CB Blogger
NAMEPHOLOGY Updated at:

Entri yang Diunggulkan

Introspeksi, Evaluasi, pengembangandiri melalui Nama, angka ,budaya Agama dan logika

Namephology nama ilmu yang memiliki cara tersendiri dalam membaca atau menngidentifikasi baik itu karakter, kondisi dan hubungan sekaligus...

Kamis, 27 Mei 2021

Angka dari sudut pandang berbeda

                                     

Daftar isi :
1. Angka dari sudut pandang berbeda
2. Sekilas tentang asal usul angka dan penemunya

Angka dari sudut pandang yang berbeda
Dibalik  angka..... 

Angka adalah salah satu dari sekian banyak jenis nama yang beredar di tengah-tengah kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan dalam bermasyarakat.


Dimulai dari menyebut namalah segala sesuatu bersumber, baik yang positif maupun yang negatif. Nama angka merupakan salah satu nama yang memiliki keunikan tersendiri didalamnya, angka sering sekali jadi bahan diskusi, percakapan bahkan tidak jarang diperdebatkan dalam sehari-hari, tidak sedikit dari mereka yang berselisih oleh karenanya, oleh karena itu angka menjadi suatu tantangan bagi kita semua sebagai manusia yang notabenenya sebagai makluk pencipta, pengguna, perlindungan, penghargaan dan mahluk sosial yang senantiasa berpikir dan berkesinambungan. Nama angka adalah salah satu nama dari sekian banyak nama yang sangat berperan dalam segala sendi aspek kehidupan sehari-hari yang harus kita kejar dan kita raih.

Hidup adalah sebuah proses perjalan panjang yang harus kita sadari, kita sebagai manusia harus senantiasa menyadari bahwa diri kita awalnya tidak mengetahui siapa dan dan mana kita berasal, kita juga awalnya tidak memahami apa itu hidup, begitu pula halnya kita sekarang mengenal yang namanya angka, kita selama ini hanya mendengar dan menggunakan, tidak perna berpikir lebih jauh dari mana awal mulanya angka, kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri dan punya rasa ingin tau yang kuat untuk mengetahui bagaimana pada awal mulanya ada angka, maka kita pasti akan sering mengintrospeksi diri, sebab hanya dengan introsfeksi dirilah kita semua akan tau hal ihwal dari mana diri kita berasal dan darimana pula angka itu awal kemunculannya tahu-tahu ada dalam perjanan kehidupan kita sehari-hari dan kita percaya serta yakin dan menggunakannya hingga saat ini.

Sebagai manusia mahluk yang perpikir, kita akan senantiasa dituntut oleh kebutuhan ilmu pengetahuan dan mau tidak mau kita harus mengetahui proses perjalanan hidup kita sendiri apa bila kita ingin lebih baik dari sebelumnya. Dengan angka mari kita tingkatkan pemahaman dan kepahaman diri kita terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa-masa yang akan datang, terutama pemahaman tentang angka yang selama ini hanya digunakan sebatas alat hitung dan penomoran
                   Kita semua pasti sadar dan sepakat, bahwa kita semua dahulunya adalah buta dan tidak tahu apapun tentang kehidupan, namun bukan buta artinya tidak bisa melihat, akan tetapi buta tidak tau apa-apa dan tidak mengerti apa itu hidup, kehidupan, angka dan nomor, namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia ditambah lagi dengan ilmu pengetahuan yang di dapat dari kedua orang tua kita dan belajar, maka kita mulailah menjalani hidup dengan tidak terasa dan tidak menyadari kemudian kita mempercai dan mengikuti apa kata ke dua orang kita, perjalanan serta perjuangan yang dijalani oleh ke dua orang tua kita merupakan pengalaman sebagai guru kita, sehinga kini kita semua ada dan mengetahui apa arti hidup serta tau apa itu angka dan nomor. Tampa kedu orang tua kita, dan orang-orang terdahulu mustahil adanya ilmu pengetahuan serta adanya kita sekarang.

                  Dinamika kehidupan di dalamnya banyak sekali rintangan serta tantangan yang menyentuh jiwa dan raga, baik yang bersifat individual, kelompok ataupun golongan yang terkadang datangnya menyentak hati serta pikiran kita yang terkadang menyakitkan namun sekaligus memberi pelajaran dan tidak lupa didalamnya juga ada satu kenikmatan tersendiri yang terkadang kita melupakan.dan tidak menyadarinya.

                  Jalan panjang yang berliku-liku, belok kiri yang terkadang menanjak, belok kanan yang terkadang menurun, itu semua yang senantiasa harus kita jalani dan kita lalui. Dari berbagai tanjakan, dan turunnan yang berliku kita banyak mendapatkan berbagai pengalaman dan pelajaran, perjalanan yang sudah kita lalui kita tidak pernah menghitung-hitung berapa banyak jalan turun, berapa banyak jalan yang menanjak dan berapa banyak belokan baik yang ke kiri maupun yang ke kanan

                  Demikian pula dengan halnya angka-angka yang selama ini kita gunakan atau kita pakai, pernahkah kita menghitung-hitung berapa kali kita menyebut nama angka 1, 2, 3, dan sebagainya, dan selama ini angka hanya kita digunakan sebagai nilai tertulis semata tidak melihat sisi lain, sehingga angka di anggap tidak memiliki arti serta makna apa-apa..Kita sebagai manusia terkadang sering menutup mata apa bila kita melihat serta mendengar hal-hal yang bersifat negatif, pedahal kita semua tau bahwa dari hal yang negatif itu, ada hal yang positif, artinya, setiap kabaikan ada keburukan, begitu pula sebaliknya dari hal yang baik pula keburukan, kesulitan, kemudahan muncul. Begitu juga halnya dengan angka-angka yang selama ini kita gunakan untuk hitung menghitung penomoran dan simbol.. Mangka dari itu, buku ini Namephology mengajak semua pembaca untuk melihat nama angka dari sudut pandang yang berbeda, dan sekaligus mengajak melihat lebih jauh tentang awal kemunculan atau kehadiran angka dalam kehidupan kita. Mangka dari itu pula mari kita flashback kebekang untuk mengetahui sedikit sejarah kemunculan serta kehadirannya nama angka. Dan berikut ini...sejarah kemunculannya angka....

Sejarah kemunculannya Angka

Sejarah angka Bilangan dan Perkembangannya
Dimuka sekilas telah diterangkan bab angka atau yang lazim disebut nomor  atau ilmu itung menghitung dan atau  matematika serta penggunaannya, berikut ini mari kita sama-sama menelaah menengok kebelakang untuk mencari tahu latar belakang angka dan sejarahnya, mengapa angka begitu penting dalam segala bidang ilmu pengetahuan dan sendi kehidupan..


Matematika, Angka, Sejarah Bilangan dan Perkembangannya

 Bilangan sejak pertamakali digunakan hanyalah untuk menghitung dan mengingat jumlah. Lambat laun, setelah para ahli matematika menambah perbendaharaan simbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefenisikan bilangan, bahasa matematimatika ini menjadi sesuatu yang penting dalam setiap perubahan kehidupan. Bilangan selalu hadir dan dibutuhkan dalam sains, teknologi, dan ekonomi bahkan dalam dunia musik, filosofi, dan hiburan sekalipun

Dahulu kala, ketika orang primitif hidup di gua-gua dengan mengandalkan makanannya dari tanaman dan pepohonan di sekitar gua atau berburu untuk sekali makan, kehadiran bilangan, hitung-menghitung, atau matematika tidaklah selalu dibutuhkan. Tetapi, setelah mereka mulai hidup untuk persediaan makanan, mereka harus menghitung berapa banyak ternak miliknya dan milik tetangganya atau berapa banyak persediaan makanan saat ini, mulailah mereka membutuhkan dan menggunakan hitung menghitunng

Pada awalnya cukuplah menggunakan konsep lebih sedikit dan lebih banyak untuk melakukan perhitungan. Misalnya, untuk membandingkan dua kelompok kupu-kupu yang berbeda, mereka hanya bisa membandingkan banyak sedikitnya kedua kelompok kupu-kupu itu. Akan tetapi, kepastian jumlah tentang milik seseorang atau milik orang lain mulai dibutuhkan, sehingga mulai mengenal dan belajar perhitungan sederhana.

Mula-mula, kita manusia menggunakan kerikil, menggunakan simpul pada tali, menggunakan jari-jemari, atau memakai ranting untuk menyatakan banyak hewan dan kawanannya atau anggoata keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang konsep bilangan. Ketika seseorang berpikir tentang bilangan dua, maka dalam benaknya telah tertanam pengertian terdapat benda sebanyak dua buah. Misalnya, terdapat dua katak dan dua kepiting, dan selanjutnya kata "dua" dilambangkan dengan "2".

Karena menyatakan bilangan dengan menggunakan kerikil, ranting, atau jari dirasakan tidak cukup praktis, maka orang mulai berpikir untuk menggambarkan bilangan itu dalam suatu lambang-lambang. Lambang (simbol) untuk menulis sebuah bilangan disebut angka. Misalnya, orang Babilonia mengembangkan tulisan kuno berbentuk baji, yang menggambarkan lambang-lambang berbeda, menyerupai tongkat yang ujungnya tajam pada tanah liat basah yang dibentuk menjadi bata merah.

Sejarah perkembangan bilangan selanjutnya dilakukan terus-menerus oleh beberapa bangsa, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pada 500 tahun SM, bangsa Maya di Amerika mengembangkan penulisan lambang bilangan (angka) yang menggunakan lambang-lambang pokok.

Orang-orang Mesir kuno (Egypt) menggunakan Hieroglif untuk menuliskan bilangan-bilangan
.
Pada abad ke-11, bangsa Arab menulis lambang bilangan (angka) dari angka 1 sampi dengan 9 seperti yang ada dan terus dipakai sampai saat ini oleh orang-orang Islam di seluruh dunia.

Bangsa Yunani Kuno menulis bilangan dengan menggunakan huruf abjad yang mereka pakai dalam menulis ditambah tiga lambang khusus.

Bangsa Cina Kuno, mereka menulis bilangan dengan membuat garis-garis seperti batang.

Bangasa Romawi menggunakan angka-angka sebagai sistem bilangan Romawi berbentuk huruf-huruf. Angka Romawi ini masih dipergunakan hingga saat ini untuk penulisan nomor bab dalam beberapa buku atau karya ilmiah
.
Perkembangan selanjutnya, angka Hindu - Arab Kuno ditemukan dalam manuskrip Spanyol abad X dan menjadi cikal bakal bagi angka-angka yang dipakai sekarang ini. Begitulah sekilas mengenai Sejarah Bilangan dan Perkembangannya.

 Hampir tak ada negara di dunia yang tak mengenal angka (bilangan). Semuanya mengenal angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. Angka-angka itu menjadi roh dalam ilmu matematika. Sulit dibayangkan, andai tak ditemukan angka-angka tersebut.

Dalam berbagai literatur yang ada, tak disebutkan siapa orang yang pertama kali menemukan angka-angka atau bilangan tersebut. Yang pasti, menurut Abah Salma Alif Sampayya, dalam bukunya Keseimbangan Matematika dalam Alquran , catatan angka pertama kali ditemukan pada selembar tanah liat yang dibuat suku Sumeria yang tinggal di daerah Mesopotamia sekitar tahun 3.000 SM.

Bangsa Mesir kuno menulis angka pada daun lontar dengan tulisan hieroglif yang dilambangkan dengan garis lurus untuk satuan, lengkungan ke atas untuk puluhan, lengkungan setengah lingkaran menyamping (seperti obat nyamuk) untuk ratusan, dan untuk jutaan dilambangkan dengan simbol seorang laki-laki yang menaikkan tangan. Sistem ini kemudian dikembangkan oleh bangsa Mesir menjadi sistem hieratik
.
Bangsa Roma menggunakan tujuh tanda untuk mewakili angka, yaitu I, V, X, L, C, D, dan M, yang dikenal dengan angka Romawi. Angka ini digunakan di seluruh Eropa hingga abad pertengahan.Sementara itu, angka modern saat ini, berasal dari simbol yang digunakan oleh para ahli matematika Hindu India sekitar tahun 200 SM, yang kemudian dikembangkan oleh orang Arab. Sehingga, angka tersebut disebut dengan angka Arab.

Dibandingkan dari seluruh angka yang ada (1-9), angka 0 (nol) merupakan angka yang paling terakhir kemunculannya. Bahkan, angka nol pernah ditolak keberadaannya oleh kalangan gereja Kristen. Orang yang paling berjasa memperkenalkan angka nol di dunia ini adalah al-Khawarizmi, seorang ilmuwan Muslim terkenal. Dia memperkenalkan angka nol melalui karyanya yang monumental Al-Jabr wa al-Muqbala atau yang lebih dikenal dengan nama Aljabar . Angka nol ini kemudian dibawa ke Eropa oleh Leonardo Fibonacci dalam karyanya Liber Abaci , dan semakin dikenal luas pada zaman Renaisance dengan tokoh-tokohnya, antara lain, Leonardo da Vinci dan Rene Descartes.

Pada mulanya, angka nol digambarkan sebagai ruang kosong tanpa bentuk yang ada di India disebut dengan sunya (kosong, hampa).Hingga kini, angka nol memiliki makna yang sangat khas dan memudahkan seseorang dalam berhitung. Namun, ada kalanya keberadaan angka nol ini dapat menimbulkan kekacauan logika.

''Jika suatu bilangan dibagi dengan nol, hasilnya tidak dapat didefinisikan. Bahkan, komputer sekalipun tidak bisa terhitung jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol,''

Angka 1, 2, 3, yang kita kenal selama ini ternyata mempunyai sejarah. Mengapa angka satu disimbolkan dengan "1" lalu angka dua disimbolkan dengan "2" dan seterusnya hingga 9.

Sebelum mengenal angka ini, orang sudah mengenal penulisan angka seperti I, II, III, IV, V, dst. Ini kita mengenalnya dengan angka Romawi. Karena dari sanalah angka ini lahir.
Lalu angka sebagaimana yang kita dapatkan dalam Al Qur'an.Kita mengenal itu dengan sebutan angka arab. Padahal itu salah. Itu adalah angka persia.

Sedangkan angka arab yang sebenarnya adalah sebagai mana yang kita sering tulis. Yaitu 1, 2, 3, 4, dst.

Kembali ke topik tadi. Kenapa angka satu ditulis dengan 1, lalu dua ditulis dengan 2 hingga angka 9? Ceritanya begini.

Lalu, sekarang, coba perhatikan bentuknya. Angka-angka dibawah ini membentuk banyak sudut. Coba hitung sudut-sudut yang ada dalam angka tersebut. Berapa sudut yang akan Anda dapatkan? Yuk kita hitung satu persatu.

Sejarah Angka NOL

 Riwayat angka 0 (nol) oleh Al – Khawarizm
Al-Khawarizmi yang nama lengkap Abu Abdulloh Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi adalah seorang matematikawan muslim yang sering dikaitkan denga tempat kelahirannya, Khawarizmi.

