologi
positif
Didorong
oleh teori Abraham Maslov dan Carl Rogers setengah abad lalu, sebagian teori
kepribadian modern saat ini peneliti dorongan positif kehidupan, gerakan yang
disebut psikologi positif (positive psychologi). Psikologi positif lebih memperhatikan kreativitas harapan, kebijaksanaan,
serta spiritulitas, dan tidak memperdulikan agresi, kelemahan, dan potologi
(seligman& Csikszentmihalyi, 2000.
Dalam
bidang kesehatan, hal ini berarti adanya perhatian terhadap ilusi positif yang
dapat membantu kita mengatasi masalah atau kesusahan dan proses penyembuhan
diri sendiri, yang dapat meningkatan stabilitas atau keseimbangan emosional)
(friedman, 2006, friedman dkk, 1995 taylor dkk 2000), Jadi antusias, percaya
pada orang lain, merasa mampu mengatur diri, memiliki kemampuan yang baik dalam
menghadapi rintangan, dan bisa menyesuaikan diri dengan situasi, cenderung
lebih sehat dan hidup lebih lama. Tetapi, yang ada adalah tidak selalu orang
tersebut memiliki posisi yang lebih baik secara objektif, terkadang yang
terpenting adalah keterampilan dan orientasi psikologis.
Penekanan
dalam psikologi positif sering kali memancing munculnya penelitian mengenai
kebijaksanaan, kesuksesan, dan ferforma yang lebih baik. (kebaikan dari
penelitian penyakit mental, prilaku patalogis, dan kegagalan motivasi dan
control). Terdapat peningkatan perhatian pada model yang mencegah berkembangnya
kepribadian yang tidak sehat, meningkatkan pertumbuhan psikologis yang sehat,
dan memperhatikan tentang mengapa dan bagaimana beberapa orang tetap tabah
menghadapi krisis dan stress. Hal ini merupakan tantangan baru bagi masa depan
psikologi kepribadian.
Sumber; Howard s. Fiedman & Miriam W
Schustack. 2008 Kepribadian; Teori klasik dan Riset Modern, Edisi, jilid 1.
Penerbit Erlangga
Penjelasan
psikologi positif dalam buku ini antara lain akan mengacu pada buku karangan
Alex Linley dan stephen joseph. Mereka mengatakan bahwa definisi kerja dari
psikologi positif, aplied positive psychology is the application of
positive psychology research to the facilitation of optimal functioning. Berdasarkan
hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa psikologi positif adalah aplikasi dari
penilitian-penelitian sejenis yang berkutat pada fungsi-fungsi manusia.
Selanjutnya,
dikatakan bahwa aplikasi dari psikologi positif dapat diterapkan pada level
individu, kelompok, organisasi,komunitas, dan atau masyarakat. Aplikasi dari
psikologi positif adalah upaya untuk mendukung keberfungsian secara optimal
dari rentang keberfungsian manusia dari desorder dan distress kepada level
sehat, (health) dan kebercupan (fulfillment).
Saat
ini pembahasan mengenai psikologi positif juga semakin marak situs psikologi.
Or, id menyatakanbahwa psikologi positif memiliki tiga fokus kajian utama yaitu
sbb :
(a) Positive
emotions
(b) Positive
individual traits
(c) Positif
institution
Selanjutnya,
untuk memperjelas pemahaman mengenai psikologi positif, penulis sampaikan
beberapa kutipan penuturan dari Seligman dan Csikszentmihalyi. Dan berikut ini
kutipannya :
The
field of positif psycohology at the subjective
level is about valued subjective experience, well being, contenment, and
satisfaction (in the past), hope and optimism (for the future), and flow and
happines, inthe present), At the individual traits-the capacity for love and
facation, courage, interpersonal skill, aesthetic sensibility, presesevarenca,
forgiveness, originality, future mindedness, spirituality, higt talent and
wisdom, At the group level it about is civic virtues and the institution that
move individuals toward better cityzenship: altruism, civility, moderation
tolerance and work ethic.
Berdasarkan
pemahaman dimuka, jelas sekali bahwa psikologi positif mengajak pengikutnya,
pembacanya berbicara, berdiskusi tentang hal-hal positif yang dimiliki manusia
yang memiliki dua sisi mata uang, manusia memilki dua sisi yaitu positif dan
negatif. Nah dalam kontek ini semangat psikologi positif dan introspeksi,
evaluasi serta pengembangan diri melalui angka yang tidak lazim ini, mencobaba
untuk tidak menitik beratkan kepada sisi negatif manusia (seperti kebanyakan
yang dilakukan oleh para ahli selama ini), Namun dalam buku ini mencoba
melakukan terobosan pemikiran tentang hal ihwal positif negatifnya manusia.
Semangat
belajar
by Namephology
Selanjutnya, salah
satu semangat dalam buku ini adalah upaya untuk mengajak semua pihak, dan para
pembaca untuk lebih termotipasi dalam belajar, inilah buku psikologi, untuk
instrospersi, evaluasi dan pengembangan diri melalui psikologi positif dan
angka. Yaitu psikologi yang melihat dari sisi positif dan negatifnya dari manusia yang disimbolkan oleh angka.
Menurut Andreas Harefa, manusia adalah mahluk pembelajar, berpikir dan
berkesinambungan, oleh karena itu buku ini akan mengajak kita belajar. Ya belajar,
belajar dan belajar....
Ya
belajar. Rasanya semua orang sudah sangat familiar dengan kata-kata ini. Tidak
ada satu tahapan kehidupan manusia yang dapat terlepas dari aktivitas belajar.
Sebagai contoh, dari bayi kita sudah mualai belajar berjalan, minum dari
gelas, belajar berbicara, dan lain-lain. Kegiatan ini berlanjut terus menerus
hingga sampai individu memasuki masa anak-anak. masa remaja, Ketika individu memasuki masa dewasa, hingga masa tua, maka setiap individu akan belajar beradaftasi dengan lingkungan rumah dan
lingkungan sekitar rumah karrena sudah tidak lagi bekerja atau memasuki masa
pensiun, yaitu belajar menjalani kehidupan yang baru dengan pola yang lebih
teratur dan lain-lain.
Beberapa
contoh dimuka, dapat dikategorikan sebagai aktivitas belajar dalam lingkup yang
lebih luas, sedangkan untuk lingkup yang kecil, belajar lebih mengacu kepada
bagaimana kita mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
dunia pendidikan atau pekerjaan, misalnya belajar komputer, bahasa ingris,
mengenal nama angka-angka atau menghitung dan lain-lain.
Perkembangan
zaman yang begitu cepat dan pesat, menuntut setiap orang untuk terus belajar.
Agar kita senantiasa dapat bersaing dengan orang lain, dan minimal agar kita
tidak tertinggal oleh ganasnya persaingan. Wacana pengembangan diri itu sendir,
juga sangat sarat dengan aktivitas belar. Mengapa ? Karena salah satu sarat
agar seseorang dapat maju dan dapat mengembangkan dirinya, maka, ia harus terus
menerus melakukan aktivitas belajar.
Berbagai
tokoh dalam dunia psikologi telah memberikan definisi yang menjelaskan
pengertian belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relative
permanen dari tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu sbb :
1. Belajar
dari perubahan tingkah laku
2. Perubahan
yang terjadi adalah karena hasil latihan atau pengalaman, perubahan tingkah
laku karena pertumbuhan atau naturasi bukan belajar
3. Sebelum
di sebut belajar, perubahan tersebut relatif, menetap dan permanen.
Artinya,
mari kita dengan sengaja mengubah tingkah laku kita, kearah yang lebih baik
sesuai dengan yang kita inginkan, dan dengan segenap usaha untuk mempertahakan
agar tingkah laku kita menjadi permanen. Sehingga setiap harinya kualitas baik
diri kita akan bertambah, sehingga pribadi kita menjadi tambah baik dan
semangkin bernilai. Salah satu kunci pembelajaran yang baik adalah memiliki
sikap yang selalu positif terhadap belajar itu sendiri.
Mengapa?
Sebab jika kita sudah merasa negatif terhadap kegiatan belajar, maka akan sulit
kita untuk mendapatkan manfaat positif dari hasil belajar. Buku ini akan
mengajak para pembaca untuk belajar dari kisah-kisah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, yang mungkin saja sering kita alami. Namun, tidak setiap
kita kemudian bisa belajar dari berbagai kejadian tersebut. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati ijinkan penulis mengajak kita semua untuk selalu
belajar, bahwa dari kejadian yang paling sederhana sekalipun, dapat kita
jadikan pelajaran, dan itu semua, agar kualitas hidup kita semangkin hari
semangkin baik dan positif.
Untuk
dapat menumbuhkan sipat positif dalam belajar, sebagai syarat untuk terjadinya
proses belajar yang baik, mari kita simak beberapa penjelasan dari Collin Rose
yang menyatakan bahwa sikap positif terhadap belajar dapat muncul dari sbb :
1. Mengetahui
cara menciptakan keyakinan sekuat mungkin pada kemampuan kita sendiri.
Keyakinan pada diri sendiri itu adalah kunci keberhasilan.
2. Mampu
menetukan tujuan yang jelas. Meluangkan waktu untuk belajar berarti kita telah
memilih dari berbagai kemungkinan. Motivasi Anda untuk memilih belajar daripada
bersantai-santai terutama bergantung kepada sejernih apa visi Anda tentang
sejauh mana keberhasilan Anda pada masa depan yang Anda sendiri inginkan.
3. Mampu
merelaksasikan dan menenangkan diri kapanpun Anda perlukan. Terkait dengan
keterangan dimuka serta tampa bermaksud untuk menggurui, buku ini ditulis untuk
mengingatkan kita semua akan potensi potensi yang kita miliki, semangat yang
seringkali masih terpendam, dan asa yang tidak jarang suka redup oleh debu
kehidupan. Selamat belajar dan membaca.
Pengertian
by Namephology
When people think of psychology, they
ussualy think of mental and emotional disorders, abnormal acts, personal
problems and psychoteraphy.
But psychologist take as their subject
the entire spectrum of brave and cowardly, intelligent and folish, beatiful and
brutish thinks that people do. They wont to know how ordinary human being-and
other animals. Too learn, rememer, solve problems, perceive, feel and get along
(or fail to get along) with other (wade & Travis).
P sikologi adalah
bidang ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan termasuk manusia didalamnya.
aplikasi ilmu ini untuk masalah manusia. Pada awal kemunculannya, psikologi
merupakan suatu bidang ilmu yang selain mempelajari manusia, juga mempelajari
dan menggunakan hewan dalam berbagai eksperimennya. Hal ini tentu saja
dilakukan dengan berbagai pertimbangan, yaitu antara lain menyangkut
keselamatan dan kenyamanan manusia sebagai subjek dari penelitian. Pada waktu
itu, sebagai sebuah ilmu tentang prilaku, tentu saja menggunakan experimen
hewan, diarahkan untuk mencoba memahami tingkah laku manusia, karena sebagian
pakar psikologi berpendapat bahwa
terdapat berbagai kesamaan antara tingkah laku hewan dan manusia. Sehingga
lambat laun mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, berbagai pendekatan
eksperimen yang menggunakan manusia mulai banyak digunakan.
Berbagai perkembangan
didunia psikologi, saat ini tidak terbendung lagi. Terlahirnya berbagai jurusan
atau konsentrasi psikologi di berbagai universitas, menambah besar jumlah
psikolog, yang pada gilirannya juga menambah kuantitas penelitian psikologi.