Penulis sejarah matematika kenamaan, George Sarton mengungkapkan bahwa Al – Khawarizmi adalah seorang  ilmuan  muslim terbesar dan terbaik pada masanya
.
Di Barat, terutama di Eropa Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algoarismi atau Algoarism

Riwayat angka nol awalnya:

Ketika  “algebra”  sedang diterjemahkan, John dari Seville membuat sebuah versi bahasa Latin terkenal  yang merupakan penyesuaian dari karya-karyanya sendiri atau karya beberapa penulis muslim, yang telah hilang dalam versi bahasa Arab kecuali “Kitab Hisab al-Adab  al-Hindi. Karya John itu berjudul “ Liber Alghoarisme de Practica arismetrice”.

Mengenai angka-angka dan bilangan-bilangan arab yang terkenal pada abad ke 3 H atau ke- 9 H, sarjana-sarjana abad pertengahan menemukan berbagai macam etimologi  dan legenda-legenda. Misalnya Gasper Tejada, menegaskan bahawa “ Nol itu bukanlah sebuah tanda melainkan suatu ruang kosong”. Ini merupakan ide yang didapat jauh lebih awal dalam “Mafatih al-Ulum” atau “Keys of the science”.

            Angka nol atau kosong dalam bahasa arab disebut sifr. Dengan angka ini kita dapat menghitung , pada abad ke-10 M orang-orang menggunakan raqam al-binji penemu Al – Khawarizmi. Orang islam membawa angka ini bersama dengan angka nol, yang baru menggunakannya setelah kira kira 250 tahun dipakai orang islam sendiri .

Sebuah karangan Al – Khawarizmi yang dianggap penting juga disalin kedalam bahasa Latin oleh Prince Boncompagni dengan judul  “Trattati d’ Arithmetica”. Buku tersebut membahas beberapa soal hitungaan, asal usul angka  dan sejarah angka.

Bentuk aktual angka-angka yang kurang penting untuk operasi-operasi digambarkan dalam “Liber Alghoarismi” namun operasi-operasi tersebut dilakukan dengan cara 9 atau 10 simbol-simbol yang secara tidak langsung menyatakan suatu pengetahuan tentang aturan-aturan yang diuraikan secara terperinci oleh Khawarizmi. Di Spanyol cara ini telah dikenal sekitar abad ke 10 M yang  membuktikan adanya suatu cara penulisan bilangan dengan sistem posisional dengan dasar 10. Dalam hal bentuk angka-angka yang digunakan pada waktu itu, sementara masih dilacak.

Biografi Angka Nol by Charles Seife
 Want to Read 

Ketika Leonardo da Pisa (dikenal juga sebagai Fibonacci) memperkenalkan angka nol ke Eropa, dia banyak dihujat oleh kaum terpelajar di sana. Alasannya, selain angka tersebut berasal dari negeri kaum kafir, Arab (sebenarnya awal mula sejarah angka nol berasal dari peradaban Hindu, tapi diadaptasi, 'dipermudah', dan 'diperluas' oleh ilmuwan arab Al-Khawarizmi), orang-orang Eropa juga merasa terancam oleh kehadiran angka ini. Dengan hadirnya angka nol, bisa dikatakan sistem numeral Romawi yang terdisi dari abjad (misal I untuk 1, V untuk 5, dll) akan menjadi usang.

Memang, untuk penggunaan luas, sistem bilangan Romawi menjadi ribet dan terlalu panjang. Karena, pada hakikatnya, bilangan Romawi nyaris tidak mengenal nilai tempat. Akibatnya, saat menuliskan angka dengan nilai bilangan besar, sangat sulit untuk menuliskan bilangan tersebut dengan angka Romawi. contohnya, bilangan 1888 jika ditulis dalam bilangan Romawi menjadi MDCCCLXXXVIII. Biar lebih dramatis lagi, coba tulis bilangan 14.792.483.388 dalam bilangan Romawi. Berapa baris yang dibutuhkan? :)

Kedua, bilangan Romawi sama sekali tidak bisa digunakan untuk menyatakan bilangan desimal. Mungkin angka 1/2, 1/4, dsb (jumlahnya sedikit) masih bisa ditulis dengan berupa simbol sederhana, tapi bagaimana jika menulis 11/17? berapa nilai eksaknya? Semua kesulitan itu disebabkan oleh satu hal, sistem bilangan Romawi tidak mengenal angka nol!

Akhirnya, dengan mempertimbangkan hal tersebut, bangsa Eropa menerima penggunaan bilangan nol. Namun, seandainya mereka dapat meramal masa depan dan melihat efek angka nol bagi peradaban modern, niscaya mereka akan mati-matian mempertahankan sistem bilangan Romawi dan menolak kehadiran angka nol.

Apa pasal? ternyata, angka nol tak selugu penampilannya. Meski bentuknya sangat bersahaja, cuma berbentuk lingkaran (0), bahkan di beberapa budaya hanya cukup diwakili tanda titik (.), namun bisa dikatakan, dari angka nol inilah segala mula masalah sains, teknologi, hingga filsafat bermula. Bisa dikatakan, tanpa angka nol, peradaban manusia tidak mungkin memiliki wajah seperti dewasa ini. (komputer dan internet yang jauh lebih ajaib daripada Piramida Mesir tidak akan hadir tanpa angka nol. inget sistem bilangan biner?)

Awal bab buku ini memberikan contoh bagaimana sebuah kapal selam canggih nan mahal nyaris tenggelam dan tak berdaya karena hal sepele, sistem pemrograman pengendali mesinnya ngadat karena dalam pemrograman komputerisasinya, ada satu kehadiran angka nol yang tidak pada tempatnya. Ajaib. Hanya perlu satu angka nol ntuk menjadikan kapal selam canggih dan mahal itu menjadi rongsokan besi karatan di dasar samudera. Yah, meski pada akhirnya kapal tersebut dapat diperbaiki, tapi itupun perlu usaha ekstra keras, terlambat sedikit saja, bisa fatal akibatnya.

Di lain pihak, fisika (yang pada gilirannya nanti tanpa ampun menyeret dunia filsafat dalam gejolak arus membingungkan) hampir mengalami kematian karena terbentur masalah angka nol. Pada penghujung abad 19, Fisikawan terkenal Inggris, Lord Calvin (John Calvin, terkenal karena kajiannya di bidang kalor, namanya diabadikan menjadi nama satuan standar pengukur temperatur mutlak, derajat Kalvin) mengatakan bahwa ilmu Fisika sudah selesai. teori Mekanika Newton, teori gelombang elektromagnetik Maxwell, (dan secara tidak langsung dia menyebut teori termodinamika Calvin :-p) sudah dapat menjabarkan semua fenomena fisika yang ada. Apalagi yang perlu dipelajari dalam fisika?

Namun, semua mimpi indah fisikawan itu mengalami benturan dahsyat yang nyaris membuat dunia fisika hancur lebur. Mimpi buruk pertama dimulai saat seorang fisikawan ternama, Khircoff, pada tahun 1859, menyelidiki tingkat intensitas radiasi emisi yang dipancarkan oleh benda hitam (Black Body). Namun, hasil radiasi emisi ini sungguh di luar harapan para fisikawan saat itu. Teori elektromagnetik Maxwell yang seharusnya bisa menjelaskan fenomena itu dengan mudah dan indah, menjadi sama sekali tidak berguna. Bahkan teori probabilitas Boltzman yang terkenal canggih pun menjadi kelihatan aus saat digunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Fenomena baru ini secara langsung menjadi ancaman baru dan serius bagi fisika. Ucapan Calvin tinggal menjadi sekedar mimpi.

Revolusi fisika pun dimulai. dengan rumus yang bisa dikatakan 'untung-untungan', Wilhelm Wien, menjelaskan fenomena ini dengan melalui hukumnya yang termasyhur, Wien's Law. Dikatakan untung-untungan karena dia membuat rumus baru yang tidak memiliki dasar fisika mantap menurut teori klasik, tetapi rumusnya cocok dengan data hasil pengamatan. Malangnya, Hukum Wien hanya cocok dengan percobaan jika percobaan tersebut dilakukan pada radiasi dengan frekuensi tinggi. Pada frekuensi rendah, rumus tersebut memberikan hasil yang jauh dari harapan. Bantuan kedua datang dari duet Rayleigh-Jeans. Dengan keberuntungan yang sama, mereka berhasil mencocokkan data percobaan dengan rumus 'sederhana'. Namun sekali lagi, mimpi buruk itu belum berakhir. Rayleigh-Jeans's Law, uniknya berkebalikan dengan Wien's 10. Law, rumus ini hanya berlaku pada radiasi benda hitam yang memiliki frekuensi rendah! Jika teori ini diterapkan pada frekuensi tinggi, akan muncul yang namanya "ultraviolet catastrophe" atau "bencana ultraviolet". Arti fisik fenomena ini adalah, ini contoh sederhana saja, jika suatu benda memancarkan radiasi tingkat tinggi, maka radiasi yang dihasilkan akan menjadi tak terhingga yang pada akhirnya akan melampaui batas maksimum, tak penah berakhir. Artinya, jika kita memegang cangkir kopi panas, maka radiasi panas dari kopi akan terus memancar sampai tak terhingga sehingga tangan kita akan hangus terbakar sampai ke taraf atom! Padahal bumi tiap hari disinari matahari! jelas kehidupan akan musnah (bahkan tak akan pernah ada).

Tapi, kita tidak mengalami kejadian mengerikan seperti itu kan? Kajian-kajian fisikawan berikutnya adalah upaya 'mengawinkan' kedua hukum tadi menjadi teori tunggal. Namun, sekeras apapun mereka berusaha, maka sekeras itu pula tamparan kegagalan yang mereka terima. Seperti terbang, semakin tinggi terbang ke angkasa, maka akan semakin sakit jua saat jatuh terhempas tanah.

Namun, sebelum fisika hancur lebur, Sang Juru Selamat muncul. Fisikawan Jerman, Max Planck menawarkan solusi ajaib sekaligus mengerikan. Melalui sudut pandang yang sama sekali baru (bahkan bisa dikatakan bertentangan dengan teori mapan sebelumnya) Planck merumuskan bahwa problem radiasi benda bisa diselesaikan jika benda tersebut diamati dengan menganggap energi terpancar dari benda tersebut dapat 'dipotong-potong' ('potongannya' disebut kuanta). Gagasan ini sangat radikal dan bisa dikatakan terlepas dari teori mapan sebelumnya (bahkan bisa dikatakan bertentangan). Analogi dari kuanta ini adalah jika kita sedang menyetir mobil dan ingin menaikkan kecepatan dari 30 km/jam menjadi 40 km/jam, maka menurut teori kuantum, speedometer kita TIDAK AKAN PERNAH melewati angka 33 atau 38 km/jam! Dari angka 30, secara ajaib, langsung loncat ke angka 40! Ini karena energi dipancarkan secara paket, bukan secara perlahan dan kontinu. Teori klasik jelas tidak mengijinkan hal ini.

Kelak teori ini dengan bantuan Einstein, Born, Heissenberg, Dirac, de Broglie, Schrodinger, Pauli, Bohr, dsb melahirkan cabang baru dalam fisika yang disebut fisika modern, teorinya dikenal sebagai Teori Kuantum. (dan sejak saat itu pula, apa-apa yang ada embel-embel 'kuantum'-nya akan dianggap hebat, bahkan hingga saat ini, suatu seminar pelatihan akan tampak hebat jika diberi nama kuantum learning, dll) .

Dengan pendekatan jeniusnya tadi, ajaibnya, fenomena radiasi benda hitam tadi dapat dijelaskan Planck dengan sempurna baik itu pada frekuensi tinggi maupun rendah. bahkan 14 'kesempurnaan'-nya terlalu menakutkan. Data hasil percobaan dan data hasil hitungan rumus Planck sama persis!!!

Apa yang membuat teori Planck sedemikian sukses? Sebelumnya Planck sendiri mengalami keraguan dalam mempublikasikan teorinya. Bagaimana jika potongan tadi sedemikian kecilnya sehingga bisa dikatakan nol? teori sempurna tadi juga akan musnah! Namun, untuk menghindari hal itu, dan inilah kunci keberhasilannya yang gagal dilakukan para pendahulunya (dan juga apa hubungan cerita panjang lebar tadi dengan ripiyu buku ini :-p), adalah dia menghindari angka nol!!! Angka Nol adalah pemusnah! untuk itu dia memperkenalkan suatu konstanta yang menjadi batas minimal agar suatu benda 'berperilaku normal', tidak menimbulkan bencana ultraviolet, yang dikenal dengan nama Konstanta Planck (h), dinamakan demikian untuk menghormatinya.

Berapa nilai h?

Sangat kecil tapi BUKAN NOL!!! karena konstanta super mini tadilah kita bisa aman saat meniup lilin ulang tahun atau berjemur sinar mentari pagi. Bersyukurlah pada hal-hal kecil dalam hidup ini.

Belakangan teori kuantum berkembang lebih jauh lagi hingga 'membongkar' habis-habisan struktur atom. Hingga hari ini, milyaran dollar telah terkuras hanya demi 'mengupas' isi atom hingga bagian paling-paling-paling-paling-paling dasar. Bidang kajian Fisika Elementer dewasa ini sudah pada taraf 'tak dapat diungkapkan dengan kata-kata'. namun sekali lagi, mereka terbentur satu hal. Atom tidak dapat dipecah lagi sehingga menjadi nol... Untuk menjadikannya nol, perlu energi tak terbayangkan, perlu biaya lebih mahal dan usaha lebih ekstrem. sekali lagi NOL sang biang kerok! XD

Apa mimpi buruk fisika sudah berakhir? Apakah sudah berakhir kekalahan fisika dari angka nol? belum saudara-saudara! goncangan kedua muncul dari Sang Legenda Termasyhur, Einstein! Dengan teori relativitas (terutama teori relativitas umumnya) Einstein telah mengubah takdir fisika selamanya. Sebelumnya para fisikawan dan (sebagian) kaum filsuf berpendapat bahwa alam semesta bersifat konstan alias steady state. Semesta tidak berawal juga tak berakhir. Semesta sudah ada 'sejak dulu'. Tidak ada perubahan, tidak ada penciptaan, tidak ada Tuhan! Edwin Hubble (namanya diabadikan menjadi nama teleskop ruang angkasa paling terkenal) mengamati bahwa jagat raya sedang mengembang. tapi apa artinya? Nah, di sini Einstein memainkan peranannya. Secara mencengangkan dia bisa membuktikan secara matematis (seperti Planck, data hasil rumus sama dengan data percobaan dengan ketelitian mengerikan) bahwa alam semesta itu mengembang! Artinya, jika waktu diputar ke belakang, alam semesta ternyata 'lahir' melalui proses yang dikenal dengan nama Big Bang.

 Alam semesta telah lahir. alam semesta diciptakan. Segalanya memiliki awal. Ada Tuhan.Oya, alasan mengapa Einstein digelari jenius terbesar sepanjang masa (semua ikon kata 'jenius' pasti mengacu padanya, mulai dr komik hingga film) adalah berbeda dengan teori kuantum yang hasil keroyokan, teori relativitas lahir, diurus, dan dikembangkan sendirian oleh Einstein! nyaris bantuan dari ilmuwan lain hanya berkonstribusi 'secuil'. Bisa dikatakan karya tunggal Einstein!

Lantas bagaimana proses penciptaan alam semesta tersebut dimulai? Meski dengan sukses menerangkan proses pengembangan jagat raya, teori relativitas yang canggih itu mentok saat, sekali lagi si biang kerok muncul, teori itu 'runtuh' jika mengukur jagat raya pada waktu (t) sama dengan NOL!!!!

Belakangan Hawking berusaha memadukan teori relativitas dengan teori kuantum untuk menjelaskan penciptaan jagat raya. Sebelum-sebelumnya, ini ajaibnya, kedua teori super canggih tersebut sama sekali tidak mengalami kecocokan. Seperti teori Wien dan Rayliegh di atas yang tidak ada kecocokannya, kedua teori ini juga sama. Saat alam semesta (yang dapat dipelajari dg relativitas) diciptakan, kan wujud aslinya masih berupa bentuk penyusun atom (yang dipelajari dengan kuantum). seharusnya ada titik temunya kan? Tahun-tahun terakhir hidup Einstein dihabiskan untuk menggeluti titik temu ini yang dia sebut sebagai teori medan gravitasi, sayang sampai meninggal, usaha belum berhasil. 'warisan' Einstein inilah yang menjadi cikal pergolakan intelektual dalam fisika hingga saat ini.
Tapi ternyata titik temu itu tidak semudah seperti yang diperkirakan. Kemudian Hawking 'dianggap berhasil' memadukan kedua teori tsb (secara keliru teorinya disebut Theory of Everything, TOE, padahal belum 'sempurna' dan tidak dapat menjelaskan segalanya) dengan asumsi yang radikal. Alih-alih menganggap alam semesta lahir pada saat t=0, Hawking dengan matematika canggihnya, 'membuktikan' bahwa ada waktu (t) sebelum t=0 atau yang disebutnya waktu imajiner. Artinya ada waktu sebelum waktu. dengan kata lain, tidak ada awal, tidak ada penciptaan. tidak ada Tuhan. Bisa dikatakan Hawking adalah fisikawan atheis terbesar sepanjang masa.

Meski teori Hawking belum final, tapi konsekuensi pergolakan fisika ini tak ayal menyeret kaum filsuf dan agamawan. di satu sisi mereka mengklaim ada penciptaan (ada Tuhan), di sisi lain ada klaim tidak ada penciptaan (tidak ada Tuhan). Perdebatan tanpa akhir ini tidak akan mereda sebelum mereka bisa membuktikan, apa yang terjadi saat waktu sama dengan NOL?!!

Nol! Nol! Nol! Nol dan sekali lagi, Nol!!!!!!!!!!

Nah, 'kegilaan' akibat angka Nol inilah yang dibahas dalam buku ini. Yah, meski gak terlalu mendalam, tapi secara lengkap, buku ini merangkum sejarah kelahiran angka nol dan usaha-usaha manusia dalam mengalahkan angka nol.

Mengapa banyak orang begitu takut pada angka 'sederhana' ini? (banyak pelajar dan mahasiswa takut jika ujian mereka mendapatkan nilai nol XD). Rangkuman usaha pengalahan angka nol inilah yang menjadi tema mendasar buku ini. Begitu panjangnya usaha manusia mengalahkan esensi angka nol ini, namun sejauh ini kita harus mengaku kalah. Hasil yang dicapai bisa dikatakan nol. :-)

Apakah angka nol bisa dikalahkan?
Mengapa dalam kesahajaannya angka Nol justru menimbulkan kekompleksitasan yang mencengangkan?

Apakah angka nol justru merupakan bentuk eksistensi 'Tuhan' sehingga sebegitu dahsyatnya? (Saat membaca buku ini, saya nyaris percaya jika nol adalah Tuhan itu sendiri!) Mengapa, yaitu, dikatakan ada, ya ada, sebab ada nama dan ada bentuk serta ada ciptaannya.

Dikatakan tidak ada, Tetapi ada ciptaannya,,, ada namanya akan tetapi tidak nilainya, seperti halnya kitasebagai manusia dan alam semesta.


Jawabannya ada di buku ini.............

Sejak dulu kala, angka nol memang dianggap 'mengganggu' bahkan oleh para matematikawan sendiri mereka mengatakan bingung dan kadang menyiksa, he he he, terus ada aturan aritmatika sederhana menyatakan bahwa jika

a x o = o
a / o = ~
Mengapa suatu bilangan harus 'menyerah' saat dibagi dengan angka nol menjadi ketakterhinggaan? Tampaknya, untuk mengalahkan angka nol, kita harus merubah aturan perhitungan di atas. Artinya? Peradaban kita kembali ke titik nol! Arrrrgggghhhhh....... sekali lagi nol! kita kalah lagi oleh angka nol! T,T

Arti kosong nol

Misteri Bilangan 0

Bilangan 1-9

Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat. Angka 0 Artinya, disebut ada, tetapi tidak ada. Maksudnya Semua kehidupan akan mengalami kembali ke NOL, dan mengulang lagi ke NOL......... Ada nama tidak ada nilainya. begitu pula kelak kemudian hari manusia akan meninggal, dari nama manusia menjadi mayat, dari mayat menjadi almarhum, almarhumah. ada nama tidak ada wujud, bentuk, rupa dan karakter atau fungsinya,, kecuali amal amalannya atau karyanya yang selalu di ingat sepanjang masa...

Nol, penyebab komputer macet

Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?

Lebih parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 50 = 1, tetapi 500 = 1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.

Bilangan nol: tunawisma

Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?

Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.

Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.

Mudah, tetapi salah

Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x = 6 dan y = 1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y = 0 diperoleh x = (25-0) /3 = 8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x = 0 diperoleh y = (25-3.0) / 7 = 4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.

Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3 x + 7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3 x + 7y = 21.

Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y = 0 diperoleh x = 21/3 = 7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x = 0 diperoleh y = 21 / 7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3 x +7 y = 25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.

Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3 × 1 + 7 × 2 = 25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3 × 1 + 7 × 2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3 × 1+ 7 × 2 = 21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.

Bergerak, tetapi diam

Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.

Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat… yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, …, 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2?

Inilah Sang Penemu Angka 0

Al-Khawarizmi
Dunia Barat boleh mengklaim bahwa mereka adalah kawasan sumber ilmu pengetahuan. Namun sejatinya, yang menjadi Gudang Ilmu Pengetahuan adalah kawasan Timur Tengah (kawasan Arab maksudnya, bukan Jawa Timur-Jawa Tengah). Mesopotamia, peradaban tertua dunia ada di kawasan ini juga.

Masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780 M. Jika kaum terpelajar lebih mengenal para ahli matematika Eropa, maka kaum biasa juga mengenal ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan para ahli matematika tersebut.

Selain ahli dalam matematika al-Khawarizmi, yang kemudian menetap di Qutrubulli (sebelah barat Baghdad), juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga musik. Karya-karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Inilah yang menjadi rujukan para ilmuwan Eropa termasuk Leonardo Fibonacce serta Jacob Florence.

Muhammad bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan. Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan.? Selain itu, dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini.

Al-Khawarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Karyanya Kitab Surat Al-Ard menggambarkan secara detail bagian-bagian bumi. CA Nallino, penterjemah karya al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin, menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat menghasilkan karya seperti al-Khawarizmi ini.

Pada zaman ini, angka merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Contohnya, tanggal pada kalender, nilai nominal pada uang, dan banyak lagi.Bisakah anda bayangkan bagaimana dunia bila tidak ada angka? Pasti segala sesuatu akan menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.

Tapi, bagaimanakah sebenarnya sejarah munculnya angka tersebut? Apakahsebenarnya yang disebut angka atau bilangan? Siapa saja tokoh-tokoh dalam sejarah yang berpengaruh dalam ilmu matematikan ?
Bilangan dan angka

Dalam penggunaan sehari-hari, angka dan bilangan seringkali dianggap sebagai dua hal yang sama. Sebenarnya, angka dan bilangan mempunyai pengertian yang berbeda. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sedangkan angka adalah suatu simbol atau lambang yang digunakan untuk mewakili satu bilangan. Contohnya, bilangan lima dapat dilambangkan dengan angka 5 maupun menggunakan angka romawi V. Lambang ”5” dan ”V” yang digunakan untuk melambangkan bilangan lima disebut sebagai angka. Jadi, sebenarnya benda apakah yang biasa kita sebut dengan bilangan itu?

Setiap bilangan, misalnya bilangan yang kita lambangkan dengan angka 1,  sesungguhnya adalah konsep abstrak yang tidak bisa tertangkap oleh indra manusia,  tetapi bersifat universal.  Misalnya, tulisan atau ketikan 1. Yang anda liat di kertas dan sedang anda baca saat ini bukanlah bilangan 1, melainkan hanya lambang dari bilangan satu yang tertangkap oleh indera penglihatan anda berkat adanya pantulan cahaya dari kertas ke mata anda. Demikian pula bila anda melihat lambang yang sama di papan tulis, yang anda lihat bukanlah bilangan 1,  melainkan tinta dari spidol yang membentuk lambang dari bilangan 1. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irasional, dan lain-lain.

Bilangan asli merupakan salah satu konsepmatematika yang paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis kera besar juga bisa menggunakannya. Bilangan asli terdiridari bilangan bulat positif yang bukan nol (1, 2, 3, 4,....). Wajar bila jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk menghitung ini tidak menggunakan nol. Karena sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita tidak membutuhkan bilangan nol. Seperti dalam menghitung apel pada gambar di bawah, kita tidak menghitungnyadengan cara menghitung dari nol (nol apel, satu apel, dua apel, ....) melainkan dengan menghitung dari satu. Atau saat ditanya berapa apel yang kamu punya, kita akan lebih cenderung menjawab tidak punya apel ketimbangmenjawab saya punya nol apel.

Perkembangan angka dan angka dari berbagi tempat. Kemungkinan terbesar manusia mulai menghitung adalah setelah bahasa berkembang. Saat itu jari-jari tangan merupakan alat hitung yang paling alami. Itulah sebabnya mengapa sistem perhitungan yang kita gunakan saat ini menggunakan bilangan berbasis 10. Untuk mencari bukti sejarah, ukiran pada batu atau kayu adalah solusi yang paling alami. Dari bukti sejarah, sistem hitung yang paling awal terdiri dari simbol berulang yang masing-masing terdiri dari sepuluh, yang diikuti oleh pengulangan simbol untuk satu. Untuk contoh pada angka-angka yang digunakan saat ini seperti 1 sampai 10, kemudian 11 (simbol bilangan satu diulang pada simbol bilangan sebelas sebagai penanda 11 adalah 10 + 1). Atau pada bilangan romawi, bilangan dua puluh satu dilambangkan menjadi XXI (simbol angka sepuluh diulang kemudian dimulai lagi dari satu sebagai penanda 20 adalah 10 + 10 +1)
Angka Mesir (3000-1600 SM)

Di Mesir, sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi, bukti sejarah yang ditemukan menyebutkan bahwa satu disimbolkan sebagai garis vertikal, sedangkan 10 diwakilkan oleh lambang ^. Orang mesir menulis dari kanan ke kiri, jadi bilangan dua puluh tiga disimbolkan menjadi |||^^. Bila anda sulit mengartikannya menjadi 23, bandingkanlah dengan angka romawi XXIII. Angka romawi tersebut pada dasarnya adalah sistem Mesir, diadaptasi oleh Roma dan sampai sekarang masih kita gunakan setelah kemunculan pertamanya yaitu lebihdari 5000 tahun yang lalu.

Para juru tulis Fir'aun (yang hartanya sangat sulit untuk dihitung) menggunakan suatu sistem untuk menghitung angka-angka besar. Memang sulit digunakan, tapi tidak diragukanlagi itu yang mereka pakai. Membaca versi tertulis dari angka-angka besar mesir sama seperti menghitung total nilai dari koin-koin judi di Las Vegas. Orang-orang mesir kuno meletakan angka yang besar di kanan, dan yang kecil di kiri. Jadi, untuk keperluan demonstrasi, bayangkanlah koin A bernilai 100.000, koin B bernilai 10.000, koin C bernilai 1.000, koin D bernilai 100, koin E bernilai 10, dan koin F bernilai 1. dengan nilai-nilai itu, angka Mesir FEEEDDDDDDCCCCBBBAA bisa mewakilkan angka 234.641. Dan angka-angka besar seperti ini berperan dalam dokumen yang mendeskripsikan harta-harta milikfiraun. Simbol Mesir untuk angka besar seperti 100.000, adalah suatu simbol yang seperti burung, tetapiangka-angka yang lebih kecil dilambangkan dengan garis lurus dan melengkung.

Angka Babylonia (1750 SM)
Orang-orang Babylonia, menggunakan sistem bilangan berbasis 60. Sistem ini benar- benar sulit digunakan, karena secara logika seharusnya membutuhkan 59 simbol yang berbeda (sama seperti sistem desimal berbasis 10 saat inimempunyai simbol yang berbeda sampai 9). Sebaliknya, angka di bawah 60 dilambangkan dengan kelompok-kelompok sepuluh.
Angka Babylonia

Yang menyebabkan bentuk tertulisnya sangan aneh jika dibandingkan dengan composisi aritmatika manapun.

Melalui keunggulan orang Babylonia pada bidang astronomi, sistem perhitungan berbasis 60 mereka masih ada sampai sekarang pada 60 detik dalam satu menit, dan pada pengukuran sudut, 180 derajat pada jumlah sudut segitiga dan 360 derajat pada sudut satu lingkaran. Dan jauh setelah itu, saat waktu bisa diukur dengan akurat, sistem yang sama juga digunakan dalam 60 menit dalam 1 jam.

Orang Babylonia mengambil langkah krusial menuju suatu sistem perhitungan yang lebih efektif. Mereka memperkenalkan konsep nilai tempat, yaitu angka yang sama bisa mempunyai nilai yang berbeda tergantung letak angka pada urutan. Untuk lebih jelas, kita ambil contoh angka 222. Pada angka tersebut terdapat tiga angka 2 yang mempunyai nilai yang berbeda-beda, yaitu 200, 20, dan 2. Tapi konsep ini baru dan merupakan langkah yang sangat berani bagi orang Babylonia. Untuk mereka, dengan sistem perhitungan berbasis 60, sistem nilai tempat lebih sulit untuk digunakan. Untuk mereka angka simpel seperti 222 mempunyai nilai 7322 bila menggunakan sistem hitung berbasis 10 yang kita gunakan (2 x60 kuadrat + 2 x 60 + 2)

Sistem nilai tempat membutuhkan suatu tanda yang bermakna ”kosong”, untuk saat-saat dimana jumlah nilai pada satu kolom sama dengan kelipatan 60. Dari sinilah awal mula angka 0. Meskipun bilangan nol itu sendiri belum ada, dan angka 0 tidak mempunyai nilai numerik tersendiri.