Berdasarkan hasil kajiannya Wade dan Travis’ mendefinisikan psikologi sebagai
sebuah disiplin yang berfokus pada tingkah laku dan proses mental dan bagaimana
mereka dipengaruhi oleh keadaan fisik, kondisi mental dan lingkungan eksternal.
Pada intinya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari diri kita sendiri sebagai
manusia. Sehingga, seyogianya, bagi kita yang mempelajari psikologi, seharusnya
kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya buat diri kita sendiri. Sejak
ratusan tahun yang lalu, manusia selalu mencari tahu apa dan bagaimana
sebenarnya dirinya, bagaimana motivasi bekerja, bagaimana seseorang mampu
berpikir, bagaimana tehnik mengingat yang baik dan lain-lain. Oleh sebab itu,
pada perkembangannya ilmu psikologi berkembang menjadi berbagai ranah kajian.
Psikologi sebagai sebuah
ilmu yang memiliki beberapa bidang kajian atau lahan kerja. Morgan dan
kawan-kawan membaginya sebagai berikut :
·
Psikologi Klinis
·
Psikologi Konseling
·
Psikologi Pendidikan dan Sekolah
·
Psikologi Eksperimen dan Fisiolog
·
Psikologi Sosial
·
Psikologi Perkembangan
·
Psikologi Kumunitas
by Namephology......
Buku ini tidak akan mencoba
untuk menjelaskan berbagai kriteria dimuka, namun sebaliknya akan fokus pada
bidang kajian langsung menukik pada fokus dari tujuan buku ini, yaitu psikologi
pengembangan diri dan lahan untuk media Instrospeksi, Evaluasi diri yang
sebagian menggunakan angka sebagai subjek kajian. Lahan yang paling dekat
dengan buku ini adalah psikologi pendidikan, karena semua tujuan dari segala
bentuk pendidikan pada akhirnya adalah pengembangan diri. Sedangkan yang ingin
didorong dari buku ini adalah bagaimana seorang individu dapat mendidik dirinya
sendiri, kearah yang lebih baik.
Apa yang dapat Psikologi
lakukan untuk kita ?
1.
Membuat kita menjadi orang yang lebih
terinformasi atau berwawasan
2.
Memuaskan rasa ingin tahu kita tentang
misteri kehidupan manusia
3.
Menolong kita meningkatkan kendali terhadap
kehidupan kita
4.
Membantu kita dalam meningkatkan kinerja kita
5.
Memberikan masukan atau inpirasi mengenai isu-isu politik dan ilmu sosial
Pengembangan diri
dan pendidikan
by NAMEPHOLOGY
Uraian mengenai pendidikan
adalah sebuah uraian yang sangat panjang. Oleh karena itu, dibawah ini akan
coba dijelaskan secara ringkas sebuah essay tentang pendidikan. Hal ini menjadi
perlu untuk dimengerti, mengingat konsep pengembangan diri pada intinya adalah
upaya untuk mendidik diri sendiri. Jika uraian dibawah ini terasa meluas, hal
tersebut memang disengaja agar para pembaca dapat mendapatkan wawasan lebih
mengenal isu pendidikan di Indonesia.
Pedidikan adalah suatu
termonologi yang sudah tidak asing lagi ditelinga rakyat Indonesia.
Program-program seperti pendidikan 9 tahun bagi setiap anak usia sekolah, atau
pendidikan gratis bagi warga kurang mampu, sudah menjadi jargon yang dikenal
luas. Artinya, sudah menjadi pemahaman bersama bahwa setiap orang terlepas dari
apapun latar belakangnya wajib mengikuti pendidikan, dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam dalam usaha mendewasakan manusia
melalui pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 dalam Dr
Syaiful Sagala).
Pedidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UUSPN No 20 tahun 2003 dalam Dr Syaiful Sagala). Dalam arti
luas, pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuan, pengalamanya, kecakapannya dan keterampilannya kepada
generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya
baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah suatu usaha
secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak
ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari
segala perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap).
Terminologi pendidikan,
merupakan suatu kata yang sangat umum, dan sering digunakan. Kata dasar
pendidikan adalah ‘’ didik’’ Pendidikan itu sendiri, menurut kamus bahasa
Indonesi adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 dalam Dr, Syaiful Sagala). Artinya, dalam
terminologi ini lekat dengan aktivitas pengajaran dan pelatihan yang dilakukan
satu orang ke orang lain. Sementara itu Mudyaharo menyatakan bahwa pendidikan
ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam bahasa
inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) yang
artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to). Dan mengembangkan (to
evelove, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan
berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod,
1989, dalam Muhibin Syah 2004:10.
Jadi pendidikan dapat
dimaknai sebagai mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa
yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam
sekitar dimana individu itu berada. Pendikan tidak hanya mencakup kepada
pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses
pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak didik menjadi
lebih dewasa (Dr. Syaiful Sagala). Namun pada kenyataannya, justru seringkali sisi
ini yang terabaikan. Proses pendidikan terkadang terlalu fokus pada usaha-usaha
peningkatan kualitas kecerdasan otak (IQ) daripada sisi kematangan emosi (EQ)
dan spiritual (SQ). Beban kurikulum yang perlu ditanggung tim pengajar,
seringkali menjadi ‘alasan’ untuk terlalu fokus mengejar targer kurikulum
(mengisi buku kerja, membaca sejumlah buku) daripada memperhatikan sisi mental
siswa. Di satu sisi, situasi ini berpotensi positif untuk mendorong kemajuan
standar pendidikan nasional, sehingga dari sisi pengetahuan, tidak terjadi,
ketimpangan target pencapaian kurikulum antara pusat dan daerah. Namun disisi
lain, pada sekolah-sekolah yang sumber dayanya terbatas, hal ini justru dapat
menjadi bumerang yang justru kontra produktif.
Selanjutnya, menurut Poerbakawatja
dan Harahap (1991, dalam muhibin Syah 2004,11) menyatakan bahwa pendidikan
adalah :
Usaha secara dengan sengaja
dari orang tua atau dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke tingkatan kedewasaan yang selalu diartikan
mampu menimbulkan tanggung jawab baik secara moril maupun materil dari segala
perbuatannya. Yang dimaksud orang dewasa itu adalah orang tua si anak, atau
orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk
mendidik, misalnya, guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan,
kepala-kepala asrama dan sebagainya.
Berdasarkan keterangan dan
uraian dimuka, maka dapat disimpulkan bahwa wacana pendidikan itu terutama
untuk generasi muda bukanlah isu yang sederhana. Ini adalah isu yang sangat
komplek dan banyak melibatkan peran dan faktor-faktor lain. Pembahasan ini,
juga akan mengarah kepada bagaimana interaksi peserta didik dengan
lingkungannya, karena sangat sulit untuk dapat menilai perilaku dan kepribadian
seseorang tampa ada usaha untuk mengenal lebih dalamm tentang lingkungan yang
melingkupinya. Hubungan antara manusia dan lingkungan sudah menjadi perhatian
ilmu psikologi sejak lahirnya ilmu tersebut.
Lingkungan, selain merupakan wilayah hidup
manusia, juga merupakan sumber dari berbagai kebutuhan dan juga memberi
pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan berbagai sifat, sikap, perasaan,
pemikiran dan unsur psikologis lain yang juga sering disebut kepribadian.
Terminologi pengembangan
diri, menurut penulis mengacu pada
bagaimana individu itu sendiri mampu mendidik didinya sendiri.
Pengembangan diri adalah aktivitas mengajari diri sendiri tentang hal-hal yang
baik dan bermanfaat, yang berpotensi dapat mendorong diri kita menjadi manusia
yang berkualitas. Artinya, pengembangan diri adalah pendidikan yang sengaja
dilakukan oleh diri sendiri untuk dapat mencapai optimalissi potensi yang
dimungkinkan oleh setiap individu itu sendiri.
Bagaimana dengan pendidikan
formal? Pendidikan formal tentu saja hal tersebut juga merupakan faktor yang
sangat siginifikan bagi pertumbuhan pribadi kita semua, namun demikian tampa
ada usaha untuk mendidik diri kita sendiri secara serius dan berkesinambungan,
maka tampaknya pendidikan formal tidak akan banyak guna serta manfaatnya.
Psikologi
untuk pengembangan diri
Psikologi untuk pengembangan
diri adalah sebuah wacana yang dikembangkan penulis, yang pada intinya adalah
pemanfaatkan ilmu psikologi (praktis) untuk mengembangkan diri, yang gilirannya
dapat digunakan untuk mendorong terciptanya pribadi yang positif. Self development (pengembangan diri) itu sendiri, menurut kamus lengkap, psikologi adalah pertumbuhan
potensial dan kemampuan seseorang.
Seperti diketahui oleh kita
semua, bahwa psikologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah
laku manusia dan sikap mental yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, sangat
baik kiranya, jika pengetahuan kita tentang diri kita sendiri dapat kita
arahkan untuk mengembangkan diri kita ke arah yang lebih baik. Iman Gazali,
dalam kutipannya, menyebutkan, bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk
mencintai eksistensinya. Sebaliknya, manusia juga cenderung membenci hal-hal
yang dapat menghancurkan, meniadakan, mengurangi atau memutuskan kesempurnaan
itu.
Artinya bahwa, setiap diri
manusia, telah memiliki dorongan untuk berbuat baik, sehingga setiap individu
mempunyai potensi yang sama untuk memiliki pribadi yang positif. Terminologi
pribadi yang positif, sebenarnya sangat sulit untuk dapat didefinisikan secara
detil, namun demikian paling tidak pendapat para ahli di bawah ini dapat
mengiringi kita menuju pemahaman yang lebih baik. Pribadi yang positif adalah
pribadi yang ada dalam keadaan badan sehat serta pikiran yang normal. Secara
konseptual, definisi umum keadaan normal-sehat dapat dirumuskan oleh Wingkel (1991-674-675)
sebagai berikut :
1.
Menurut pandangan Organisasi Kesehatan Dunia
(Word Health Organisasi WHO). Batasan sehat adalah’’ suatu keadaan berupa
kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa tidak adanya penyakit atau keadaan
lemah tertentu.
2.
Rumusan menurut pandangan psikiater yang
bernama Karl Menniger’’ “ Kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap
dunia, dan satu sama lain dengan keefektipannya dan kebahagiaan yang maksimum,
kesehatan ini bukan hanya berupa efisiensi atau hanya perasaan puas, atau
keluwesan dalam memenuhi berbagai macam aturan permainan dengan riang hati.
Kesehatan mental mencakup itu semua.
Keshatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukan kecerdasan, dalam
berperilaku dengan menenggang perasan orang lain, dan sikap hidup yang bahagia,
itulah jiwa yang sehat.’’
3.
Rumusan menurut pandangan psikolog H.B Englis’’ Kesehatan mental adalah
keadaan yang relatif tetap dimana sang pribaddi menujukan penyesuaian atau
mengalami aktualisasi diri atau realisasi diri. Keshatan mental merupakan
keadaan positif, bukan sekedar berupa tidak adanya gangguan mental.
4.
Rumusan menurut pandangan pekerja sosial
bernama W.W Boehm: Kesehatan mental
meliputi suatu keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh orang
lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.
Karakteristik pribadi yang
positif, tentu saja tidak saja sekedar normal dan sehat secara umum, namun,
ketika setika seorang manusia berkembang secara positif, ia akan mencapai level
pribadi yang matang. Kriteria kepribadian yang matang menurut Kilander (1957)
yaitu sbb :
1.