Angka Suku Maya
Suku maya, sama seperti suku Aztec, menggunakan sistem bilangan berbasis 20.Seperti orang Babylonia, suku Maya menggunakan sistem nilai tempat, dan tentu saja, angka nol. Mereka menggunakan 3 set grafik notasi yang berbeda untuk mewakili angka:
a) Dengan titik dan garis,
b) Dengan figur antropomorfik, dan
c) dengan simbol.
Angka suku Maya
Figur di atas melambangkan angka 0-10 untuk suku Maya
Angka Romawi 300 SM

Angka romawi menggunakan sistem bilangan berbasis 5. Angka I dan V dalam angkaromawi terinspirasi dari bentuk tangan, yang merupakan alat hitung alami. Sedangkan angka X/ lambang dari 10, adalah gabungan dua garis miring yang melambangkan 5. Dan L, C, D,dan M, yang secara urut mewakili 50, 100, 500, dan 1.000, merupakan modifikasi dari simbol Vdan X

Garis yang miring mewakili jempol, yang kemudian menjadi simbol limaX(10) adalah gabungan dua garis miring
Symbol L, C, D, & M merupakanmmodifikasi dari simbol V & X. Untuk menulis angka, orang Romawimenggunakan sistem penjumlahan : V + I = VI (6) atau C + X + X + I = CXXI (121), dan sistem pengurangan : IX (I sebelum X =9) atau XCIV (Xsebelum C = 90, I sebelum V = 4)

Nol, Sistem Desimal , dan Angka Hindu-Arab (300 SM – sekarang). Pada sistem perhitungan Babylonia dan Maya, bentuk angka tertulisnya masih sangan rumit untuk perhitungan aritmatika yang efisien. Selain itu, angka nol belum berfungsi penuh.
Agar angka nol bisa memenuhi potensinya dalam matematika, setiap bilangan harus mempunyai simbol sendiri atau paling tidak angka-angka dasar dalam basis hitungan mempunyai simbol sendiri. Sistem ini kemungkinan muncul pertama kali di India. Angka-angka yang dipakai saat ini mengalami perubahan-perubahan bertahap sejak 3 abad sebelum masehi.

Orang-orang India menggunakan lingkaran kecil saat tempat pada angka tidak mempunyai nilai, mereka menamai lingkaran kecil tersebut dengan nama sunya, diambil dari bahasa sansekerta yang berarti ”kosong”. Sistem ini telah berkembang penuh sekitar tahun 800 Masehi, saat sistem ini juga diadaptasi di Baghdad. Orang arab menggunakan titik sebagai simbol ”kosong”, dan memberi nama dengan arti yang sama dalam bahasa arab, sifr.

Sekitar dua abad kemudian angka India masuk ke Eropa dalam manuskrip Arab, dan dikenal dengan nama angka Hindu-Arab. Dan angka Arab sifr berubah menjadi ”zero”  dalam bahasa Eropa modern, atau dalam bahasa Indonesia, ”nol”. Tetapi masih perlu berabad-abadlagi sebelum ke-sepuluh angka Hindu-Arab secara bertahap menggantikan angka romawi di Eropa, yang diwarisi dari masa kekaisaran Roma.

Tokoh-tokoh matematika

Leonardo Pisano/Fibonacci (1170-1250). Lenardo Pisano Bogolo, juga dikenal dengan nama Leonardo of Pisa, Leonardo Pisano , Leonardo Bonacci, atau yang paling sering disebut dengan nama Fibonacci, adalah seorang ahli matematika dari Itali. Beberapaorang menyebutnya “ahli matematika dari barat yang paling berbakat pada abad pertengahan”.

Fibonacci dikenal oleh dunia karena menyebarkan sistem perhitungan Hindu-Arab di Eropa. Terutama melalui publikasi bukunya pada awal abad ke 13 yaitu Book of Calculation atau Liber Abaci.

Lahir sekitar tahun 1170, anak dari Guglielmo Fibonacci, seorang pedagang kaya italia. Guglielmo memimpin sebuah pos perdagangan (beberapa catatan menyebutkan ia adalah konsultan untuk Pisa) di Bugia,sebuah pelabuhan di sebelah timur Algiers Muwahidun kesultanan dinasti diAfrika Utara (sekarang Bejaia, Aljazair). Sebagai anak muda, Leonardo berpergian dengan ayahnya untuk membantu ayahnya, disanalah dia belajar tentang sistem perhitungan Hindu-Arab.

Menyadari bahwa berhitung dengan angka Hindu-Arab lebih sederhana dan lebih efisien dibandingkan dengan angka Romawi, Fibonacci menjelajahi seluruh dunia. Mediterania untuk belajar di bawah pengawasan matematikawan Arab terkemuka saat itu. Leonardo kembali dari perjalanannya sekitar 1200. Pada 1202, saat ia berusia 32 tahun, ia menuangkan semua yang ia pelajari kedalam buku Liber Abaci (Kitab Abacus atau Book of Calculatiaon), dan dengan demikian memperkenalkan angka-angka Hindu-Arab ke Eropa

Al-khawarizmi
         Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi,  Al-Karismi,  Al-Goritmi,  Al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi.

         Beliau dilahirkan di Bukhara. Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan Al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan Al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M.

         Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/ 780M dan meninggal tahun 266H/ 850M di Baghdad.

         Dalam pendidikan telah dibuktikan bahwa Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Beliau telah menciptakan pemakaian Sinus dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad.

Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab (ilmu hitung Islam). Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Inidapat dibuktikan bahwa G.Sarton mengatakan bahwa “pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur….” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain,Wiedmann berkata…." Al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains". Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yangdiperkenalkan oleh Al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain.

Pythagoras
Pythagoras of Samos adalah seorang filsuf YunaniIonia dan pendiri gerakan keagamaan disebut Pythagoreanism. Sebagian besar informasi tentang Pythagoras ditulis berabad-abad setelah ia hidup, dan sedikitnya informasi yang dapat dipercaya sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang dia.

Ia lahir di pulau Samos, dan mungkin bepergian secara luas di masa mudanya, mengunjungi Mesir dan tempat-tempat lain untuk mencari pengetahuan. Sekitar 530 SM, ia pindah ke Croton, sebuah koloni Yunani di Italia selatan, disana dia mendirikan sebuah sekte keagamaan. selanjut-nya ia mengajar ritual keagamaan dan praktek yang dikembangkan oleh Pythagoras, dan mempelajari teori filosofisnya.
 
Masyarakat mengambil peran aktif dalam politik Croton, tapi ini akhirnya menyebabkan kejatuhan mereka. Tempat pertemuan Pythagoras dibakar, dan Pythagoras terpaksa melarikan diri. Dia dikatakan telah mengakhiri hari-harinya di Metapontum. Pythagoras memberikan kontribusi berpengaruh terhadap filsafat dan ajarankeagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Ia sering dipuja sebagai matematikawan besar, mistik dan ilmuwan, dan dia terkenal karena teorema Pythagoras yang diambil dari namanya.

Kesimpulan
Angka adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, dan orang-orang padazaman dahulu sangat menyadarinya. Karena itu mereka membuat beraneka ragam sistem hitung untuk mempermudah hidup mereka. Tugas kita sebagai generasi penerus. kita harus terus mengembangkan ilmu-ilmu tentang sistem perhitungan untuk mempermudah kehidupan kita, dan anak-anak kita di kemudian hari

Sekilas Tentang Angka satu

Hal ini menunjukkan bahwa 1 merupakan angka identitas dalam perkalian - semua bilangan dikali 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri

Di dalam sistem bilangan riil, angka 1 dapat diwakili oleh dua macam cara sebagai angka desimal berulang:

Di dalam axiom Peano atau representasi. Himpunan ini memiliki kardinalitas 1 dan urutan hereditas 1. (Himpunan yang hanya memiliki satu anggota saja disebut himpunan tunggal).

Di dalam buku Principia Mathematica, matematikawan Alfred North Whitehead dan Bertrand Russell mendefinisikan angka 1 sebagai himpunan seluruh himpunan tunggal.Angka 1 merupakan faktorial, pangkat dua, pangkat tiga (dan seterusnya) angka itu sendiri

 Angka 1 juga merupakan angka figurasi yang pertama untuk setiap jenisnya (baik itu angka segitiga, angka segilima, angka segienam beraturan, maupun yang lainnya).

Angka 1 juga merupakan angka pertama dan kedua dalam deretan Fibonacci, dan merupakan angka pertama dalam banyak deretan-deretan yang lain di dalam matematika.

Angka 1 merupakan perkalian kosong.
Angka 1 adalah bilangan bulat positif ganjil terkecil.
Angka 1 merupakan salah satu angka pembagi harmonis.
Angka 1 seringkali dipakai untuk mewakili pernyataan 'benar' dalam sistem Boolean pada ilmu komputer.

Angka 1 merupakan sebuah bilangan prima (walaupun saat ini sedang dikaji ulang apakah benar 1 termasuk di dalam bilangan prima dan bilangan komposit). Definisi bilangan prima adalah bahwa bilangan tersebut hanya dapat dibagi oleh angka 1 dan bilangan itu sendiri. Angka 1 dapat tidak dianggap sebagai bilangan prima karena angka 1 merupakan satu-satunya bilangan prima yang hanya memiliki satu pembagi.

Angka 1 merupakan satu dari tiga kemungkinan hasil dari fungsi Möbius. Jika sebuah bilangan bulat yang tanpa kuadrat dengan jumlah faktor prima genap dimasukkan ke dalam fungsi Möbius, maka hasilnya adalah satu. (Kemungkinan lain dari fungsi tersebut menghasilkan

Angka 1 termasuk salah satu dari angka perkalian sempurna.
Angka 1 merupakan digit pertama paling umum di dalam berbagai himpunan

            Itulah sekilas sejarah dan riwayat kemunculan nama angka-angka yang hingga kini masih tetap kita gunakan dalam setiap nama ilmu pengetahuan apapuan itu nama ilmunya dan di setiap sendi kehidupan. Dengan di uraian sejarah dan riwayat nama angka tersebut diatas semoga dapat menambah hasanah dan wawasan ilmu pengetahuan kita bersama.


Angka TIDAK hanya SEBATAS nama ALAT HITUNG
Instrospeksi, evaluasi, dan pengembangan diri melalui angka

Kunci
Menjadi Sukses

Pengembangan diri

Semua orang yang sukses harus bisa berkembang. Perkembangan itu sendiri tidak datang dengan sendirinya, pengembangan diri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pengembangan Diri Cara Sukses Tips Sukses dapat dilakukan dari berbagai aspek, bisa aspek kualitas diri (sikap dan mental), finansial, karir, dan lain sebagainya. Dari semua aspek, hal yang paling penting untuk dikembangkan adalah kualitas diri.

Kualitas diri tidak dapat dibentuk dengan instan, semua harus dilalui dengan proses yang tepat. Proses yang saya maksud adalah pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang kita miliki semakin berkembang juga kualitas diri kita.

Bagaimana caranya agar kita bisa terus mengembangkan diri, berikut beberapa cara praktis yang bisa kita lakukan.

1.    Baca Buku

Untuk mengembangkan diri, hal pertama yang harus berkembang adalah dari sisi mindset atau pola pikir. Mindset atau pola pikir adalah fondasi dasar kesukesan seseorang. Tidak mungkin seseorang bisa sukses jika tidak memiliki pola pikir orang sukses. Banyak cara yang bisa digunakan untuk menanamkan mindset sukses dalam diri, salah satunya adalah dengan dengan cara memperbanyak membaca buku tentang pengembangan diri.

Membaca (khususnya buku pengembangan diri) dapat membuka wawasan dan pengetahuan kita. Sebuah buku ditulis oleh seseorang yang telah memiliki pengalaman, paling tidak dalam bidangnya sendiri. Sebuah buku dapat menjelaskan pandangan, opini, dan kiat sukses seseorang secara mendalam. Melalui buku kita bisa belajar dengan penulis tanpa bertemu dengan orangnya.

Nah, apa jenis buku yang cocok untuk pengembangan diri? Tentu saja buku-buku yang berbau motivasi, kesuksesan, atau psikologi populer. Anda bisa memilih buku yang paling tepat untuk kebutuhan Anda.

2. Mencoba Hal Baru

Untuk menjadi orang yang berkembang, kita perlu memiliki wawasan yang luas, selain dengan membaca, kita juga bisa melakukannya dengan mencoba hal baru, tentu saja hal baru yang positif. Saya punya teman yang memiliki hobi masak. Untuk meningkatkan pengetahuan masaknya, dia sering berwisata kuliner dan mencoba hal makanan baru. Dia sering mendapatkan ide atau inspirasi dari makanan baru yang dicicipnya dan hal ini sangat bermanfaat untuk menambah ide masaknya.

Anda bisa melakukan hal baru yang sesuai dengan gaya Anda namun tidak perlu terlalu ekstrim, misalnya dengan belajar bahasa asing, bahasa yang baru bagi Anda. Selain itu, Anda juga bisa mencoba kunjungi tempat-tempat baru seperti pegunungan, pantai atau tempat wisata tertentu.

Bagi Anda seorang karyawan, Anda bisa mencoba berbisnis. Saya yakin Anda akan mendapatkan banyak inspirasi saat Anda mulai berbisnis. Namun, Anda juga akan menemukan banyak tantangan yang bermula dari rasa takut dan ragu.

Sering kali ketika ingin mencoba hal baru, hati kecil berkata, “apa saya bisa?”. Ketakutan dan keraguan seperti ini akan menjadi penghambat bagi diri kita. Meski demikian tetaplah mencoba. Walaupun kita melakukan kesalahan kita tetap bisa belajar dari pengalaman tersebut. Dengan demikian kita semakin memperkaya pengalaman hidup.

3. Tingkatkan Skill Anda

Jika Anda ingin berkembang, kemampuan yang Anda miliki saat ini perlu Anda tingkatkan. Misalnya, Anda bisa berbicara di depan umum, tetapi masih belum begitu bagus. Anda bisa belajar atau sering melatih diri berbicara di depan umum.

Sebaliknya, jika Anda merasa punya kekurangan dalam kemampuan tertentu, padahal Anda membutuhkan kemampuan tersebut untuk kesuksesan Anda, Anda wajib mengembangkan kemampuan tersebut. Misalnya jika Anda seorang yang bekerja di bidang penjualan, padahal Anda merasa sangat sulit untuk menghadapi orang baru, bernogiasi atau menawarkan suatu produk. Anda wajib meningkatkan kemampuan Anda di bidang tersebut dengan belajar.