Mampu menyayangi dan mempertimbangkan minat
orang orang lain, dalam tindakan-tindakannya
2.
Memiliki hubungan sosial yang kualitasnya
dapat memuaskan orang lain dan berlangsung lama.
3.
Bersikap baik kepada orang lain dan
mempercayai orang lain dengan harapan ia pun diharapkan orang lain untuk
mempercayai dan menyukai.
4.
Mampu menghargai perbedaan-perbedaan yang
terdabat pada banyak orang.
5.
Tidak memaksa lingkungan, tetapi mereka juga
tidak membiarkan dirinya dipaksa atau ditekan oleh lingkungan. Tidak ada saling
paksa diantara dirinya dengan lingkungan.
6.
Dapat merasakan bahwa mereka adalah bagian
dari kelompok atau populasinya.
7.
Merasakan adanya, sense of responsibility,
atas tetangga atau teman-temannya.
Daftar dimuka adalah contoh dari pribadi yang matang
dan sehat. Apakah semua orang dapat memiliki kualitas seperti dimuka? Tentu
saja bisa, namun harus melewati proses tertentu. Mengapa? Karena kita terlahir
tidak dengan kualitas seperti dimuka. Oleh karena itu, dengan kesadaran penuh,
setiap orang perlu berjuang untuk meraihnya atau mereka tidak akan pernah
mendapatkannya. Memang tidak mudah untuk dapat meraihnya, namun bukan berarti
mustahil kita tidak dapat meraih dan mencapainya tujuan tersebut dimuka.
Individu yang matang, sering
kali juga disebut sebagai individu yang mampu menerima realitas. Menurut
Wiramiharja, terdapat beberapa ciri orang yang sehat dalam kemampuannya untuk
menerima realitas yaitu :
1.
Mereka akan menghadapi dan menangani
masalah-masalahnya begitu masalahnya timbul.
2.
Mereka menerima responsibility, artinya, jika
mereka melakukan sesuatu tindakan, maka resiko dari tindakan itu siap ia
terima.
3.
Meraka mengatur atau membangaun lingkungan
sepanjang dimungkinkan atau menyesuaikan diri apabila memang diperlukan.
4.
Mereka senantiasa merencanakan masa depan,
dan tidak takut akan masadepan, tidak takut menghadapi hambatan, kesukaran dan
kesulitan.
5.
Mereka selalu menyanbut baik pengalaman baru
maupun ide-ide baru. Artinya, perbedaan pengalaman, gagasan dan keyakinan
justru akan menambah kaya kehidupan.
6.
Mereka menggunakan kapasitas alamiahnya,
mereka paham sekali akan kapasitas awal yang mereka sendiri miliki dan dari
situ mereka membuat upaya-upaya untuk memaksimalkan kapasitasnya tersebut.
7.
Mereka membangun tujuan-tujuan realistis bagi
diri mereka sendiri.
8.
Mereka mampu untuk berpikir bagi kepentingan
dirinya sendiri dan mampu membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
9.
Mereka melakukan upaya-upaya yang yang
sebaik-baiknya dan menerima atau merasa puas akan apa yang terjadi sebagai
akibat dari keputusannya sendiri.
Melihat daftar dimuka,
tersirat jelas bahwa kualitas tersebut bukanlah sesuatu yang turun dari langit,
melainkan perlu diraih dengan kesadaran penuh. Selanjutnya, masih dari daftar yang
sama, kita dapat mengatakan bahwa kualitas yang seperti itulah yang diperlukan
oleh setiap individu untuk dapat menjalani kehidupan yang optimal. Maka, mari
kita dengan sengaja memaksimalkan pemahaman kita tentang diri kita sendiri,
melalui ilmu psikologi untuk mencapai kematangan tersebut.
Pengembangan diri
dan keberfungsian yang optimal
by NAMEPHOLOGY
Setiap manusia pada dasarnya
diharapkan dapat tumbuh kembang secara optimal. Menurut penulis, tumbuh dan
berkembang secara optimal tersebut dapat dianalogikan dalam termonologi
keberfungsian. Mereka yang optimal tumbuh kembangnya. Berarti normal dalam
menjalankan fungsi-fungsinya, baik fungsi sebagaima manusia seutuhnya kedalam
diri sendiri, dalam optimalisasi potensi internal dan lingkungan sekitarnya .
Berikut ini adalah pembagiannya sbb :
a.
Keberfungsian interpersonal, kaitannya dengan
manajemen diri atau bagaimana seseorang mengelola dirinya sendiri, mengacu pada
bagaimana individu memaksimalkan kesadaran sepiritualnya, dengan sepenuhnya menyadari
bahwa tingkah laku adalah dengan seijinnya. Mereka yang belum optimal dari
aspek ini, adalah mereka yang terkadang masih mengenggap bahwa hidup ini adalah
miliknya sendiri, sehingga mereka berbuat sekehendaknya tampa ada pemikiran
bahwa batas tingkah laku sebenarnya sudah ada yang memegangnya. Atau golongan
lain adalah mereka yang masih kebingungan dalam menentukan arah kehidupannya.
Ia gamang ketika harus berhadapan dengan persimpangan jalan. Guru penulis
pernah mengatakan bahwa ketika kita bingung dalam menentukan arah, yang menurut
kita keduanya benar dan baik, maka pilihlah jalan yang paling besar potensinya
untuk mendekatkan diri kita kepada sang pencipta.
b.
Keberfungsian interpersonal ini, berkaiatan
dengan manajemen interaksi individu dengan lingkungan sosial disekitarnya,
mengacu pada bagaimana individu itu sendiri bersoialisasi dan berinteraksi dengan optimal yaitu mampu
membawa kebahagiaan lawan bicara, menjalin persahabatan dan membangun hubungan
yang saling mengutungkan. Sekilas hal ini tampak sederhana, namun bagi beberapa
orang, sangat sulit bagi mereka untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang
dengan orang lain. Atau sebaliknya, mereka sanggup menjalin komitmen jangka
pangjang, namun bermasalah dalam menjaga hubungan jangka pendek. Oleh karena
itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap manusia perlu untuk selalu
belajar bagaimana cara meningkatkan keterampilan interaksi sosialnya, sehingga
pada gilirannya nanti ia akan mampu meningkatkan keberfungsian
interpersonalnya.
c.
Keberfungsian profesional, mengacu pada
bagaimana individu mampu menemukan potensi terbesarnya dan mengoptimalkan
sepenuh-penuhnya demi kemajuan pribadinya. Satu hal yang tidak akan terelakan
adalah bahwa manusia lahir dengan segudang potensi, sayangnya ada yang tidak
sadar tentang hal itu, dan ada yang sudah sadar namun tidak berbuat apa-apa.
Dengan demikian berpikir ulang mengenal keberfungsian profesional menjadi
sangat perlu, karena banyak aspek dalam kehidupan kita yang pada bagaimana kita
berusaha secara consisten mengembangkan keberfungsian profesional ini.
Pengembangan
diri dan dunia kita
Sejauh
mana seseorang dapat mengembangkan dirinya, itu semua tergantung dari seberapa
jauh ia dapat memahami dunia dimana ia tinggal dan hidup dan beraktivitas.
Dengan mencoba memahami dunia, kita juga diajak untuk sekaligus memahami diri.
Untuk itu, sangat menarik jika kita memperhatikan kisah yang dikutip dari buku
mega best seller Reallionare karangan Farrah Gray dan Fran Harris’’
Dan
berikut ini kisahnya,,,,,
Seorang bocah dan ayahnya sedang berjalan dipegunungngan
Tiba-tiba sang anak terjatuh, terluka dan berteriak
Achhhhhhh, aduchhhhhh, merasa kesakitan
Sang anak terkejut, langsung terdiam karena mendengar
suara yang
Menirukan teriakannya dari balik pegunungan
Aachhhh,,, Aduchhhhh,,,,,,
Penasara si anak kembali berteriak,,, siapa kau,,
‘’sahutnya,,,
Jawaban pun langsung diterima, siapa kau,,,,,,,’’
Karena marah mendengar respon yang didengarnya.
Lalu ia kembali berteriak’’ dengan nada kesal,,,’’
Dasar pengecut,, sahut si anak!
Lagi-lagi ia menerima jawaban yang sama,, Dasar
pengecut!..
Lalu si anak memandang ayahnya dan bertanya, apa yang
sebenarnya terjadi ?.....
Sang ayah tersenyum dan berkata.. Anak ku, perhatikan
baik-baik’’
Lalu si ayah berteriak ke arah pegunungan sambil
berteriak,
Aku mengagumi mu.....
Suara itu menjawab teriakannya dengan kata-kata yang
sama, aku mengagumimu......
Sang ayah kembali berteriak’’ Kau adalah sang juara,,,!
Suara itu kembali menjawab,, kau adalah sang juara...!
Sang anak terkesimak, namun tetap belum mengerti dan
belum memahami.
Dari suara jawaban yang terdengar tadi.
Orang-orang menyebutnya gema, namun sebenarnya ia adalah hidup. Ia akan selalu
mengembalikan apapun yang kita katakan dan kita lakukan. Hidup kita adalah
cermin tindakan kita. Jika engkau mengingnginkan lebih banyak cinta di dunia,
ciptakanlah rasa cinta itu sebanyak-banyaknya didalam hatimu, dan dalam
kehidupan mu. Jika tim mu ingin lebih kopente, maka tingkatkanlah kopentensi
dirimu dan tim mu. Hal ini berlaku untuk segalanya. Hidup akan mengembalikan
segala hal yang engkau berikan kepadanya.
Kurang lebih demikian prinsip
pengembangan diri, yaitu bagaimana kita memberikan diri kita kepada dunia dan
kehidupan. Melalui buku ini, paling tidak kita akan berusaha untuk tidak
memberikan hal ihwal yang negatif terhadaf dunia, sehingga dunia tidak
memberikan kembali kepada kita hal-hal yang negatif tersebut. Dengan kata lain
adalah... Karma.
Pengembangan
diri, altrusime dan kebahagiaan
by Namephology
Memberi adalah ekspresi tertinggi potensi kemanusiaan
dalam diri kita. Dalam tidak memberi sesungguhnya kita sedang mengalami
kekuatan, kekayaan dan kemampuan kita. Pengalaman puncak dan vitalitas
tertinggi tersebut memenuhi seluruh jagad hati kita dengan suka cita dan rasa
bahagia. Disitulah kita mengalami kelimpahan. Takala memberi, kita mengalami
kehidupan yang sehidup-hidupnya. Memberi lebih membahagiakan daripada menerima,
bukan karena kita kekurangan tetapi dalam tidak memberi itulah terletak
ekspresi kehidupan kita yang paling dinamis.
DR.
Dan Baker. Direktur Program Peningkatan Kehidupan, seperti dikutip oleh
Jalaludin Rahmat dalam bukunya, meraih kebahagiaan membuat tulisan keajaiban
hubungan antara kebahagiaan dengan perbuatan baik kepada orang lain
(altruisme); altruisme telah disebut sebagai paradoks besar. Jika Anda
memberikan sesuatu kepada seseorang, Maka Anda sendirilah yang paling merasa
bahagia. Memberi adalah menerima.
Penelitian
menujukan bahwa orang yang bahagia adalah orang yang bersikap altruistik. Dan
orang altruistik itu bahagia. Tetapi tidak ada peneliti yang dapat
menentukansipat mana yang datang lebih dulu. Altruisme dan kebahagiaan satu
sama lain saling berkaitan.
Uraian
Dan Baker dimuka, mungkin secara tidak disadari sering kita alami. Mari kita
coba ingat-ingat kembali, manakah kejadian yang lebih membuat kita bahagia,
apakah saat kita memberi atau saat kita menerima? Saya tidak tahu jawaban Anda,
namun pengalaman saya menyatakan bahwa saya ternyata lebih merasa bahagia
ketika saya bisa memberi. Ada suatu perasaan yang membuat diri kita lebih
nyaman ketika kita mampu memberikan sesuatu pada orang lain. Oleh karena itu,
mari kita coba berpikir sedikit lebih rumit dan analisis, yaitu dengan membalik
prosesnya. Jika tadi kita bisa mendapatkan kebahagiaan dengan memberi atau
berbuat baik kepada orang lain, maka kapanpunjika kita ingin merasa bahagia.
Kita tinggal berbuat baik saja kepada orang lain. Mungkin hal ini tidak terlalu
terpikirkan oleh kita, namun tidak ada salahnya untuk dicoba. Jadi, mari kita
berkompetisi untuk menjadi orang yang paling bahagia dengan berlomba-lomba
mengerjakan kebajikan. Karena dengan melakukan kebajikan, tampa kita sadari
bahwa kita sedang mengembangkan diri kita ke arah yang lebih positif.
Penulis
selalu mengingat teori berkelimpahan yang di ajarkan oleh guru penulis. Secara
sedehana, teori tersebut berbunyi, bahwa semangkin kita banyak memberi, maka
sebenarnya semangkin banyak menerima. Bagaimana kaitan teori ini dengan wacana
pengembangan diri ? Sederhana sekali sebenarnya, yaitu bahwa ketika kita
membantu orang lain untuk mengembangkan diri dengan cara bergagi ilmu
pengetahuan misalnya, maka pada hakekatnya kita sedang dua kali lipat
mengembangkan diri. Logikanya sederhana, ketika kita memberi suatu pemahaman
terhadap orang lain, pada saat itulah meskipun tampa disadari pemahaman kita
terhadap hal tersebut bertambah. Jadi, cara terbaik untuk belajar suatu materi
pelajaran, adalah dengan mencoba mengajarkan materi tersebut pada orang lain.
Sederhana sekali, dengan memberi, maka sejatinya kita akan menerima
berkali-kali lipat, selama didasari oleh niat yang tulus untuk membantu orang
lain. Maka berikanlah apa yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan dan
berbahagialah.
Pengembangan
diri dan belajar
by Namephology
Namakah yang benar? Belajar untuk hidup, atau
hidup untuk belajar. Tentunya kita tidak akan menjawawab pertanyaan ini dengan
sederhana, tetapi kita mesti ingat satu hal, bahwa kita sebagai manusia yang
notabenenya mahluk sosial dan berpikir dikaruniahi akal untuk dapat
menganalisisnya. Jika pertanyaan adalah belajar untuk hidup, maka proses
belajarnya dapat kita lakukan dengan asal-asalan dan berbagai cara, bahkan jika
perlu penuh dengan rekayasa, manipulasi, plagitisme, kolegianisme bahkan
korupsi sekalipun akan dilakukan, mengapa, karena yang penting menghasilkan
uang untuk hidup, seperti yang terjadi di negeri yang kita cintai ini,
dimana-mana korupsi. Namun sebaliknya, jika peetanyaannya adalah hidup untuk
belajar, maka, maknanya adalah bahwa kita akan terdorong untuk menghabiskan
waktu hidup kita di dunia, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan hingga
tahun kita untuk belajar inilah yang kelihatannya lebih tepat, yaitu kita
mengisi waktu-waktu kita untuk senantiasa dan terus menerus mempelajari hal baru.
Syayidina
ali, sahabat Rasul’’ yang juga dikenal sebagai singa padang pasir, sering
dijuluki sebagai gerbangnya ilmu, mengapa, karena beliau memiliki banyak sekali
filosofi yang bagus tentang belajar, ia dengan tegas dan yakin menyatakan bahwa
ilmu lebih utama daripada harta, dengan beberapa alasan sebagai berikut. :
·
Ilmu adalah pusaka nabi, sedangkan harta adalah
pusaka Firaun, Karun dan lain sebagainya
·
Ilmu senantiasa akan menjaga kita, sedangkan
harta malah justru kita yang harus menjaganya
·
Pemilik harta disebut dengan nama bakhil(kikir),
sedangkan pemilik ilmu disebut dengan nama keagungngan dan kemuliaan
·
Pemilik harta cerderung banyak musuh,
sedangkan pemilik ilmu yang diamalkan memiliki banyak teman
·
Harta bisa dicuri, maling, pencuri, sedangkan
ilmu tidak
·
Harta akan hancur jika ditimbun, sedangkan
ilmu tidak
·
Pemilik harta akan keras hatinya, sedangkan
pemilik ilmu justru akan memiliki hati yang bercahaya
·
Pemilik harta yang sangat besar, cenderung
akan mengaku sebagai tuhan, sedangkan pemilik ilmu, dengan kebajikannya justru
akan mengaku sebagai hamba.
Luar
biasa bukan? Ternyata banyak sekali filosofi yang mendukung bahwa hidup
memang untuk belajar, yaitu belajar
untuk mengejar ilmu yang dapat mendekatkan kita kepada Al khalik atau sang
pencipta. Artinya lagi, sangat rugi bagi kita, jika melewatkan satu hari hidup
didunia, tampa mendapatkan ilmu baru. Satu hari tampa mendapatkan harta,
mungkin rugi juga, tetapi satu hari tampat dapat ilmu yang baru rugi
sekali.Karena sekecil apa pun ilmu yang kita dapatkan, jika diresapi, disyukuri
dengan ihklas, maka ilmu itu akan dapat menambak kebijaksanaan, kedewasan dan
kematangan kita, sekaligus juga dapat mendorong pikiran kita untuk merasa kecil
dan tidak berdaya ditengah alam semesta yang begitu luas ini. Artinya,
semangkin kita banyak mengetahui hal baru, maka kita akan semangkin sadar bahwa
ada banyak sekali yang kita belum ketahui, yang bahkan belum terbayang.
Al Qur’an sebagai pegangan hidup umat islam.banyak sekali
mengingatkan kita tentang pentingnya belajar dan menggali ilmu, surat yang
paling terkenal tentu saja :
AL AlaQ 1 : 5.
·
Bacalah dengan menyebut Nama Tuhan-mu
yang menciptakan.
·
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah
·
Bacalah dan Tuhan-mulah yang maha pemurah
·
Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
kalam
·
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
dikehendakinya
Maka. Sangat JELAS
jelaslah bahwa
kita, apa pun setatus dan latarbelakang pendidikannya, kontrol sosial ekonominya,
serta kondisi apapun senantiasa diajak dan diperintah al khalik untuk membaca
dan belajar, dengan senantiasa selalu menyebut nama-nya. Atau dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa apa yang kita pelajari seyogianya dapat membawa diri kita
untuk lebih dekat dengannya, karena kita tidak di anjurkan untuk belajar tampa
menyebut nama- Nya, dan selalu mengingat nama-nya. Apa saja hal yang dapat
dipelajari ? Tentu saja ada banyak sekali pelajaran yang dapat digali dan
dikaji, mulai dari yang ada ditubuh kita. Organ tubuh, sel, otak, darah dan
dari nama orang atau kita sekali pun hingga bumi dan semesta alam, bumi, api,
udara, bebatuan bintang, galaksi seperti yang telah di uraikan di bab satu yang
berjudul nama-nama alam. Allah swt selalu mendorong manusia untuk mengamati
segala apa yang ada di alam, dimana dalam implementasi kehidupan sehari-hari,
hal inilah yang merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan, seperti yang
diterangkan dalam surat Al Ghasyiah 17 : 20. Dan berkut ini kutipannya.
·
Maka, apakah
mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan ?
·
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
·
Dan gunung-gunug, bagaimana ditegakkan?
·
Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?
Paling
tidak dari keterangan ayat-ayat dimuka kita dapat melihat bahwa terdapat sekian
banyak ilmu yang tersirat mulai dari ilmu biologi, astronomi, ekologi, geografy,
geoglogi dan sebagainya termasuk matematika dan psikologi.Luar biasa bukan.
Jelas
sekali bahwa manusia didorong untuk mengeksplorasi akal dan pikiran yang telah
dimiliki oleh setiap individu sejak lahir. sehingga pada gilirannya, ia dapat
memanfaatkannya untuk meningkatkan potensi dirinya, yang insya allah akan
berujung kepada kemampuan dirinya untuk dapat hidup mandiri, berkeluarga,
berketurunan dan lain-lain, kita diajak memulainya dari mendalami ilmu,
alih-alih mengumpulkan harta benda terlebih dahulu. Pahamilah ilmu terlebih
dahulu, sehingga hati kita penuh dengan rasa syukur kepadanya, baru kemudian
gunakan ilmu dengan sebaik-baiknya, dengan bijaksana.
Sekarang,
mari kita lihat dari diri kita sendiri. Kita akan tergolong orang yang
ketinggalan jaman ketika kita untuk belajar saja, masih harus disuruh-suruh,
diingatkankan atau bahkan masih harus diancam. Apalagi mereka yang telah duduk
dibangku universitas, mengingat di luar sana, masih banyak sekalih anak-anak
yang untuk dapat mengenyam pendidikan dasar saja sulitnya bukan main. Novel
laskar pelangi misalnya, telah dapat menyentil mereka yang masih malas untuk
belajar, karena didalam cerita tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan
anak-anak di pulau belitong, yang dengan segala keterbatasannya, sekolah hampir
runtuh, SDM guru yang terbatas, fasilitas penunjang yang dapat dikatakan hampir
tidak ada, mampu memupuk dan memelihara motivasi belajar dengan begitu luar
biasa. Lalu bagaimana dengan kita.?...................
Pengembangan
diri dan Keputusan yang menentukan
By Namephology
Jika kita berbicara mengenai motipasi berprestasi, maka
kita pasti tidak akan melupakan kisah Thomas Alfa Edison dan Kolonel Sanders.
Merka adalah para pejuang keyakinan. Mereka orang-orang yang berjuang
mempertahankan keyakinannya untuk menggapai sukses yang diharafkan. Thomas Alfa
edison kita kenal sebagal sosok yang tidak kenal menyerah dalam menciptakan
lampu listrik. Ia diderai oleh berbagai kegagalan, bahkan laboraturiumnya
sampat meledak, sehingga ia perlu mengulang kembali berbagai peneitian dan
percobaan. Sementara lain Kolonel Sanders adalah pejuang resep ayam KFC yang
paling tangguh, tampa kenal lelah ia menawarkan resepnya ke berbagai pihak.
Urat malunya hingga diputus gunna untuk dapat menerima segala bentuk penolakan.
Dan kini kita semua sama-sama tahu bahwa KFC dapat dinikmati hampir di seluruh
dunia, dan di restorannya, pasti menggunakan lampu listrik ciptaan Eyang
Edison. Itulah hasil dari keyakinan akan kesuksesan. Pertanyaannya, dari
manakah keyakinan tiu berasal?.
Hanya satu jawabannya, yaitu dari sebuah keputusan.