Anda bisa belajar dengan membaca atau mengikuti seminar atau workshop. Saat ini ada banyak penyelenggara seminar-seminar softskill. Anda bisa memilih seminar atau workshop yang paling Anda butuhkan. Dengan mengikuti pelatihan softskill akan sangat bermanfaat untuk kehidupan Anda, tidak hanya saat ini tetapi di masa yang akan datang.

 Olahraga

Mengembangkan diri bukan soal mental saja, tetapi juga soal fisik. Contoh, jika Anda dalam situasi baru pulang kerja dan lelah karena sudah lembur di kantor, apakah Anda masih ingin membaca buku-buku pengembangan diri? Tentu Anda lebih memilih tidur atau istirahat.

Kondisi fisik berpengaruh terhadap kondisi mental, begitu juga sebaliknya. Dalam psikologi dikenal istilah psikosomatis yaitu sakit fisik yang ditimbulkan oleh faktor psikologis. Contohnya, ketika Anda diminta berbicara di depan umum, 5 menit sebelum naik panggung, tiba-tiba Anda merasa perut mules. Perut mules yang disebabkan oleh rasa takut atau cemas ini terjadi karena hendak berbicara di depan panggung.

Jadi memang ada kaitan yang kuat antara faktor fisik dan psikologis (mental). Dengan berolahraga secara rutin, Anda bisa menjaga kondisi fisik dengan baik, sehingga, Anda bisa senantiasa mengembangkan kualitas diri. Dalam bahasa latin hal ini dikenal sebagai “mens sana in corpore sano” yang berarti “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”.

5. Minta Masukan dari Teman

Anda bisa bertanya kepada teman Anda, bagaimana performa Anda akhir-akhir ini. Mintalah masukan dengan pikiran terbuka. Saat meminta masukan dari teman Anda, lakukanlah dengan natural jangan membuat teman Anda merasa canggung dengan pertanyaan Anda.

Dalam situasi ini Anda harus siap menerima masukan negatif (jika ada). Sebalikya, ketika Anda mendapatkan masukan yang positif, tetaplah bersikap bersahaja, jangan tinggi hati. Semua masukan dari teman Anda akan menjadi bahan evaluasi.

Anda bisa memulai dengan bertanya kepada rekan kerja tentang prestasi kerja Anda selama ini. Misalnya, apa yang dia rasakan saat bekerja sama dengan Anda? Apakah dia merasa nyaman atau tidak? Dengan demikian, Anda bisa mengevaluasi kinerja Anda. Masukan ini sangat bagus untuk perbaikan Anda di masa depan dan menyadarkan Anda bahwa Anda sudah memiliki perubahan ke arah yang positif.

Itulah 5 cara yang bisa Anda gunakan untuk mengembangkan kualitas diri. Anda tidak perlu mencoba semua hal ini, pilihlah cara yang paling tepat untuk membantu pengembangan diri Anda.

Proses pengembangan diri adalah proses seumur hidup, setiap waktu setiap saat adalah kesempatan kita untuk meningkatkan kualitas diri kita. Dengan terus meningkatkan kualitas diri, percayalah, Anda akan segera mencapai kesuksesan Anda. Jika Anda memiliki cara praktis pengembangan diri selain dari 5 hal yang saya jelaskan, silahkan berbagi di sini.     

Inilah Hal Baru
Ayo belajar....... 
                               by Namephology

Angka, Angka, Angka, dan Angka. Angka dan Matematika adalah dua bidang nama yang paling erat hubungannya ibarat nanusia dan alam semesta. Angka dan Matematika adalah. dua bidang ilmu yang sangat luas penggunaannya. Berbagai bidang ilmu pengetahuan tidak ada yang tidak bersentuhan dengan ilmu matematika Atau angka, ilmu matematika adalah bidang ilmu yang mengkhususkan diri dalam bidang hitung menghitung, penomoran, perumusan dan sebagainya.

Mulai dari ilmu kedokteran, pisika, psikologi, komunikasi, teknik mesin, manajemen, dan ESDM pun semua membutuhkan ilmu matematika yakni ilmu yang mengunakan Angka dan hitungan.

Psikologi, angka dan matematika adalah tiga bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan, karena sama-sama memilik keterkaitan yang sangat erat hubungannya dalam mempelajari tentang manusia, karakter, kondis dan segala tingkah lakunya. Sehingga wajar sekali jika banyak pihak yang menggunakan psikologi, angka dan matematika sebagai alat analisis ataupun bahan penujang meteri-materi yang ada didalaminya. Begitupun dengan ilmu matematika yang sangat erat dan tidak dapat terlepas dengan segala kegiatan perilmuan, apapun itu nama ilmunya, matematika dan angka adalah nama ilmu yang berhubungngan langsung dengan psikologi dan kehidupan masyaraka secara umum dan luas.

Perkembangan ilmu psikologi dan matematika itu sendiri berjalan dengan sangat pesat.   Para ahli psikologi dan matematika seakan tidak henti-hentinya untuk mengaplikaasikan ilmu ini keberbagai bidang kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari yang bersifat mengurangi masalah kepribadian, mental sampai ke pengembangan potensi diri. Psikologi dan matematika sebagai ilmu yang mengkhususkan diri untuk mempelajari karakter dan kepribadian, perilaku serta kondisi manusia secara individu kelompok atau golongan.

Ilmu psikologi dan matematika seakan tidak pernah habis-habisnya untuk digali dan dikaji, Hal yang marak dan mudah teramati beberapa tahun belakangan ini adalah bermunculannya buku-buku pengembangan diri. Secara mandiri, buku-buku itu bertujuan untuk menjadikan kita sebagai manusia yang paling optimal (terutama dari sisi pengembangan potensi). Tidak jarang, dari berbagai buku tersebut, munculnya banyak teori-teori baru yang mencoba menjelaskan tentang tingkah laku manusia, termasuk buku yang satu ini mencoba memberikan wacana pengembangan diri yang tak lajim, ialah menginstrospeksi,mengevaluasi diri sekaligus mengembangkan diri melalui nama angka.

Buku ini tentu saja tidak berusaha untuk menyaingi mereka. Namun buku ini secara sederhana mencoba menjawab berbagai pertanyaan yang berkisar tentang, untuk apa saya belajar psikologi dan pengembangan diri melalui nama angka. Adakah manfaat yang dapat saya rasakan langsung dengan belajar psikologi dan pengembangan diri?

Buku ini juga mencoba merangkum rasa dahaga dari orang-orang di luar psikologi, yang tidak atau belum pernah mempelajari psikologi dalam tataran pendidikan formal tentang apa dan bagaimana manfaat belajar psikologi. Karena saat ini banyak sekali ditemukan orang-orang yang ingin mendalami psikologi, tetapi mereka tidak tau harus memulai dari mana.

Selanjutnya, berbagai tulisan yang penulis tuangkan dalam buku ini juga akan mencoba mengungkap konsep-konsep dasar dari psikologi umum, dan menjelaskan tentang positif dan negatifnya karakter manusia melalui nama Angka kemudian menguraikan serta mengaplikasikan pada wacana pengembangan diri. Bahasa-bahasa yang konseptual, akan penulis coba di turunkan sampai tingkat operasionalnya.

            Berbicara tentang psikologi untuk pengembangan diri, sebenarnya tidak akan terlepas dari sepak terjang pendukung aliran humanistik. Humanistik, sebagai aliran yang mengkritik habis behaviorisme, ialah aliran  yang sangat fokus terhadap bagaimana seseorang dapat mencapai aktulisasi dirinya. Berikut ini adalah kutipan dari Friedman dan schustack. Pendekatan humanistik, yang berdasarkan pada pemikiran filosofis yang lebih rumit mengenal eksistensialisme, lebih leluasa untuk memberikan penghargaan pada jiwa manusia yang notabenenya manusia adalah mahluk penghargaan.

Oleh karena itu Abraham Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai gerakan ketiga, dua gerakan pertama adalah behaviorisme dan psikoanalisis. Pendekatan humanistik berfokus pada sifat dasar manusia yang kreatif

            Walaupun begitu, kalau kita cermati lebih dalam, setiap aliran sebenarnya tetap memiliki kontribusinya masing-masing terhadap pengembangan diri seorang individu untuk mencapai aktualisasi dirinya. Sebagai contoh, aliran behaviorisme telah memberikan sumbangan yang luar biasa besar dan positif terhadap psikologi belajar. Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh Pavlov, Skinner, Watson dll, telah telah menyumbang kontribusi yang tidak dapat di abaikan begitu saja sebagai peletak dasar-dasar perilaku belajar manusia.

            Oleh karena itu, buku ini cenderung akan menghidari kacamata kuda dalam melihat satu aliran tertentu, namun memiliki tendensi untuk mengaplikasikan semangat dari psikologi positif, yang dihubungkan dengan angka sebagai media dan objek pembahasannya, mengapa, karena buku ini mencoba memaparkan angka sebagai lambang karakter manusia dari sisi positif dan negatifnya.

            Kelahiran psikologi positif, penulis lebih suka menyatakan sebagai ilmu psikologi pengebangan diri, walaupun, secara konseptual dan prinsipnya mungkin berbeda, dan itu semua dilandasi oleh pengamatan para ahli dan penulis didalamnya mengenai lajurnya perkembangan ilmu psikologi yang selama ini ternyata lebih banyak didasari oleh penelitiannya pada aspek-aspek negatif dari perilaku manusia, seperti patologis, penyakit mental, kegilaan dan demensi negatif lainnya dari tingkah laku dan pikiran manusia tampa menyinggung karakter.

            Berdasarkan banyaknya literatur, kelahiran psikologi positif atau psikologi pengembangan diri merupakan upaya metodologi ilmiah untuk menemukan dan menyatakan dengan jelas faktor-faktor yang mampu mendorong individu, kelompok, organisasi dan masyarakat secara luas untuk dapat maju dan berkembang.

Psikologi positif
Didorong oleh teori Abraham Maslov dan Carl Rogers setengah abad lalu, sebagian teori kepribadian modern saat ini peneliti dorongan positif kehidupan, gerakan yang disebut psikologi positif (positive psychologi). Psikologi positif lebih memperhatikan kreativitas harapan, kebijaksanaan, serta spiritulitas, dan tidak memperdulikan agresi, kelemahan, dan potologi (seligman& Csikszentmihalyi, 2000.

Dalam bidang kesehatan, hal ini berarti adanya perhatian terhadap ilusi positif yang dapat membantu kita mengatasi masalah atau kesusahan dan proses penyembuhan diri sendiri, yang dapat meningkatan stabilitas atau keseimbangan emosional) (friedman, 2006, friedman dkk, 1995 taylor dkk 2000), Jadi antusias, percaya pada orang lain, merasa mampu mengatur diri, memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi rintangan, dan bisa menyesuaikan diri dengan situasi, cenderung lebih sehat dan hidup lebih lama. Tetapi, yang ada adalah tidak selalu orang tersebut memiliki posisi yang lebih baik secara objektif, terkadang yang terpenting adalah keterampilan dan orientasi psikologis.

Penekanan dalam psikologi positif sering kali memancing munculnya penelitian mengenai kebijaksanaan, kesuksesan, dan ferforma yang lebih baik. (kebaikan dari penelitian penyakit mental, prilaku patalogis, dan kegagalan motivasi dan control). Terdapat peningkatan perhatian pada model yang mencegah berkembangnya kepribadian yang tidak sehat, meningkatkan pertumbuhan psikologis yang sehat, dan memperhatikan tentang mengapa dan bagaimana beberapa orang tetap tabah menghadapi krisis dan stress. Hal ini merupakan tantangan baru bagi masa depan psikologi kepribadian.

Sumber; Howard s. Fiedman & Miriam W Schustack. 2008 Kepribadian; Teori klasik dan Riset Modern, Edisi, jilid 1. Penerbit Erlangga

Penjelasan psikologi positif dalam buku ini antara lain akan mengacu pada buku karangan Alex Linley dan stephen joseph. Mereka mengatakan bahwa definisi kerja dari psikologi positif, aplied positive psychology is the application of positive psychology research to the facilitation of optimal functioning. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa psikologi positif adalah aplikasi dari penilitian-penelitian sejenis yang berkutat pada fungsi-fungsi manusia.

Selanjutnya, dikatakan bahwa aplikasi dari psikologi positif dapat diterapkan pada level individu, kelompok, organisasi,komunitas, dan atau masyarakat. Aplikasi dari psikologi positif adalah upaya untuk mendukung keberfungsian secara optimal dari rentang keberfungsian manusia dari desorder dan distress kepada level sehat, (health) dan kebercupan (fulfillment).

Saat ini pembahasan mengenai psikologi positif juga semakin marak situs psikologi. Or, id menyatakanbahwa psikologi positif memiliki tiga fokus kajian utama yaitu sbb :

(a)  Positive emotions
(b)  Positive individual traits
(c)  Positif institution

Selanjutnya, untuk memperjelas pemahaman mengenai psikologi positif, penulis sampaikan beberapa kutipan penuturan dari Seligman dan Csikszentmihalyi. Dan berikut ini kutipannya :

The field of positif psycohology at the subjective  level is about valued subjective experience, well being, contenment, and satisfaction (in the past), hope and optimism (for the future), and flow and happines, inthe present), At the individual traits-the capacity for love and facation, courage, interpersonal skill, aesthetic sensibility, presesevarenca, forgiveness, originality, future mindedness, spirituality, higt talent and wisdom, At the group level it about is civic virtues and the institution that move individuals toward better cityzenship: altruism, civility, moderation tolerance and work ethic.

Berdasarkan pemahaman dimuka, jelas sekali bahwa psikologi positif mengajak pengikutnya, pembacanya berbicara, berdiskusi tentang hal-hal positif yang dimiliki manusia yang memiliki dua sisi mata uang, manusia memilki dua sisi yaitu positif dan negatif. Nah dalam kontek ini semangat psikologi positif dan introspeksi, evaluasi serta pengembangan diri melalui angka yang tidak lazim ini, mencobaba untuk tidak menitik beratkan kepada sisi negatif manusia (seperti kebanyakan yang dilakukan oleh para ahli selama ini), Namun dalam buku ini mencoba melakukan terobosan pemikiran tentang hal ihwal positif negatifnya manusia.

Semangat belajar
                                  by Namephology

Selanjutnya, salah satu semangat dalam buku ini adalah upaya untuk mengajak semua pihak, dan para pembaca untuk lebih termotipasi dalam belajar, inilah buku psikologi, untuk instrospersi, evaluasi dan pengembangan diri melalui psikologi positif dan angka. Yaitu psikologi yang melihat dari sisi positif dan negatifnya  dari manusia yang disimbolkan oleh angka. Menurut Andreas Harefa, manusia adalah mahluk pembelajar, berpikir dan berkesinambungan, oleh karena itu buku ini akan mengajak kita belajar. Ya belajar, belajar dan belajar....