Inilah yang sering kita lupakan. Kita sering mengeluh mengapa kita tidak
sukses, tidak berhasil. Sesungguhnya sangalah lucu?. Karena sebelum memulai
sesuatu kita sangat jarang, bahkan sebagian tidak pernah berani untuk mengambil
keputusan bahwa kita akam memulai ini dan menyelesaikannya. Kita jarang
bener-benar mau memutuskan untuk mengerjakan sesuatu dari awal hingga akhir.
Mari kita lihat, mengapa kita tidak mendapatkan IPK yang kita inginkan, atau
hasil yang kita harapkan? Jawabannya mungkin sangat sederhana, karena kita
belum pernah memutuskan level IPK dan hasil yang kita inginkan dari awal
semester dan awal usaha. Mengapa kita tidak lulus dan berhasil sesuai target
kita?. Jelas, karena kita belum pernah memutuskan kapan tepatnya kita ingin
lulus. Satu hal, bukan proses, bukan sumberdaya, bukan lingkungan saja yang
paling berpengaruh terhadap pencapaian, tetapi keputusan kita untuk mencapai
tujuan kita. Ingat keputusanlanlah yang menentukan tujuan.
Mari kita lihat hari-hari kita. Apakah kita terbiasa
untuk memutuskan apa yang harus saya dapatkan hari ini?. Mungkin belum.
Akhirnya hari demi hari mengalir seperti air, tampa mendapatkan sesuatu yang
berarti, ingat, satu keputuasan yang sangat sederhana, bisa mengubah hari-hari
kita. Misalnya, di pagi hari kita memutuskan untuk mendapatkan untuk pemahaman
baru dari surat Al-Ihlas, maka percayalah segala pikiran, perasaan, bahkan
khayalan kita turut mendukung untuk pencapaian keputusan kita tersebut. Di
setiap detik, menit di hari itu, kita akan teringat menuntaskan untuk membaca
Al-Qur’an minimal satu ayat saja setiap hari. Maka, lihatlah dampaknya.
Bagaimana jika kita tetap melupakan keputusan yang kita
buat? Jawabannya sedehana, berarti kita belum serius dalam membuat keputusan.
Ingat, tidak membuat keputusan adalah sama dengan kita juga telah membuat
keputusan. Atau sederhanyanya, jika kita tidak membuat keputusan apa-apa
mengenai targat harian kita, berarti kita memang telah memutuskan untuk tidak
mendapaykan hasil apa-apa. Mangka tidak usah heran jika kita tidak pernah
mendapatkan apa-apa yang kita inginkan. Sangat sederhana bukan?
Suatu hari seorang ustadz sholat jumat pernah bercerita
tentang seorang murid pengajiannya yang berhasil menamatkan satu juz Al-Qur’an
dalam setiap harinya. Bagi sebagian orang lain mungkin hal ini akan terasa
berat, karena boro-boro satu juz, satu ayat saja pun terasa sulit untuk kita
baca. Ketika si anak ditanya oleh seseorang mengapa kamu bisa dan mampu
melakukannya, ia menjawab dengan sangat sederhana; karena saya mau, dan sayah
telah memutuskan untuk melakukannya. Itulah kekuatan keputusan. Keputusan yang
baik adalah keputusan yang mampu membuat kita melesat dan tidak berhenti
melangkah. Keputusan yang benar adalah keputusan yang membuat kita merasa
bersalah ketika kita berhenti melangkah. Keputusan yang berpengaruh adalah
keputusan yang mampu membuat kita tetap berada di rel yang benar untuk
menjalankan lokomootif kereta hati dan akal pikiran sehat kita menuju setasiun
yang dicita-citakan.
Itulah
sekilas cerita seorang anak yang mampu melakukan tugas dengan baik, tidak
banyak orang yang mampu melakukannya,, Nah bagaimana dengan kita sendiri,
apakah kita tidak inpirasi dengan hal yang demikian.....
Pengembangan
diri dan feeling positif
Tulisan
kali ini adalah tulisan yang membahas masalah perasaan dan tidak hanya akal
pikiran yang terilhami oleh berbagai buku pengembangan diri terutama Quaantum
Ihklas). Lalu apa bedanya ?. Secara awam, bedanya adalah, jika pikiran itu
berasal dari kerja otak, maka perasaan berasal dari hasil kerja hati. Namun
penelitian menemukan bahwa ketika menyebut hati, ternyata dari sisi anatomi
organ tubuh, ternyata tidak menujukan ke hati atau ke ulu hati (liver)
melainkan ke jantung (heart). Telah dipelajari bahwa jantung memiliki mekanisme
berpikir sendiri, mampu memompa diri secara otomatis (super canggih) dan
memiliki koneksi yang sangat baik dan kuat dengan otak. Sebagai contoh ketika
otak berpikir bahwa individu sedang mengalami rasa takut, maka hati berkedup
lebih kencang dan lain-lain. Artinya ada hubungan yang sangat singkron antar
jantung dan otak.
Pemahaman
ini, kemudian oleh para ahli dikembangkan ke arah bagaiman sebenarnya manusia
itu berpikir dan merasa. Salah satu pemikiran yang fenomenal pada awal abad ke
20 adalah ditemukannya teori atau hukum tarik menarik (The low of Attraction),
‘’ Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang di alaminya, datang
atas daya tarik (Undangannya) sendiri(Elizabeth Towne) 1906 atau lebih jelasnya
Hukum Tarik Menarik ini menyatakan, sesuatu akan menarik pada dirinya segalahal
yang satu sifat dengannya. Sebagai conto sederhana misalnya ketika Anda bangun
tidur dengan perasaan kurang enak, dan kemudian mengawali hari dengan perasaan
BT tidak enak, maka yang terjadi adalah pada hari tersebut Anda akan dipenuhi
dengan berbagai kejadian yang kurang menyenangkan, mengenakan.
Untuk
lebih jelasnya, saya akan mengutip Erbe Sentanu (2008:51) sebagai berikut:
Hukum Tarik Menarik berlangsung secara otomatis. Ia tidak menanyakan kepada
Anda apakah Anda suka. Apakah Anda setuju dengan efek yang ditimbulkannya.
Hukum ini berlaku otomatis di alam, dan terlebih lagi sebenarnya berlaku pada
pikiran dan perasaan Anda. Ingat, pikiran dan perasaan adalah benda kuantum
yang dasyat kekuatannya.
Melalui
kekuatan Hukum Tarik Menarik Anda menarik apapun yang paling sering Anda
pikirkan, apa yang Anda suka, maka, maka hidup Anda akan dipenuhi oleh hal tiu.
Dan sebaliknya, jika Anda selalu memikirkan hal-hal yang Anda tidak suka, maka
yang terjadi dalam hidup Anda akan mencerminkan hal itu pula. Luar biasa bukan?
Menyitir sebua pernyataan tokoh filsafat, sebenarnya kita akan’ The centre of
the word’’ atau ‘’ How the word work , is depending on us’’ Nah seberapa yakin
Anda akan pernyataan-pernyaan tersebut, maka hal itu akan sangat mempengaruhi
perjalanan Anda bersama tulisan kita ini kedepan.
Pemahaman
perkembangan yang luar biasa mengenal bagaimana otak akal kita bekerja tersebut
atau lebih sering dikenal kata positif thinking, ternyata masih berkembanglagi
. Artinya ada bagian tubuh kita selain otak yang mampu memberikan kepada kita
energi yang luar biasa besar menuju kesuksesan, yaitu hati yang namanya adalah
jantung. Ya inilah era positife felling, bukan hanya positive thinking. Mari
kita lihat bedanya menurut Erbe Sentanu (2008: 120) pada versi lama ketika
pikiran kita berpikir positif, maka kita akan mendapatkan apa yang paling
sering kita pikirkan. Sedangkan pada versi baru, kita dianjurkan berperasaan
positif, sehingga diharapkan kita akan mendapatkan apa yang paling sering kita
rasakan ketika kita memikirkannya.
Lebih
lanjut dijelaskan bahwa kita sering tidak merasa, belum sukses karena kehendak
hati kita sering tidak singkron dengan kehendak pikiran. Kita ingin mendapatkan
nilai bagus dalam suatu ujian, tetapi kita selalu menunda-nunda belajar. Kita
ingin IPK kita tinggi tetapi kita tidak mau mengulang pelajaran. Kita ingin
agar badan kita sehat dan bugar tetapi sangat malas untuk menggerakan badan dan
berolah raga. Kita ingin terlihat ‘charming’ tetapi kita malas merawat tubuh
dan lain-lain. Kita ingin badan seperti’’ Ade rai’’ tetapi tubuh justru lebih
sering dibawa ketempat kasur untuk tidur. Kita Ingin Kita ingin bermain giter
seperti ‘Steve Vai’ tetapi justru yang di ulik lagu lupa dari Band kuburan.
Pikiran kita kepengin tetapi hati kita merasa malas. Ingin tetapi malas. Malas
sekali rasanya, tetapi sebenarnya ada keinginan yang kuat dipikirkan. Jadi? Ya,
tidak singkron. Memendam rasa rindu, tetapi sekaligus juga benci. Kangen,
tetapi kesal kalo sudah bertemu. Sayang, tetapi cenburu buta.
Berbagai
komflok inilah yang sering kali membuat langkah kita jadi maju mundur. Mengapa,
karena setiap saat melibatkan dua keputusan dibagian tubuh yang berbeda,
pikiran diputuskan di otak, dan perasaan diputuskan di hati. Solusi yang
ditawarkan adalah, mengapa tidak diselaraskan? Mengapa kita tidak mencoba
merubah kebiasaan, melibatkan hati Selain pikiran. Mengapa kita tidak mencoba
merasa positif, selain berpikir positif. Inilah tangtangannya, kita terlalu
terbiasa untuk memberikan beban ini kepada otak, dan kurang terbiasa untuk
membaginya dengan hati. Pedahal hal hal ini tidak mustahil untuk dilakukan.
Mari
kita lihat terhadap diri kita sendiri ketika sedang memulai menyelesaikan
sebuah pekerjaan dengan hati terpaksa, gundah dan kukulutus atau mengeluh
berkepanjangan, seperti apa nanti hasilnya. Bedakan dengan ketika kita memulai
sebuah pekerjaan dengan tenang, ikhlas dan selalu bersyukur. Mana kira-kira
yang lebih baik menurut Anda? Ketika kita baru bangun tidur, ada yang sedang
membersihkan tempat tidurnya dengan ikhlas dan dengan kekulutus, mana menurut
Anda yang lebih rapih hasil pekerjaannyanya. Ketika kita sedang belajar ada
yang ikhlas dan sadar sepenuhnya bahwa ini untuk masa depannya, dan ada yang
dengan terpaksa dan gundah dalam belajar.
Maka
kita sebagai manusia dewasa, rasanya kita sudah mulai dapat memilih untuk tidak
hanya berpikir positif tetapi juga tetapi merasakan secara positif menghayati
energi perasaan positif. Mulailah hari ini dengan ikhlas. Lalu bagaimana
caranya? Anda pasti lebih mengetahui jawabannya.
Pengembangan
diri dan Kedewasaan
Sebaris kalimat pernah manjadi
sangat terkenal ketika diangkat oleh salah satu iklan roko, Anyway. Kita tidak
pernah tau setelah mereka menggunakan tagline tersebut, apakah rokok tersebut
menjadi semakin laku atau tidak, dan rasanya kita tidak perlu juga terlalu
mempermasalahkannya. Namun satuhal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa
banyak makna yang terkandung dari kalimat unik itu. Kalimatnya adalah. Tua
adalah Pasti katanya, dan hal itu memang benar tak terbantahkan. Secara
biologis mau tidak mau, setiap orang akan beranjak menjadi tua dengan berbagai
proses biologis yang mengikutinya, kulit mulai keriput, mata mulai rabun, jalan
mulai membungkuk, dan lain-lain. Itu semua adalah proses alamiah yang tidak
bisa dihindari oleh siapapun, dan
teknologi secanggih apapun, teknologi hanya dapat membantu memperlambat,
mempersehat ataupun membantu mentabolisme agar dapat berjalan lebih baik lagi.