Ya belajar. Rasanya semua orang sudah sangat familiar dengan kata-kata ini. Tidak ada satu tahapan kehidupan manusia yang dapat terlepas dari aktivitas belajar. Sebagai contoh, dari bayi kita sudah mualai belajar berjalan, minum dari gelas, belajar berbicara, dan lain-lain. Kegiatan ini berlanjut terus menerus hingga sampai individu memasuki masa anak-anak. masa remaja, Ketika individu memasuki masa dewasa, hingga masa tua, maka setiap individu akan belajar beradaftasi dengan lingkungan rumah dan lingkungan sekitar rumah karrena sudah tidak lagi bekerja atau memasuki masa pensiun, yaitu belajar menjalani kehidupan yang baru dengan pola yang lebih teratur dan lain-lain.

Beberapa contoh dimuka, dapat dikategorikan sebagai aktivitas belajar dalam lingkup yang lebih luas, sedangkan untuk lingkup yang kecil, belajar lebih mengacu kepada bagaimana kita mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan atau pekerjaan, misalnya belajar komputer, bahasa ingris, mengenal nama angka-angka atau menghitung dan lain-lain.

Perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat, menuntut setiap orang untuk terus belajar. Agar kita senantiasa dapat bersaing dengan orang lain, dan minimal agar kita tidak tertinggal oleh ganasnya persaingan. Wacana pengembangan diri itu sendir, juga sangat sarat dengan aktivitas belar. Mengapa ? Karena salah satu sarat agar seseorang dapat maju dan dapat mengembangkan dirinya, maka, ia harus terus menerus melakukan aktivitas belajar.

Berbagai tokoh dalam dunia psikologi telah memberikan definisi yang menjelaskan pengertian belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relative permanen dari tingkah laku yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu sbb :

1.    Belajar dari perubahan tingkah laku

2.    Perubahan yang terjadi adalah karena hasil latihan atau pengalaman, perubahan tingkah laku karena pertumbuhan atau naturasi bukan belajar

3.    Sebelum di sebut belajar, perubahan tersebut relatif, menetap dan permanen.

Artinya, mari kita dengan sengaja mengubah tingkah laku kita, kearah yang lebih baik sesuai dengan yang kita inginkan, dan dengan segenap usaha untuk mempertahakan agar tingkah laku kita menjadi permanen. Sehingga setiap harinya kualitas baik diri kita akan bertambah, sehingga pribadi kita menjadi tambah baik dan semangkin bernilai. Salah satu kunci pembelajaran yang baik adalah memiliki sikap yang selalu positif terhadap belajar itu sendiri. 

Mengapa? Sebab jika kita sudah merasa negatif terhadap kegiatan belajar, maka akan sulit kita untuk mendapatkan manfaat positif dari hasil belajar. Buku ini akan mengajak para pembaca untuk belajar dari kisah-kisah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang mungkin saja sering kita alami. Namun, tidak setiap kita kemudian bisa belajar dari berbagai kejadian tersebut. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati ijinkan penulis mengajak kita semua untuk selalu belajar, bahwa dari kejadian yang paling sederhana sekalipun, dapat kita jadikan pelajaran, dan itu semua, agar kualitas hidup kita semangkin hari semangkin baik dan positif.

Untuk dapat menumbuhkan sipat positif dalam belajar, sebagai syarat untuk terjadinya proses belajar yang baik, mari kita simak beberapa penjelasan dari Collin Rose yang menyatakan bahwa sikap positif terhadap belajar dapat muncul dari sbb :

1.    Mengetahui cara menciptakan keyakinan sekuat mungkin pada kemampuan kita sendiri. Keyakinan pada diri sendiri itu adalah kunci keberhasilan.

2.    Mampu menetukan tujuan yang jelas. Meluangkan waktu untuk belajar berarti kita telah memilih dari berbagai kemungkinan. Motivasi Anda untuk memilih belajar daripada bersantai-santai terutama bergantung kepada sejernih apa visi Anda tentang sejauh mana keberhasilan Anda pada masa depan yang Anda sendiri inginkan.


3.    Mampu merelaksasikan dan menenangkan diri kapanpun Anda perlukan. Terkait dengan keterangan dimuka serta tampa bermaksud untuk menggurui, buku ini ditulis untuk mengingatkan kita semua akan potensi potensi yang kita miliki, semangat yang seringkali masih terpendam, dan asa yang tidak jarang suka redup oleh debu kehidupan. Selamat belajar dan membaca.

Pengertian
                            by Namephology
When people think of psychology, they ussualy think of mental and emotional disorders, abnormal acts, personal problems and psychoteraphy.
But psychologist take as their subject the entire spectrum of brave and cowardly, intelligent and folish, beatiful and brutish thinks that people do. They wont to know how ordinary human being-and other animals. Too learn, rememer, solve problems, perceive, feel and get along (or fail to get along) with other (wade & Travis).

P sikologi adalah bidang ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan termasuk manusia didalamnya. aplikasi ilmu ini untuk masalah manusia. Pada awal kemunculannya, psikologi merupakan suatu bidang ilmu yang selain mempelajari manusia, juga mempelajari dan menggunakan hewan dalam berbagai eksperimennya. Hal ini tentu saja dilakukan dengan berbagai pertimbangan, yaitu antara lain menyangkut keselamatan dan kenyamanan manusia sebagai subjek dari penelitian. Pada waktu itu, sebagai sebuah ilmu tentang prilaku, tentu saja menggunakan experimen hewan, diarahkan untuk mencoba memahami tingkah laku manusia, karena sebagian pakar psikologi berpendapat  bahwa terdapat berbagai kesamaan antara tingkah laku hewan dan manusia. Sehingga lambat laun mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, berbagai pendekatan eksperimen yang menggunakan manusia mulai banyak  digunakan.

Berbagai perkembangan didunia psikologi, saat ini tidak terbendung lagi. Terlahirnya berbagai jurusan atau konsentrasi psikologi di berbagai universitas, menambah besar jumlah psikolog, yang pada gilirannya juga menambah kuantitas penelitian psikologi. Berdasarkan hasil kajiannya Wade dan Travis’ mendefinisikan psikologi sebagai sebuah disiplin yang berfokus pada tingkah laku dan proses mental dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh keadaan fisik, kondisi mental dan lingkungan eksternal. Pada intinya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari diri kita sendiri sebagai manusia. Sehingga, seyogianya, bagi kita yang mempelajari psikologi, seharusnya kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya buat diri kita sendiri. Sejak ratusan tahun yang lalu, manusia selalu mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya dirinya, bagaimana motivasi bekerja, bagaimana seseorang mampu berpikir, bagaimana tehnik mengingat yang baik dan lain-lain. Oleh sebab itu, pada perkembangannya ilmu psikologi berkembang menjadi berbagai ranah kajian.

Psikologi sebagai sebuah ilmu yang memiliki beberapa bidang kajian atau lahan kerja. Morgan dan kawan-kawan membaginya sebagai berikut :

·                    Psikologi Klinis

·                    Psikologi Konseling


·                    Psikologi Pendidikan dan Sekolah

·                    Psikologi Eksperimen dan Fisiolog


·                    Psikologi Sosial

·                    Psikologi Perkembangan


·                    Psikologi Kumunitas



          by  Namephology...... 

Buku ini tidak akan mencoba untuk menjelaskan berbagai kriteria dimuka, namun sebaliknya akan fokus pada bidang kajian langsung menukik pada fokus dari tujuan buku ini, yaitu psikologi pengembangan diri dan lahan untuk media Instrospeksi, Evaluasi diri yang sebagian menggunakan angka sebagai subjek kajian. Lahan yang paling dekat dengan buku ini adalah psikologi pendidikan, karena semua tujuan dari segala bentuk pendidikan pada akhirnya adalah pengembangan diri. Sedangkan yang ingin didorong dari buku ini adalah bagaimana seorang individu dapat mendidik dirinya sendiri, kearah yang lebih baik.

Apa yang dapat Psikologi lakukan untuk kita ?

1.            Membuat kita menjadi orang yang lebih terinformasi atau berwawasan

2.            Memuaskan rasa ingin tahu kita tentang misteri kehidupan manusia


3.            Menolong kita meningkatkan kendali terhadap kehidupan kita

4.            Membantu kita dalam meningkatkan kinerja kita


5.            Memberikan masukan atau inpirasi  mengenai isu-isu politik dan ilmu sosial

Pengembangan diri dan pendidikan
                                                                by NAMEPHOLOGY

Uraian mengenai pendidikan adalah sebuah uraian yang sangat panjang. Oleh karena itu, dibawah ini akan coba dijelaskan secara ringkas sebuah essay tentang pendidikan. Hal ini menjadi perlu untuk dimengerti, mengingat konsep pengembangan diri pada intinya adalah upaya untuk mendidik diri sendiri. Jika uraian dibawah ini terasa meluas, hal tersebut memang disengaja agar para pembaca dapat mendapatkan wawasan lebih mengenal isu pendidikan di Indonesia.

Pedidikan adalah suatu termonologi yang sudah tidak asing lagi ditelinga rakyat Indonesia. Program-program seperti pendidikan 9 tahun bagi setiap anak usia sekolah, atau pendidikan gratis bagi warga kurang mampu, sudah menjadi jargon yang dikenal luas. Artinya, sudah menjadi pemahaman bersama bahwa setiap orang terlepas dari apapun latar belakangnya wajib mengikuti pendidikan, dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 dalam Dr Syaiful Sagala).

Pedidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No 20 tahun 2003 dalam Dr Syaiful Sagala). Dalam arti luas, pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan, pengalamanya, kecakapannya dan keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah suatu usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya (Poerbakawatja dan Harahap).

Terminologi pendidikan, merupakan suatu kata yang sangat umum, dan sering digunakan. Kata dasar pendidikan adalah ‘’ didik’’ Pendidikan itu sendiri, menurut kamus bahasa Indonesi adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 dalam Dr, Syaiful Sagala). Artinya, dalam terminologi ini lekat dengan aktivitas pengajaran dan pelatihan yang dilakukan satu orang ke orang lain. Sementara itu Mudyaharo menyatakan bahwa pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam bahasa inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) yang artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to). Dan mengembangkan (to evelove, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989, dalam Muhibin Syah 2004:10.

Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendikan tidak hanya mencakup kepada pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak didik menjadi lebih dewasa (Dr. Syaiful Sagala). Namun pada kenyataannya, justru seringkali sisi ini yang terabaikan. Proses pendidikan terkadang terlalu fokus pada usaha-usaha peningkatan kualitas kecerdasan otak (IQ) daripada sisi kematangan emosi (EQ) dan spiritual (SQ). Beban kurikulum yang perlu ditanggung tim pengajar, seringkali menjadi ‘alasan’ untuk terlalu fokus mengejar targer kurikulum (mengisi buku kerja, membaca sejumlah buku) daripada memperhatikan sisi mental siswa. Di satu sisi, situasi ini berpotensi positif untuk mendorong kemajuan standar pendidikan nasional, sehingga dari sisi pengetahuan, tidak terjadi, ketimpangan target pencapaian kurikulum antara pusat dan daerah. Namun disisi lain, pada sekolah-sekolah yang sumber dayanya terbatas, hal ini justru dapat menjadi bumerang yang justru kontra produktif.

Selanjutnya, menurut Poerbakawatja dan Harahap (1991, dalam muhibin Syah 2004,11) menyatakan bahwa pendidikan adalah :

Usaha secara dengan sengaja dari orang tua atau dewasa  untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke tingkatan kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab baik secara moril maupun materil dari segala perbuatannya. Yang dimaksud orang dewasa itu adalah orang tua si anak, atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya, guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya.

Berdasarkan keterangan dan uraian dimuka, maka dapat disimpulkan bahwa wacana pendidikan itu terutama untuk generasi muda bukanlah isu yang sederhana. Ini adalah isu yang sangat komplek dan banyak melibatkan peran dan faktor-faktor lain. Pembahasan ini, juga akan mengarah kepada bagaimana interaksi peserta didik dengan lingkungannya, karena sangat sulit untuk dapat menilai perilaku dan kepribadian seseorang tampa ada usaha untuk mengenal lebih dalamm tentang lingkungan yang melingkupinya. Hubungan antara manusia dan lingkungan sudah menjadi perhatian ilmu psikologi sejak lahirnya ilmu tersebut.

 Lingkungan, selain merupakan wilayah hidup manusia, juga merupakan sumber dari berbagai kebutuhan dan juga memberi pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan berbagai sifat, sikap, perasaan, pemikiran dan unsur psikologis lain yang juga sering disebut kepribadian.

Terminologi pengembangan diri, menurut penulis mengacu pada  bagaimana individu itu sendiri mampu mendidik didinya sendiri. Pengembangan diri adalah aktivitas mengajari diri sendiri tentang hal-hal yang baik dan bermanfaat, yang berpotensi dapat mendorong diri kita menjadi manusia yang berkualitas. Artinya, pengembangan diri adalah pendidikan yang sengaja dilakukan oleh diri sendiri untuk dapat mencapai optimalissi potensi yang dimungkinkan oleh setiap individu itu sendiri.

Bagaimana dengan pendidikan formal? Pendidikan formal tentu saja hal tersebut juga merupakan faktor yang sangat siginifikan bagi pertumbuhan pribadi kita semua, namun demikian tampa ada usaha untuk mendidik diri kita sendiri secara serius dan berkesinambungan, maka tampaknya pendidikan formal tidak akan banyak guna serta manfaatnya.

Psikologi untuk pengembangan diri

Psikologi untuk pengembangan diri adalah sebuah wacana yang dikembangkan penulis, yang pada intinya adalah pemanfaatkan ilmu psikologi (praktis) untuk mengembangkan diri, yang gilirannya dapat digunakan untuk mendorong terciptanya pribadi yang positif. Self development (pengembangan diri) itu sendiri, menurut kamus lengkap, psikologi adalah pertumbuhan potensial dan kemampuan seseorang.

Seperti diketahui oleh kita semua, bahwa psikologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan sikap mental yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, sangat baik kiranya, jika pengetahuan kita tentang diri kita sendiri dapat kita arahkan untuk mengembangkan diri kita ke arah yang lebih baik. Iman Gazali, dalam kutipannya, menyebutkan, bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mencintai eksistensinya. Sebaliknya, manusia juga cenderung membenci hal-hal yang dapat menghancurkan, meniadakan, mengurangi atau memutuskan kesempurnaan itu.

Artinya bahwa, setiap diri manusia, telah memiliki dorongan untuk berbuat baik, sehingga setiap individu mempunyai potensi yang sama untuk memiliki pribadi yang positif. Terminologi pribadi yang positif, sebenarnya sangat sulit untuk dapat didefinisikan secara detil, namun demikian paling tidak pendapat para ahli di bawah ini dapat mengiringi kita menuju pemahaman yang lebih baik. Pribadi yang positif adalah pribadi yang ada dalam keadaan badan sehat serta pikiran yang normal. Secara konseptual, definisi umum keadaan normal-sehat dapat dirumuskan oleh Wingkel (1991-674-675) sebagai berikut :

1.            Menurut pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (Word Health Organisasi WHO). Batasan sehat adalah’’ suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata  berupa tidak adanya penyakit atau keadaan lemah tertentu.