Nah jika kita tua adalah pasti, maka menurut kalimat tadi bahasan utamanya kita
adalah, Maka dewasa bukanlah suatu kepastian, tetapi lebih tepatnya adalah
sebuah pilihan. Artinya, kita sendiri yang memilih, apakah kita mau menjadi
orang yang dewasa atau tidak?
Pernyataan
selanjutnya adalah, apakah dewasa itu? Tentunya banyak sekali jawabannya. Jika
dilihat dari KTP maka seharusnya kita yang hidup di tanah air yang tercinta
Indonesia ini, sudah harus dewasa sejak usia 17 tahun. Di beberapa daerah
terentu, seseorang dikatakan dewasa adalah ketika dia telah menikah, terlepas
dari berapapun usinya, atau jika ia sudah bekerja atau dapat menghidupi dirinya
sendiri. Steven Covey, penulis best seller Internasional, yang terkenal dengan
bukunya The seven Habit of Highly Effective People, menyatakan bahwa dewasa
adalah ketika seseorang telah memiliki Courage (keberanian) dan consideration
(pertimbangan). Menariknya adalah, seseorang belum dapat dikatakan dewasa
ketika baru memiliki salah satunya saja, misalnya ketika seseorang hanya
memiliki caurage (keberanian) saja, maka seseorang belum dianggap dewasa,
karena tindakan berani tampa consideration (pertimbangan) matang, akan
berpotensi menimbulkan dampak buruk (kenekatan anarkis dan lain-lain).
Sebaliknya jika seseorang hanya memiliki consideration (pertimbangan) matang,
maka biasanya ia tidak melakukan apa-apa, karena terlalu laru-ragu dan menjadi
takut.
Jika
ingin menyelusuri lebih jauh tentunya ada banyak sekali wacana atau
pendefinisian tentang hal ihwal yang disebut dewasa. Namun pada tulisan ini,
penulis memberanikan diri untuk membuat pernyataan bahwa dewasa adalah ketika
seseorang menyadai bahwa memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk
menentukan segala pemikiran, sikap dan tingkah lakunya, sekaligus ia memiliki pemahaman
bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap pemikiran, dan sikap dan seluruh
tingkah lakunya tersebut.
Artinya sederhana, yaitu jika ada orang yang
masih merasa bahwa pemikiran, sikap dan tingkah lakunya ditentukan oleh pihak
lain, seperti lingkungan, orang tua, pacar, guru dan sebagainya, maka ia belum
dewasa, mengapa? Karena ia belum menyadari sepenuhnya bahwa ia sebenarnya
memiliki kebebasan. Misalnya ketika ada orang yang masih menyatakan bahwa
segala ketidak suksesan dalam hidupnya adalah karena ada pihak lain, maka ia
tergolong belum dewasa. Sebagai contoh , biasanya mereka menyatakan hal-hal
seperti berikut ini :
·
Wah jelas saja nilai-nilai saya jelek,
soalnya kuliahnya selalu siang karena saya tidur lewat malam, jadinya saya
mengantuk didalam kelas.
·
Sudah pasti Badu sukses karena orang tuanya
Badu kaya, sedangkan orang tua saya miskin, jadi mana mungkin saya sukses.
·
Wajar saja jika saya tertinggal, karena saya
berasal dari desa, sedangkan mereka-mereka dari kota.
Itulah kira-kira gambaran orang yang belum pantas disebut
atau dikatakan dewasa.
Demikian sebaliknya, jika
ada orang yan masih merasa bahwa ia tidak perlu bertanggung jawab atas segala
pemikiran, sikap dan tingkah lakunya, maka ia juga belum tergolong dewasa,
karena berarti ia masih mencari kambing hitam atas segala akibat dari
pemikiran, sikap dan tingkah lakunya. Nah, dimanakah posisi kita sekarang?
Tergolong yang manakah kita ini. Mari kita mulai tentukan diri kita sendiri,
tidak usah menunggu orang lain. Katanya kita sudah dewasa.
Konsekuensi logis dari
pemahaman kita akan kebebasan memilih sebenarnya sudah sangat luar biasa. Ada
banyak hal yang kita bisa raih, ketika kita sudah benar-benar memahaminya,
yaitu salah satunya adalah kita benar-benar dapat mengeluarkan seluruh potensi
yang terpendam selama ini. Diana Whiney dan Amanda Trosten Bloom dalam bukunya
The fower of Appreciative Inquiry ada empat prinsip perubahan positif dan
organisasi, ia mengatakan bahwa paling tidak ada enam syarat yang diperlukan
bagi pembebasan kekuatan. Syarat –syarat tersebut dikenal sebagai dengan kata
enam kebebasan, yaitu yang meliputi kebebasan untuk dikenal dalam hubungan,
kebebasan untuk didengar, kebebasan untuk bermimpi dalam komunitas, kebebasan
untuk memilih dalam berkontribusi, kebebasan untuk bertindak dengan dukungan,
dan kebebasan untuk menjadi positif. Nah inilah yang harus senantiasa kita pahami dalam diri kita,
yaitu bahwa kita lahir kedunia ini dengan kebebasan penuh untuk menjadi apa
saja yang kita mau, bahkan untuk merubah dunia sekalipun.
Oleh karena itu, sudah
saatnya bagi kita untuk tidak lagi terlalu mudah menyalahkan lingkungan atas
kekurangsempurnaan prestasi kita, untuk tidak lagi gampang mengambing hitamkan
sistem pendidikan atas keterbatasan pemikiran kita. Karena semua ternyata
kembali kepada diri kita sendiri. Mari kita lihat, apakah ada jaminan orang
yang kaya pasti lebih pintar dari orang yang miskin? Tidak bukan? Apakah ada
jaminan orang kota pasti akan lebih sukses dari orang desa? Tidak bukan. Apakah
ada jaminan orang yang berpendidikan tinggi akan lebih sukses daripada orang
yang tidak berpendidikan sama sekali. Tidak bukan.? Artinya faktor-faktor yang
ada diluar kita jangan lagi dijadikan kambing hitam atas kekurang sempurnaan
prestasi kita, apa lagi atas kegagalan kita. Katanya lagi-lagi kita sudah
dewasa.
Pengembangan
diri dan Berpikir Apresiatif
Pembicaraan Anda Akan sangat
membantu dunia Anda sendiri. Berbicara tentang kebahagiaan, bukan ketidak
puasan. Berbicaralah tentang harapan, bukan tentang keputusan. Biarkan
kata-kata Anda membalut luka, bukan yang menyebabkannya luka
Tulisan dimuka. Penulis
mengutip kalimat dari buku Appreciative Inquiry yang ditulis oleh duet Diana
Whitney dan Amanda Trosten. Satu hal yang harus kita perhatikan, apakah kita
merasa tersindir oleh tulisan dimuka. Mungkin ya. Mungkin juga tidak. Namun
yang perlu ditekankan adalah bahwa dunia disekitar kita pada akhir-akhir ini
terlalu terfokus pada nuansa negatif, keputusan, ketidakpuasan, wacana defisit.
Terlalu banyak perbincangan kita yang mengarah ke area negatif. Para komentator
politik misalnya, terlalu sering membicarakan hal negatif dari partai,
pemimpin, yang menjadi objek bahasan. Mahasiswa yang terlalu kerap membahas
masalah sulitnya mata pelajaran, betapa tidak menyenangkannya cara dosen X
dalam mengajar, betapa kurangnya fasilitas kampus, banyaknya tugas yang harus
dikerjakan dan lain-lain. Keluarga-keluarga di meja makan, terlalu sering
membahas kesulitan ekonomi, anak yang tidak mau belajar, harga sayur yang
membumbung tinggi, dan lain sebagainya. Karyawan kantor yang selalu membahas
rendahnya upah mereka, betapa tidak adilnya bos, betapa beruntungnya kerja
diperusahaan lain, dan lain-lain. Sehingga se positif apapun kita, jika setiap
hari dibombardir seperti itu, kita akan sulit sekali melepaskan diri dari
nuansa negatif dan wacana defisit itu.
Merujuk dari tulisan dimuka,
maka kita akan menemukan satu kalimat yang menarik, yaitu, pembicaraan Anda
membantu menciptakan dunia Anda sendiri. Haruskah kita percaya dengan pernyataan
tersebut? Tentu saja terserah masing-masing. Namun mari kita lihat sejarah. Ada
banyak orator ulung dunia yang mengubah dunia dengan kata-kata. Bungkarno
adalah salah satu tokoh yang mampu menginpirasi rakyat Indonesia akan hak-hak
atas kemerdekaan. Tentu masih banyak lagi tokoh lain. Seperti Mahatma Gandi,
Martin Luther King, Jhon f Kenndy, dan seterusnya. Apa yang mereka lakukan?
Mereka mengubah dunianya sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan pemilihan
kata-kata yang paling aspiratif. Bisakah mereka berbuat sebaliknya? Mungkin
saja bisa, karena justru hal tersebut lebih mudah. Namun, ,,, Dengan
keyakinannya atas visi yang lebih besar, mereka memilih menginspirasi dirinya
sendiri dan orang banyak. Dengan sengaja, mereka memilih kata-kata yang membangkitkan
semangat, mendorong daya juang, meledakan potensi dan meletakan pikiran
apresiatif di tempat yang tepat dan benar.
Sekarang,,, Mari kita tanya
kepada diri kita sendiri. Benarkah kata-kata dapat mengubah diri kita? Mungkin
pertanyaan ini tidak usah dijawab. Namun pernahkah emosi atau antusiasme kita
berubah setelah kita membaca kata-kata yang bagus dari sebuah buku? Pastinya
pernah. Artinya, kata-kata memang mengadung mejik. Biasanya kita tergugah
ketika kisah buku bacaan yang kita baca tersebut mendorong kita untuk berpikir
lebih positif. Berbagai penelitian psikologi menyimpulkan bahwa manusia yang
selalu berpikir positif, hidupnya akan lebih jauh lebih sehat dan bahagia. Apa
makna berpikir positif? Yaitu, membuang, mengganti pikiran dan perasaan negatif
menjadi pikiran dan perasaan yang positif. Sederhana, namun tidak selalu mudah
untuk dilakukan. Namun perkembangan kajian psikologis, saat ini telah melampui
batas-batas itu. Kita tidak lagi hanya sekedar untuk diajak berpikir positif.
Namun lebih jauh lagi, yaitu berpikir apresiatif. Artinya, kita harus
apresiatif terhadap berbagai kisah atau aspek kehidupan manusia. Apresiatif
berarti menghargai , memberi nilai tambah, dalam mengambil pelajaran. Praktik
apresiatif akan membuat kita menjadi mahluk yang menghargai segala sesuatunya,
termasuk menghargai hal-hal kecil yang ada disekeliling kita. Dan, dengan
berpikir apresiatif, kita tidak hanya akan merubah yang negatif menjadi
positif, namun kita akan belajar menghargai apa yang sudah kita miliki atau yang
sudah kita capai. Kita akan terdorong untuk melihat apa yang sebenarnya saya
miliki, atau ada apa dibalik segala pencapaian kita, walaupun belum maksimal
dan bukan sebaliknya, berusaha mengorek luka lama yang menyebabkan kegagalan
kita. Berpikir apresiatif adalah meningkatkan yang sudah ada alih-alih
mengoreksi kesalahan. Atau menyuburkan dan menyehatkan tanah yang belum perna
ditanami, alih-alih menyemprot dengan paktisida untuk menghilangkan hama.
Mendorong gaya hidup sehat, alaih alih mengobati penyakit dengan berbagai cara.
Sekali lagi, meningkatkan yang sudah ada, bukan untuk mengoreksi kesalahan.
Agar lebih jelas penulis
akan mengutip tulisan dari Diana Whitney dan Amanda Ttrosten tentang berpikir
apresiatif sebagai berikut, berpikir apresiatif bukan berarti menapikan apa
yang negatif. Bukan membutakan diri terhadap kelemahan. Bukan tidak mengakui
kelemahan. Setiap orang pasti pernah salah. Setiap keluarga pasti punya aib.
Setiap organisai pasti pernah mengalami kegagalan. Maka, berpikir apresiatif
adalah usaha atau upaya menghargai apa yang ada pada diri kita sendiri,
mengambil hikmah dari setiap kejadian yang telah kita lalui. Melalui berpikir
apresiasi, kita diajak untuk lebih fokus pada apa yang terbaik dai manusia dan
sistem manusia, apa yang memberi nafas pada kehidupan. Contoh, Jika Anda adalah
seorang mahasiswa yang belum memiliki IPK seperti yang dicita-citakan, maka
tidak harus selalu melihat dimana masalahnya, sebaliknya Anda perlu menghargai
semangat Anda sendiri. Hargai bahwa sampai saat ini Anda masih punya semangat
tinggi untuk mendapatkan atau mencapai IPK impian tersebut. Mencoba mengorek
apa kesalahan yang telah Anda lakukan, seringkali justru membuka luka lama dan
menurunkan motivasi. Sebaliknya, fokus pada apa yang telah dimiliki yaitu
semangat, antusiasme, kemampuan memahami pelajaran, teman-teman yang mendukung,
lingkungan belajar yang kondusif dan lain-lain, pada gilirannya justru akan
menambah motivasi. Jadikan angka IPK yang sudah diraih sebagai isi. Bukan
setengah kosong. Sehingga kita akan termotivasi untuk mengisinya lebih lanjut,
bukan malah mengorek luka dan mencari sumber masalah mengapa gelas tersebut
hampir kosong.
Berdasarkan uraian dimuka.
Kita dapat mengatakan bahwa pemilihan kata-kata atau kalimat pernyataan. Dapat
berdampak pada berbagai aspek kehidupan, ingat, pilihan kata-kata yang
menginspirasi. Hal ini perlu dilakukan, karena sebenarnya kita sudah sangat
tahu bahwa kata-kata mampu mengubah dunia kita. Hanya,,,, yang belum dilakukan
adalah, kita belum menjadi kata-kata inspiratif sebagai ritual diri. Mengapa?
Karena dilingkungan sekitar kita sudah terlalu banyak kata-kata negatif. Jadi,
sudah saatnya bagi kita untuk serius dalam memilih kata-kata, terutama jika
kita kaitkan kepada diri sendiri dan juga orang lain.
Apabila kita menengok
kedalam agama kita, bukankah islam mengajarkan kita untuk berkata-kata dengan
baik, atau kalau tidak lebih baik diam saja? Jadi, Mari kita mulai dari diri
kita sendiri untuk memilih kata-kata yang dapat membentuk dunia yang akan kita
jalani dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, kata-kata kita akan membentuk dunia.
Dan satu hal lagi, ternyata Al-Qur’an yang agung telah mengajarkan kita untuk
berpikir dan mengunakan akal yang
apresiatif, yaitu selalu mencari hikmah dari kisah yang inspiratif. Mengapa
kita baru mengetahuinya sekarang? Mungkin selama ini Al-Qur’an yang dimiliki
hanya dijadikan sebagai hiasan dinding, paling jauh hanya sebatas menghapal
membaca, menyapaikan dan setelah itu sudah.... tampa dikaji, dan digali. Ingat,
di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali kisah yang apresiatif dan tidak hanya
berpikir positif, itu semua sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu bahkan
mungkin ribuan tahun yang lalu?
Makna
Belajar
Pengembangan
diri dan budi pekerti
Tujuan
pembelajaran.
by Namephology
Tujuan pembelajaran
dimaksud ialah. Setelah mempelajari materi-materi ini diharafkan para pembaca,
siswa dan sebagainya dapat menghayati arti serta makna belajar, sebagai
pelajar’ pembaca dan seterusnya untuk dapat mencapai keberhasilan belajar yang
mendasari pencapaian masa depan yang optimal sesuaian dengan apa yang
diharapkan
Pengertian
Belajar.
Belajar adalah proses
yang akan memperlihatkan perubahan pada sikap dan perilaku sebagai hasil dari
akumulasi pengalaman dalam proses tersebut. Jadi proses belajar senantiasa akan
melahirkan perubahan pada pengetahuan, tingkah laku, dan penampilan melalui
serangkaian proses atau kegiatan misalnya, kegiatan membaca, mengamati,
menganalisa, meniru, mendengar dan sebagainya.
Belajar
merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, efektif, dan secara
psikomotorik ke arah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan
akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif
guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Keberhasilan
proses belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur luar maupun dalam. Unsur-unsur
tersebut adalah sbb :
1.
Unsur
Luar
a.
Lingkungan alami, seperti keadaan suhu,
kelembapan udara yang dapat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar.
b.
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia
maupun lainnya yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
c.
Instrumental yang terdiri dari kurikulum,
program, sarana dan prasarana, serta guru sebagai pendidik.:
1.
Unsur
dalam (kondisi individu)
a.
Kondisi fisiologis dan panca indera terutama
pendengaran dan penglihatan.
b.
Fisiologis yang terdiri atas minat,
kecerdasan, bakat, motivasi dan keterampilan kognitif.
Ada beberapa macam aktivitas
dalam belajar yang harus diperhatikan, yaitu sbb :
1.
Menggunakan panca indera untuk mengindra dan
mengamati merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah dilakukan
sejak awal kehidupan manusia.
2.
Membaca merupakan kegiatan belajar yang
paling penting dan utama dalam belajar
3.
Mencatat dan menulis poin-poin penting dari
yang telah diamati dan dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan
mudah diproduksi kembali.
4.
Mengingat dan menghapal adalah cara mudah
untuk menyimpan kesan-kesan dalam memori .
5.
Berpikir dan berimajinasi akan mampu
melahirkan banyak karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
6.
Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu
yang belum diketahui merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.
7.
Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah
dipelajari akan mampu menciptakan perubahan dalam diri.
Angka
dari sudut pandang yang berbeda
Dari sejarah dan
riwayat kemunculannya nama angka seperti yang telah diterangkan dimuka. Sekilas
hanya sebatas sejarah dan riwayat nama angka semata, namun jika kita cermati
lebih mendalam dari kemunculan yang di ceritakan oleh suku yang primitif dengan
perbandingan gundukan-gundukan tanah yang lebih besar dan gundukan kecil, serta
ranting-ranting kita dapatkan beberapa hal yang positif dan tambahan hasanah
ilmu pengetahuan,,, terutama pada saat kita di hadapkan kepada keberfungsian
akal untuk dapat mengembangkan kedalam kehidupan sehari-hari bukan saja di
bidang iptek, seni dan budaya, akan tetapi dibidang sosial dan kemasyarakatan.
Khususnya angka nol yang telah di jelaskan dimuka, yang sebegitu hebatnya.
Mari kita dengan sengaja
menggeser pandangan kita dalam melihat nama-nama angka yang selama ini kita dengar,
kita gunakan dan kita bicarakan bahkan sering kita perdebatkan.
Selama ini kita melihat
nama-nama angka itu dari tampak apa atau sudut pandang mana?....
Dan inilah angka 1 sampai dengan 9 sebagai simbol karakter manusia
Angka,
angka dan Angka, itulah Nama yang membuat kita semua terkadang tertipu dan
terperdaya oleh nya. Setiap orang pasti sudah sangat mengenal yang namanya
angka, khususnya nama angka satu, lima dan sebilan baik dari nama, bentuk, dan
rupanya, namun sedikit sekali diantara mereka yang paham makna serta arti dan
karakternya. Kalaupun ada dianra mereka pada umumnya mengenal nama angka hanya
sebatas alat hitung, dan penomran lebih jauhnya mereka pada umumnya tidak tahu
kalau angka itu tidak sebatas alat hitung dan penomoran semata.
Dimuka
telah diterangkan bab asal usul angka dari zaman ke zaman, sekarang mari kita
cari tahu lebih jauh tentang angka yang selama ini kita kenal. Denga segala
hormat serta kerendahan hati, penulis tidak bermaksud mengajari apalagi
menggurui kepada semua pihak yang membaca buku ini, dan tidak bermaksud untuk merubah arti dan
makna yang sudah ada, namun ini hanya sebatas pemaparan tentang angka yang
barangkali ada guna dan manfaatnya untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan kita
semua.
Setiap orang pasti
memiliki ilmu pengetahuan tentang angka dan pasti setiap orang mempunyai
kemampuan untuk berpikir dan tentang ilmu pengetahuan, baik itu kemampuan umum
maupun kemampuan khusus. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu hasil dari
pembawaan, kemampuan secara umum disebut atau dikenal dengan istilah kecerdasan
intelegensi.
Kemampuan
tersebut dapat digunakan oleh manusia sebagai alat guna memecahkan suatu
permasalahan.
Didepan
mata kita masa depan telah membentang, mengundang, memanggil, menangtang, dan
penuh dengan peluang. DI dalamnya ada nama-nama angka seperti yang telah di
uraikan muka sebagai bahan instrosfeksi dan pengembangan diri serta termasunk
angka satu hingga sembilan didalamnya. menanti uluran tangan serta pemikiran
kita semua sebagai manusia yang memiliki segala sumberdaya yang harus kita gali
dan kita kembangkan.
Ilmu
yang telah kita kuasai, keterampilan yang sudah kita miliki, dan sikap dewasa
yang telah menjadi bagian hidup Anda merupakan modal utama dimasa depan untuk
membangun bangsa indonesia seutuhnya.
Untuk
itu, mari dari sekarang kita harus sudah menentukan masa depan kita sendiri,
sebenarnya siapa saja berhak memiliki masa depan?. Asalkan kita mau dan tahu
cara untuk mencapai masa depan serta mau melakukannya, maka merekalah yang
berhak memiliki masa depan.Upaya, usaha perlu dilakukan dari sekarang.
Untuk itu mari kita
dengan sengaja mencari tahu tentang karakter angka satu, hingga sembilan yang
merupakan gambaran karakter manusa dan perikalakunya, setelah mempelajari nama
angka satu sampai sembilan diharapkan ini semua menjadi wawasan khasana ilmu
pengetahuan yang baru dan wacana baru dalam mengarungi kehidupan dalam rangka
mencapai kematangan , kepahaman dalam melihat, memilih, berpiikirkan, bercermin
dan instrospeksi, evaluasi sekaligus mengembankan dir.
Mengenal Karakter Anak sejak
dini melalui Angka,
1 sampai dengan 9 lambang karakter
manusia dan tingkalakunya.