2.            Rumusan menurut pandangan psikiater yang bernama Karl Menniger’’ “ Kesehatan mental adalah penyesuaian manusia terhadap dunia, dan satu sama lain dengan keefektipannya dan kebahagiaan yang maksimum, kesehatan ini bukan hanya berupa efisiensi atau hanya perasaan puas, atau keluwesan dalam memenuhi berbagai macam aturan permainan dengan riang hati. Kesehatan mental mencakup  itu semua. Keshatan mental meliputi kemampuan menahan diri, menunjukan kecerdasan, dalam berperilaku dengan menenggang perasan orang lain, dan sikap hidup yang bahagia, itulah jiwa yang sehat.’’

3.            Rumusan menurut pandangan psikolog H.B Englis’’ Kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang pribaddi menujukan penyesuaian atau mengalami aktualisasi diri atau realisasi diri. Keshatan mental merupakan keadaan positif, bukan sekedar berupa tidak adanya gangguan mental.

4.            Rumusan menurut pandangan pekerja sosial bernama W.W Boehm: Kesehatan mental meliputi suatu keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.

Karakteristik pribadi yang positif, tentu saja tidak saja sekedar normal dan sehat secara umum, namun, ketika setika seorang manusia berkembang secara positif, ia akan mencapai level pribadi yang matang. Kriteria kepribadian yang matang menurut Kilander (1957) yaitu sbb :

1.            Mampu menyayangi dan mempertimbangkan minat orang orang lain, dalam tindakan-tindakannya

2.            Memiliki hubungan sosial yang kualitasnya dapat memuaskan orang lain dan berlangsung lama.

3.            Bersikap baik kepada orang lain dan mempercayai orang lain dengan harapan ia pun diharapkan orang lain untuk mempercayai dan menyukai.

4.            Mampu menghargai perbedaan-perbedaan yang terdabat pada banyak orang.

5.            Tidak memaksa lingkungan, tetapi mereka juga tidak membiarkan dirinya dipaksa atau ditekan oleh lingkungan. Tidak ada saling paksa diantara dirinya dengan lingkungan.

6.            Dapat merasakan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok atau populasinya.

7.            Merasakan adanya, sense of responsibility, atas tetangga atau teman-temannya.

Daftar  dimuka adalah contoh dari pribadi yang matang dan sehat. Apakah semua orang dapat memiliki kualitas seperti dimuka? Tentu saja bisa, namun harus melewati proses tertentu. Mengapa? Karena kita terlahir tidak dengan kualitas seperti dimuka. Oleh karena itu, dengan kesadaran penuh, setiap orang perlu berjuang untuk meraihnya atau mereka tidak akan pernah mendapatkannya. Memang tidak mudah untuk dapat meraihnya, namun bukan berarti mustahil kita tidak dapat meraih dan mencapainya tujuan tersebut dimuka.

Individu yang matang, sering kali juga disebut sebagai individu yang mampu menerima realitas. Menurut Wiramiharja, terdapat beberapa ciri orang yang sehat dalam kemampuannya untuk menerima realitas yaitu :

1.            Mereka akan menghadapi dan menangani masalah-masalahnya begitu masalahnya timbul.

2.            Mereka menerima responsibility, artinya, jika mereka melakukan sesuatu tindakan, maka resiko dari tindakan itu siap ia terima.

3.            Meraka mengatur atau membangaun lingkungan sepanjang dimungkinkan atau menyesuaikan diri apabila memang diperlukan.

4.            Mereka senantiasa merencanakan masa depan, dan tidak takut akan masadepan, tidak takut menghadapi hambatan, kesukaran dan kesulitan.

5.            Mereka selalu menyanbut baik pengalaman baru maupun ide-ide baru. Artinya, perbedaan pengalaman, gagasan dan keyakinan justru akan menambah kaya kehidupan.

6.            Mereka menggunakan kapasitas alamiahnya, mereka paham sekali akan kapasitas awal yang mereka sendiri miliki dan dari situ mereka membuat upaya-upaya untuk memaksimalkan kapasitasnya tersebut.

7.            Mereka membangun tujuan-tujuan realistis bagi diri mereka sendiri.

8.            Mereka mampu untuk berpikir bagi kepentingan dirinya sendiri dan mampu membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

9.            Mereka melakukan upaya-upaya yang yang sebaik-baiknya dan menerima atau merasa puas akan apa yang terjadi sebagai akibat dari keputusannya sendiri.

Melihat daftar dimuka, tersirat jelas bahwa kualitas tersebut bukanlah sesuatu yang turun dari langit, melainkan perlu diraih dengan kesadaran penuh. Selanjutnya, masih dari daftar yang sama, kita dapat mengatakan bahwa kualitas yang seperti itulah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat menjalani kehidupan yang optimal. Maka, mari kita dengan sengaja memaksimalkan pemahaman kita tentang diri kita sendiri, melalui ilmu psikologi untuk mencapai kematangan tersebut.

Pengembangan diri dan keberfungsian yang optimal

               by NAMEPHOLOGY
Setiap manusia pada dasarnya diharapkan dapat tumbuh kembang secara optimal. Menurut penulis, tumbuh dan berkembang secara optimal tersebut dapat dianalogikan dalam termonologi keberfungsian. Mereka yang optimal tumbuh kembangnya. Berarti normal dalam menjalankan fungsi-fungsinya, baik fungsi sebagaima manusia seutuhnya kedalam diri sendiri, dalam optimalisasi potensi internal dan lingkungan sekitarnya . Berikut ini adalah pembagiannya sbb :

a.            Keberfungsian interpersonal, kaitannya dengan manajemen diri atau bagaimana seseorang mengelola dirinya sendiri, mengacu pada bagaimana individu memaksimalkan kesadaran sepiritualnya, dengan sepenuhnya menyadari bahwa tingkah laku adalah dengan seijinnya. Mereka yang belum optimal dari aspek ini, adalah mereka yang terkadang masih mengenggap bahwa hidup ini adalah miliknya sendiri, sehingga mereka berbuat sekehendaknya tampa ada pemikiran bahwa batas tingkah laku sebenarnya sudah ada yang memegangnya. Atau golongan lain adalah mereka yang masih kebingungan dalam menentukan arah kehidupannya. Ia gamang ketika harus berhadapan dengan persimpangan jalan. Guru penulis pernah mengatakan bahwa ketika kita bingung dalam menentukan arah, yang menurut kita keduanya benar dan baik, maka pilihlah jalan yang paling besar potensinya untuk mendekatkan diri kita kepada sang pencipta.

b.            Keberfungsian interpersonal ini, berkaiatan dengan manajemen interaksi individu dengan lingkungan sosial disekitarnya, mengacu pada bagaimana individu itu sendiri bersoialisasi  dan berinteraksi dengan optimal yaitu mampu membawa kebahagiaan lawan bicara, menjalin persahabatan dan membangun hubungan yang saling mengutungkan. Sekilas hal ini tampak sederhana, namun bagi beberapa orang, sangat sulit bagi mereka untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan orang lain. Atau sebaliknya, mereka sanggup menjalin komitmen jangka pangjang, namun bermasalah dalam menjaga hubungan jangka pendek. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap manusia perlu untuk selalu belajar bagaimana cara meningkatkan keterampilan interaksi sosialnya, sehingga pada gilirannya nanti ia akan mampu meningkatkan keberfungsian interpersonalnya.

c.            Keberfungsian profesional, mengacu pada bagaimana individu mampu menemukan potensi terbesarnya dan mengoptimalkan sepenuh-penuhnya demi kemajuan pribadinya. Satu hal yang tidak akan terelakan adalah bahwa manusia lahir dengan segudang potensi, sayangnya ada yang tidak sadar tentang hal itu, dan ada yang sudah sadar namun tidak berbuat apa-apa. Dengan demikian berpikir ulang mengenal keberfungsian profesional menjadi sangat perlu, karena banyak aspek dalam kehidupan kita yang pada bagaimana kita berusaha secara consisten mengembangkan keberfungsian profesional ini.




Pengembangan diri dan dunia kita

Sejauh mana seseorang dapat mengembangkan dirinya, itu semua tergantung dari seberapa jauh ia dapat memahami dunia dimana ia tinggal dan hidup dan beraktivitas. Dengan mencoba memahami dunia, kita juga diajak untuk sekaligus memahami diri. Untuk itu, sangat menarik jika kita memperhatikan kisah yang dikutip dari buku mega best seller Reallionare karangan Farrah Gray dan Fran Harris’’

Dan berikut ini kisahnya,,,,,

Seorang bocah dan ayahnya sedang berjalan dipegunungngan
Tiba-tiba sang anak terjatuh, terluka dan berteriak
Achhhhhhh, aduchhhhhh, merasa kesakitan
Sang anak terkejut, langsung terdiam karena mendengar suara yang
Menirukan teriakannya dari balik pegunungan
Aachhhh,,, Aduchhhhh,,,,,,
Penasara si anak kembali berteriak,,, siapa kau,, ‘’sahutnya,,,
Jawaban pun langsung diterima, siapa kau,,,,,,,’’
Karena marah mendengar respon yang didengarnya.
Lalu ia kembali berteriak’’ dengan nada kesal,,,’’
Dasar pengecut,, sahut si anak!
Lagi-lagi ia menerima jawaban yang sama,, Dasar pengecut!..
Lalu si anak memandang ayahnya dan bertanya, apa yang sebenarnya terjadi ?.....
Sang ayah tersenyum dan berkata.. Anak ku, perhatikan baik-baik’’
Lalu si ayah berteriak ke arah pegunungan sambil berteriak,
Aku mengagumi mu.....
Suara itu menjawab teriakannya dengan kata-kata yang sama, aku mengagumimu......
Sang ayah kembali berteriak’’ Kau adalah sang juara,,,!
Suara itu kembali menjawab,, kau adalah sang juara...!
Sang anak terkesimak, namun tetap belum mengerti dan belum memahami.

Dari suara jawaban yang terdengar tadi. Orang-orang menyebutnya gema, namun sebenarnya ia adalah hidup. Ia akan selalu mengembalikan apapun yang kita katakan dan kita lakukan. Hidup kita adalah cermin tindakan kita. Jika engkau mengingnginkan lebih banyak cinta di dunia, ciptakanlah rasa cinta itu sebanyak-banyaknya didalam hatimu, dan dalam kehidupan mu. Jika tim mu ingin lebih kopente, maka tingkatkanlah kopentensi dirimu dan tim mu. Hal ini berlaku untuk segalanya. Hidup akan mengembalikan segala hal yang engkau berikan kepadanya.

Kurang lebih demikian prinsip pengembangan diri, yaitu bagaimana kita memberikan diri kita kepada dunia dan kehidupan. Melalui buku ini, paling tidak kita akan berusaha untuk tidak memberikan hal ihwal yang negatif terhadaf dunia, sehingga dunia tidak memberikan kembali kepada kita hal-hal yang negatif tersebut. Dengan kata lain adalah... Karma.

Pengembangan diri, altrusime dan kebahagiaan

by Namephology

            Memberi adalah ekspresi tertinggi potensi kemanusiaan dalam diri kita. Dalam tidak memberi sesungguhnya kita sedang mengalami kekuatan, kekayaan dan kemampuan kita. Pengalaman puncak dan vitalitas tertinggi tersebut memenuhi seluruh jagad hati kita dengan suka cita dan rasa bahagia. Disitulah kita mengalami kelimpahan. Takala memberi, kita mengalami kehidupan yang sehidup-hidupnya. Memberi lebih membahagiakan daripada menerima, bukan karena kita kekurangan tetapi dalam tidak memberi itulah terletak ekspresi kehidupan kita yang paling dinamis.

DR. Dan Baker. Direktur Program Peningkatan Kehidupan, seperti dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya, meraih kebahagiaan membuat tulisan keajaiban hubungan antara kebahagiaan dengan perbuatan baik kepada orang lain (altruisme); altruisme telah disebut sebagai paradoks besar. Jika Anda memberikan sesuatu kepada seseorang, Maka Anda sendirilah yang paling merasa bahagia. Memberi adalah menerima.

Penelitian menujukan bahwa orang yang bahagia adalah orang yang bersikap altruistik. Dan orang altruistik itu bahagia. Tetapi tidak ada peneliti yang dapat menentukansipat mana yang datang lebih dulu. Altruisme dan kebahagiaan satu sama lain saling berkaitan.

Uraian Dan Baker dimuka, mungkin secara tidak disadari sering kita alami. Mari kita coba ingat-ingat kembali, manakah kejadian yang lebih membuat kita bahagia, apakah saat kita memberi atau saat kita menerima? Saya tidak tahu jawaban Anda, namun pengalaman saya menyatakan bahwa saya ternyata lebih merasa bahagia ketika saya bisa memberi. Ada suatu perasaan yang membuat diri kita lebih nyaman ketika kita mampu memberikan sesuatu pada orang lain. Oleh karena itu, mari kita coba berpikir sedikit lebih rumit dan analisis, yaitu dengan membalik prosesnya. Jika tadi kita bisa mendapatkan kebahagiaan dengan memberi atau berbuat baik kepada orang lain, maka kapanpunjika kita ingin merasa bahagia. Kita tinggal berbuat baik saja kepada orang lain. Mungkin hal ini tidak terlalu terpikirkan oleh kita, namun tidak ada salahnya untuk dicoba. Jadi, mari kita berkompetisi untuk menjadi orang yang paling bahagia dengan berlomba-lomba mengerjakan kebajikan. Karena dengan melakukan kebajikan, tampa kita sadari bahwa kita sedang mengembangkan diri kita ke arah yang lebih positif.

Penulis selalu mengingat teori berkelimpahan yang di ajarkan oleh guru penulis. Secara sedehana, teori tersebut berbunyi, bahwa semangkin kita banyak memberi, maka sebenarnya semangkin banyak menerima. Bagaimana kaitan teori ini dengan wacana pengembangan diri ? Sederhana sekali sebenarnya, yaitu bahwa ketika kita membantu orang lain untuk mengembangkan diri dengan cara bergagi ilmu pengetahuan misalnya, maka pada hakekatnya kita sedang dua kali lipat mengembangkan diri. Logikanya sederhana, ketika kita memberi suatu pemahaman terhadap orang lain, pada saat itulah meskipun tampa disadari pemahaman kita terhadap hal tersebut bertambah. Jadi, cara terbaik untuk belajar suatu materi pelajaran, adalah dengan mencoba mengajarkan materi tersebut pada orang lain. Sederhana sekali, dengan memberi, maka sejatinya kita akan menerima berkali-kali lipat, selama didasari oleh niat yang tulus untuk membantu orang lain. Maka berikanlah apa yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan dan berbahagialah.