Persaingan, kata
itulah yang hapir mendominasi hari-hari kita di setiap hari, setiap hari kita berjuang, bersaing, dan tidak perduli apa propesi kita. Bagi para pedagang
mereka setiap hari berjuang untuk mendatangkan pelanggan sebanyak-banyaknya ke
warung atau kios mereka. Bagi para pengelola radio atau televisi, setiap hari
mereka bersaing untuk mendapatkan penonton atau pendengar terbanyak, agar para
pemasang iklan tertarik memasang iklanya di perusahaan mereka. Mereka
masing-masing meng klaim bahwa perusahan merekalah nomor satu dan paling utama
dalam pelayanan maupun dalam penyajian, dan segala cara mereka lalukan sudah
tidak lagi memikirkan sebab dan akibatnya.
Para
sopir angkutan umum, setiap hari mereka berjuang untuk mendapatkan penumpang
sebanyak-banyaknya agar penghasilan yang mereka dapatkan dapat memenuhi setoran
dan dapat mencukupi kebutuhan kebutuhan keluarga, mereka sudah tidak
memperhatikan resiko kepanasan, kehujanan, tertabrak dan sebagainya, mereka
berjuang demi satu tujuan yaitu meningkatkan taraf hidup supaya menjadi nomor
satu. Itulah kehidupan, kita harus berjuang mengejar rejaki kita sendiri, dan juga
harus berjuan untuk mencapai prestasi pribadi. Namun, dalam proses pengerjaan
tersebut, ternyata setiap kita dapat menampilkan prilaku yang terlihat
berbeda-beda. Sebagai contoh, kita bisa memperhatikan lingkungan disekitar
kita. Banyak sekali tentunya contoh yang dapat kita gunakan sebagai bahan
Instrosfeksi, Evaluasi dan mengambangkan diri, dan berikut contoh nya yang
terlihat sama:
1.
Ketika kita masih sekolah, kita sering
melihat ada kawan atau teman kita yang ketika mau ujian ia belajarnya
habis-habisan sampai larut malam, dan ada juga yang baru jam delapan malam ia
sudah nonton tv. Atau tidur.
2.
Ada beberapa kawan kita yang berjuang tampa
kenal lelah dalam kewirausahaannya, dan ada juga baru tiga, empat bulan
menghentikan usaha yang dirintisnya, dan ia menyatakan bahwa ia sudah gagal.
3.
Ada beberapa kawan kita yang bertahan dan
berjuang dalam jaringan multi level marketing , dan ada sebagian yang lain
berhenti pada minggu pertama.
4.
Ada yang berhasil menemukan jati dirinya
sebagai manusia yang bermakna, ada yang berhenti, ada yang pasrah, ada yang
merasa gagal dan putus asa, kemudian
melarikan diri ke dunia obat-obatan yang terlarang narkoba.
5.
Ada beberapa karyawan dan karyawati yang
selalu merasa tidak betah di tempat kerja manapun karena selalu merasal gagal
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebaliknya ada yang berjuang keras
untuk beradaptasi, dan akhirnya berhasil, dan
6.
Ada karyawan, karyawati dan mahasiswa yang
kurang keras berjuangnya dalam mengatasi stres, sehingga mereka mencari obat
stres di dunia gelap malam.
7.
Ada diantara mereka yang selalu keluh kesah,
tidak betah dirumah ataupun di tempat, selalu bimbang, terkadang pelupa, bagus
dalam berdiplomasi, pemarah tapi mudah hilng,
Begitulah kita setiap hari
melihat beragam perilaku manusia. Mulai dari yang pantang menyerah, sampai ke
yang mudah sekalih menyerah, bahkan yang sudah menyerah sebelum bertanding,
atau sebelum memulai sesuatu. Nahhhhhhhh
Termasuk kelompok yang mana kah kita atau Anda ini.
Dari pertanyaan tersebut,
tentulah tidak perlu Anda jawab. Namun, jika kita tidak pernah mencobanya
menanyakan terhadap diri sendiri, dikawatirkan Anda akan terus menerus terlena
dalam posisi Anda sekarang. Terutama jika Anda tergolong orang yang mudah
menyerah. Kita sudah terbiasa dengan cara hidup kita sendiri coba Anda tebak ,
kita tidak akan kemana-mana. Mungkin, Anda akan protes membaca tulisan ini dan
akan menganggap saya terlau menggenalisir dan menyederhakan masalah. Jika
memang demikian saya mohon maaf. Namun. Rasanya perlu kita ingat-ingat bersama
bahwa semua itu tergantung kepada diri kita sendiri. Karena yang membuat kita
maju terus dan berkembang atau berhenti, itu semua sesungguhnya tergantung
pikiran diri kita sendiri, jika pikiran kita maju, mangka target hidup kita pun
akan maju. Apakah kita akan membiarkan pikiran kita menyerah pada lingkungan
ataupun pada gagasan-gagasan negatif yang menghinggap dipikiran kita.
Sampai
disini dulu
Setiap
kepribadian, karakter individu orang tentu ada positif dan Negatifnya, dan
berikut ini karakter nama orang yang disimbolkan oleh nama angka 1, 5 dan 9
beserta positif dan negatifnya orang yang memilki karakter angka 1, 5, dan 9
Positif dan negatifnya karakter manusi
yang di simbolkan dengan angka 1 sampai 9 yaitu
Positifnya karakter manusia yang disimbolkan angka1 sampai 9
seperti udara.
positipnya
mereka yang memiliki karakter Angka 1, 5 dan 9 a ntara lain Sbb :
1.
Positipnya mereka yang memiliki karakter
angka 1, 5 dan 9 ia sangat agresip, aktip, dan pandai diplomasi.
2. Mereka sangat penuh pertimbangan dalam
segalah hal dan sangat perhitungan dalam segala aktipitas.
3. Temperamen dan mudah emosi namun juga mudah
sekali hilang atau menyadari tidak pendemdam.
4.
Ambisius dan tidak pernah mau menyerah dan
idealis.
5. mereka akan sangat enak jika diajak ngoblor
dan diskusi membuat orang betah bersamanya berlama-lama.
Negatipnya mereka yang
memiliki karakter 1 , 5 dan 9 Sbb :
1.
Negatipnya mereka yang memiliki karater1, 5
dan 9, dia plinplan tidak teguh pendirian.
2.
Bagus didalam diplomasi namun terkadang sulit
dipegang omongannya atau ucapannya.karena plin plan,sekarang A,, besok bisa B bahkan bisa D tidak betah di satu
tempat, tidak mau diam.
3.
Terlampau itungan dan sering ngulur-ngulur
waktu dan pelupa
4.
Mimiknya cenderung terlihat judes, kurang
menarik hati jika dilihat mimiknya.mudah marah dan mudah menyesal.
5.
Mudah berubah-rubah dalam ngabil keputusan,
mudah su udzon terhadap orang lain.(Penyakitnya Was-was, dan gelisah)
Itulah gambaran positif dan
negatifnya karakter orang yang disimbol dengan angka 1, 5 dan 9, yang
membedakan karakter angka 1, pelupa, angka 5 panjang ingatan, sedangkan angka 9
terlampau berhitung dan suka ngolor waktu.
Dan berikut ini lima nasehat yang harus diperhatikan oleh mereka
yang memiliki karakter 1, 5, dan 9.
Lima nasehat yang harus diperhatikan
1.
Anak ku,
kamu
ini adalah orang yang memiliki karakter angka 1, 5, dan 9. Anak ku Ilmu yang
kamu dapatkan dalam buku ini itu semua adalah anugrah dari Allah swt, yang
harus kamu syukuri dan kamu amalkan dalam kehidupan kamu sehari-hari, dan kamu
adalah orang yang beruntung. Sebab, ilmu pengetahan adalah bekal hidup yang
paling utama yang diberikan oleh kedua orang tua mu, maka hormatilah kedua
orang tua mu dan semua guru-guru mu yang telah membimbing kamu, mudah-mudahan
dengan ilmu ini dapat meningkatka derajat kamu dan kedua orang tua mu.
2. Anak ku
Anak ku. Kamu telah banyak
mendapatkan pembelajaran, ilmu pengetahuan, terutama ilmu tentang gambaran
untuk introspeksik, evaluasi dan pengembangan diri. Baik yang kamu dapatkan
dari pelajaran disekolah, dari buku Psikologi pengembangan diri, dari buku
Bimbingan koseling, atau dari buku yang lainnya. Terutama dari buku yang sedang
kamu baca saat ini, yaitu buku introsfeksi, evaluasi dan pengembangan diri
melalui nama unsur alam yang sudah dipaparkan di bab satu, yaitu buku
pembelajaran tentang karakter yang di gambarkan oleh Bumi, Udara, Air, dan Api.
Anak ku
Anak ku. Kita hidup dimuka
bumi ini tidak dapat terlepas dari namanya unsur alam yaitu. Bumi, Air. Api dan
Udara. Dan ingalah, bahwa kita diciptakan oleh
Allah swt itu dari empat nama unsur alam tersebut seperti yang diterangkan
dimuka dan nama empat unsur alam itu juga yang sangat mempengaruhi kehidupan
kita, dan sangat memberi gambaran karakter kita sebagai mahluk hidup.Maka
perhatikanlah nama-nama unsur alam tersebut, sebab jika kita memperhatikan dia,
maka dia pun akan memperhatikan kita..
4. Anak ku
Anak ku. Setelah engkau
mempelajari ini semua, maka hendaklah kamu perhatikan apa itu yang namanya
makna belajar seperti yang diterangkan dimuka, karena sesungguhnya tujuan
daripada belajar adalah sebuah proses panjang yang akan memperhatikan perubahan
pada sikap dan perilaku hasil dari akumulasi pengalaman dalam proses tersebut.
Belajar itu merupakan peningkatan perubahan dan kemampuan bukan saja IQ, tetapi
lebih kepada antara penggabungan IQ, EQ dan ESQ . Dengan tiga hal tersebut maka
kita akan mudah mencapai kepada kesuksesan.
Anak ku. Tidak ada satu pun
manusia yang tidak bersentuhan dengan ilmu. Dan ilmu banyak sekali jenis dan
juga namanya. Dari yang namanya matematika, politik, kedokteran, fisika, dan
sebagainya termasuk ilmu sosial didalamnya. Anak ku, kita ini adalah manusia
mahluk sosial yang berpikir dan berkesinambungan kelak kamu akan bersosialisasi
dimasyarakat. Anak ku, kamu sudah belajar bersosialisasi sewaktu kamu sekolah
di TK, SD, SMP dan SMA, dari sana kamu bisa melihat, berpikir, bercermin dan
kamu juga melakukan segala yang telah ditentukan oleh aturan sekolah
masing-masing dan sekarang saatnya meningkatkan kemampuan mu.
Dan itulah gambaran antara
positif dan negatifnya karakter angka 1, 5 dan 9. Selamjutntnya bagaimana
positif dan negetifnya karakter angka 2 dan 6. Dan berikut ini Gambaran
mengenai positif dan negatifnya karakter atau kepribadian orang atau individu
yang disimbolkan oleh angka 2 dan 6. Namun sebelum melanjutkan membahas positif
dan negatifnya karakter angka 2 dan 6, mari kita sedikit bahas tentang mengenal
Kecerdasa Emosiona Remaja.
by Namephology
kemudian bagai angka angka selanjutnya,,,, ikuti Namephology yang selanjutnya yachhhh