Pengembangan diri dan belajar

by Namephology

        Namakah yang benar? Belajar untuk hidup, atau hidup untuk belajar. Tentunya kita tidak akan menjawawab pertanyaan ini dengan sederhana, tetapi kita mesti ingat satu hal, bahwa kita sebagai manusia yang notabenenya mahluk sosial dan berpikir dikaruniahi akal untuk dapat menganalisisnya. Jika pertanyaan adalah belajar untuk hidup, maka proses belajarnya dapat kita lakukan dengan asal-asalan dan berbagai cara, bahkan jika perlu penuh dengan rekayasa, manipulasi, plagitisme, kolegianisme bahkan korupsi sekalipun akan dilakukan, mengapa, karena yang penting menghasilkan uang untuk hidup, seperti yang terjadi di negeri yang kita cintai ini, dimana-mana korupsi. Namun sebaliknya, jika peetanyaannya adalah hidup untuk belajar, maka, maknanya adalah bahwa kita akan terdorong untuk menghabiskan waktu hidup kita di dunia, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan hingga tahun kita untuk belajar inilah yang kelihatannya lebih tepat, yaitu kita mengisi waktu-waktu kita untuk senantiasa dan terus menerus mempelajari hal baru.
Syayidina ali, sahabat Rasul’’ yang juga dikenal sebagai singa padang pasir, sering dijuluki sebagai gerbangnya ilmu, mengapa, karena beliau memiliki banyak sekali filosofi yang bagus tentang belajar, ia dengan tegas dan yakin menyatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta, dengan beberapa alasan sebagai berikut. :

·                    Ilmu adalah pusaka nabi, sedangkan harta adalah pusaka Firaun, Karun dan lain sebagainya


·                    Ilmu senantiasa akan menjaga kita, sedangkan harta malah justru kita yang harus menjaganya


·                    Pemilik harta disebut dengan nama bakhil(kikir), sedangkan pemilik ilmu disebut dengan nama keagungngan dan kemuliaan

·                    Pemilik harta cerderung banyak musuh, sedangkan pemilik ilmu yang diamalkan memiliki banyak teman


·                    Harta bisa dicuri, maling, pencuri, sedangkan ilmu tidak

·                    Harta akan hancur jika ditimbun, sedangkan ilmu tidak

·                    Pemilik harta akan keras hatinya, sedangkan pemilik ilmu justru akan memiliki hati yang bercahaya


·                    Pemilik harta yang sangat besar, cenderung akan mengaku sebagai tuhan, sedangkan pemilik ilmu, dengan kebajikannya justru akan mengaku sebagai hamba.

Luar biasa bukan? Ternyata banyak sekali filosofi yang mendukung bahwa hidup memang  untuk belajar, yaitu belajar untuk mengejar ilmu yang dapat mendekatkan kita kepada Al khalik atau sang pencipta. Artinya lagi, sangat rugi bagi kita, jika melewatkan satu hari hidup didunia, tampa mendapatkan ilmu baru. Satu hari tampa mendapatkan harta, mungkin rugi juga, tetapi satu hari tampat dapat ilmu yang baru rugi sekali.Karena sekecil apa pun ilmu yang kita dapatkan, jika diresapi, disyukuri dengan ihklas, maka ilmu itu akan dapat menambak kebijaksanaan, kedewasan dan kematangan kita, sekaligus juga dapat mendorong pikiran kita untuk merasa kecil dan tidak berdaya ditengah alam semesta yang begitu luas ini. Artinya, semangkin kita banyak mengetahui hal baru, maka kita akan semangkin sadar bahwa ada banyak sekali yang kita belum ketahui, yang bahkan belum terbayang.

            Al Qur’an sebagai pegangan hidup umat islam.banyak sekali mengingatkan kita tentang pentingnya belajar dan menggali ilmu, surat yang paling terkenal tentu saja :
 AL AlaQ 1 : 5.

·           Bacalah dengan menyebut Nama Tuhan-mu yang  menciptakan.

·           Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

·           Bacalah dan Tuhan-mulah yang maha pemurah

·           Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam

·           Dia mengajarkan manusia apa yang tidak dikehendakinya

Maka. Sangat  JELAS

jelaslah bahwa kita, apa pun setatus dan latarbelakang pendidikannya, kontrol sosial ekonominya, serta kondisi apapun senantiasa diajak dan diperintah al khalik untuk membaca dan belajar, dengan senantiasa selalu menyebut nama-nya. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apa yang kita pelajari seyogianya dapat membawa diri kita untuk lebih dekat dengannya, karena kita tidak di anjurkan untuk belajar tampa menyebut nama- Nya, dan selalu mengingat nama-nya. Apa saja hal yang dapat dipelajari ? Tentu saja ada banyak sekali pelajaran yang dapat digali dan dikaji, mulai dari yang ada ditubuh kita. Organ tubuh, sel, otak, darah dan dari nama orang atau kita sekali pun hingga bumi dan semesta alam, bumi, api, udara, bebatuan bintang, galaksi seperti yang telah di uraikan di bab satu yang berjudul nama-nama alam. Allah swt selalu mendorong manusia untuk mengamati segala apa yang ada di alam, dimana dalam implementasi kehidupan sehari-hari, hal inilah yang merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan, seperti yang diterangkan dalam surat Al Ghasyiah 17 : 20. Dan berkut ini kutipannya.


·                    Maka, apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan ?

·                    Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?


·                    Dan gunung-gunug, bagaimana ditegakkan?

·                    Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?

Paling tidak dari keterangan ayat-ayat dimuka kita dapat melihat bahwa terdapat sekian banyak ilmu yang tersirat mulai dari ilmu biologi, astronomi, ekologi, geografy, geoglogi dan sebagainya termasuk matematika dan psikologi.Luar biasa bukan.

Jelas sekali bahwa manusia didorong untuk mengeksplorasi akal dan pikiran yang telah dimiliki oleh setiap individu sejak lahir. sehingga pada gilirannya, ia dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan potensi dirinya, yang insya allah akan berujung kepada kemampuan dirinya untuk dapat hidup mandiri, berkeluarga, berketurunan dan lain-lain, kita diajak memulainya dari mendalami ilmu, alih-alih mengumpulkan harta benda terlebih dahulu. Pahamilah ilmu terlebih dahulu, sehingga hati kita penuh dengan rasa syukur kepadanya, baru kemudian gunakan ilmu dengan sebaik-baiknya, dengan bijaksana.

Sekarang, mari kita lihat dari diri kita sendiri. Kita akan tergolong orang yang ketinggalan jaman ketika kita untuk belajar saja, masih harus disuruh-suruh, diingatkankan atau bahkan masih harus diancam. Apalagi mereka yang telah duduk dibangku universitas, mengingat di luar sana, masih banyak sekalih anak-anak yang untuk dapat mengenyam pendidikan dasar saja sulitnya bukan main. Novel laskar pelangi misalnya, telah dapat menyentil mereka yang masih malas untuk belajar, karena didalam cerita tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan anak-anak di pulau belitong, yang dengan segala keterbatasannya, sekolah hampir runtuh, SDM guru yang terbatas, fasilitas penunjang yang dapat dikatakan hampir tidak ada, mampu memupuk dan memelihara motivasi belajar dengan begitu luar biasa. Lalu bagaimana dengan kita.?...................

Pengembangan diri dan Keputusan yang menentukan

                     By Namephology

            Jika kita berbicara mengenai motipasi berprestasi, maka kita pasti tidak akan melupakan kisah Thomas Alfa Edison dan Kolonel Sanders. Merka adalah para pejuang keyakinan. Mereka orang-orang yang berjuang mempertahankan keyakinannya untuk menggapai sukses yang diharafkan. Thomas Alfa edison kita kenal sebagal sosok yang tidak kenal menyerah dalam menciptakan lampu listrik. Ia diderai oleh berbagai kegagalan, bahkan laboraturiumnya sampat meledak, sehingga ia perlu mengulang kembali berbagai peneitian dan percobaan. Sementara lain Kolonel Sanders adalah pejuang resep ayam KFC yang paling tangguh, tampa kenal lelah ia menawarkan resepnya ke berbagai pihak. Urat malunya hingga diputus gunna untuk dapat menerima segala bentuk penolakan. Dan kini kita semua sama-sama tahu bahwa KFC dapat dinikmati hampir di seluruh dunia, dan di restorannya, pasti menggunakan lampu listrik ciptaan Eyang Edison. Itulah hasil dari keyakinan akan kesuksesan. Pertanyaannya, dari manakah keyakinan tiu berasal?.

            Hanya satu jawabannya, yaitu dari sebuah keputusan. Inilah yang sering kita lupakan. Kita sering mengeluh mengapa kita tidak sukses, tidak berhasil. Sesungguhnya sangalah lucu?. Karena sebelum memulai sesuatu kita sangat jarang, bahkan sebagian tidak pernah berani untuk mengambil keputusan bahwa kita akam memulai ini dan menyelesaikannya. Kita jarang bener-benar mau memutuskan untuk mengerjakan sesuatu dari awal hingga akhir. Mari kita lihat, mengapa kita tidak mendapatkan IPK yang kita inginkan, atau hasil yang kita harapkan? Jawabannya mungkin sangat sederhana, karena kita belum pernah memutuskan level IPK dan hasil yang kita inginkan dari awal semester dan awal usaha. Mengapa kita tidak lulus dan berhasil sesuai target kita?. Jelas, karena kita belum pernah memutuskan kapan tepatnya kita ingin lulus. Satu hal, bukan proses, bukan sumberdaya, bukan lingkungan saja yang paling berpengaruh terhadap pencapaian, tetapi keputusan kita untuk mencapai tujuan kita. Ingat keputusanlanlah yang menentukan tujuan.

            Mari kita lihat hari-hari kita. Apakah kita terbiasa untuk memutuskan apa yang harus saya dapatkan hari ini?. Mungkin belum. Akhirnya hari demi hari mengalir seperti air, tampa mendapatkan sesuatu yang berarti, ingat, satu keputuasan yang sangat sederhana, bisa mengubah hari-hari kita. Misalnya, di pagi hari kita memutuskan untuk mendapatkan untuk pemahaman baru dari surat Al-Ihlas, maka percayalah segala pikiran, perasaan, bahkan khayalan kita turut mendukung untuk pencapaian keputusan kita tersebut. Di setiap detik, menit di hari itu, kita akan teringat menuntaskan untuk membaca Al-Qur’an minimal satu ayat saja setiap hari. Maka, lihatlah dampaknya.

            Bagaimana jika kita tetap melupakan keputusan yang kita buat? Jawabannya sedehana, berarti kita belum serius dalam membuat keputusan. Ingat, tidak membuat keputusan adalah sama dengan kita juga telah membuat keputusan. Atau sederhanyanya, jika kita tidak membuat keputusan apa-apa mengenai targat harian kita, berarti kita memang telah memutuskan untuk tidak mendapaykan hasil apa-apa. Mangka tidak usah heran jika kita tidak pernah mendapatkan apa-apa yang kita inginkan. Sangat sederhana bukan?

            Suatu hari seorang ustadz sholat jumat pernah bercerita tentang seorang murid pengajiannya yang berhasil menamatkan satu juz Al-Qur’an dalam setiap harinya. Bagi sebagian orang lain mungkin hal ini akan terasa berat, karena boro-boro satu juz, satu ayat saja pun terasa sulit untuk kita baca. Ketika si anak ditanya oleh seseorang mengapa kamu bisa dan mampu melakukannya, ia menjawab dengan sangat sederhana; karena saya mau, dan sayah telah memutuskan untuk melakukannya. Itulah kekuatan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang mampu membuat kita melesat dan tidak berhenti melangkah. Keputusan yang benar adalah keputusan yang membuat kita merasa bersalah ketika kita berhenti melangkah. Keputusan yang berpengaruh adalah keputusan yang mampu membuat kita tetap berada di rel yang benar untuk menjalankan lokomootif kereta hati dan akal pikiran sehat kita menuju setasiun yang dicita-citakan.
Itulah sekilas cerita seorang anak yang mampu melakukan tugas dengan baik, tidak banyak orang yang mampu melakukannya,, Nah bagaimana dengan kita sendiri, apakah kita tidak inpirasi dengan hal yang demikian.....

Pengembangan diri dan feeling positif

Tulisan kali ini adalah tulisan yang membahas masalah perasaan dan tidak hanya akal pikiran yang terilhami oleh berbagai buku pengembangan diri terutama Quaantum Ihklas). Lalu apa bedanya ?. Secara awam, bedanya adalah, jika pikiran itu berasal dari kerja otak, maka perasaan berasal dari hasil kerja hati. Namun penelitian menemukan bahwa ketika menyebut hati, ternyata dari sisi anatomi organ tubuh, ternyata tidak menujukan ke hati atau ke ulu hati (liver) melainkan ke jantung (heart). Telah dipelajari bahwa jantung memiliki mekanisme berpikir sendiri, mampu memompa diri secara otomatis (super canggih) dan memiliki koneksi yang sangat baik dan kuat dengan otak. Sebagai contoh ketika otak berpikir bahwa individu sedang mengalami rasa takut, maka hati berkedup lebih kencang dan lain-lain. Artinya ada hubungan yang sangat singkron antar jantung dan otak.

Pemahaman ini, kemudian oleh para ahli dikembangkan ke arah bagaiman sebenarnya manusia itu berpikir dan merasa. Salah satu pemikiran yang fenomenal pada awal abad ke 20 adalah ditemukannya teori atau hukum tarik menarik (The low of Attraction), ‘’ Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang di alaminya, datang atas daya tarik (Undangannya) sendiri(Elizabeth Towne) 1906 atau lebih jelasnya Hukum Tarik Menarik ini menyatakan, sesuatu akan menarik pada dirinya segalahal yang satu sifat dengannya. Sebagai conto sederhana misalnya ketika Anda bangun tidur dengan perasaan kurang enak, dan kemudian mengawali hari dengan perasaan BT tidak enak, maka yang terjadi adalah pada hari tersebut Anda akan dipenuhi dengan berbagai kejadian yang kurang menyenangkan, mengenakan. 

Untuk lebih jelasnya, saya akan mengutip Erbe Sentanu (2008:51) sebagai berikut: Hukum Tarik Menarik berlangsung secara otomatis. Ia tidak menanyakan kepada Anda apakah Anda suka. Apakah Anda setuju dengan efek yang ditimbulkannya. Hukum ini berlaku otomatis di alam, dan terlebih lagi sebenarnya berlaku pada pikiran dan perasaan Anda. Ingat, pikiran dan perasaan adalah benda kuantum yang dasyat kekuatannya.

Melalui kekuatan Hukum Tarik Menarik Anda menarik apapun yang paling sering Anda pikirkan, apa yang Anda suka, maka, maka hidup Anda akan dipenuhi oleh hal tiu. Dan sebaliknya, jika Anda selalu memikirkan hal-hal yang Anda tidak suka, maka yang terjadi dalam hidup Anda akan mencerminkan hal itu pula. Luar biasa bukan? Menyitir sebua pernyataan tokoh filsafat, sebenarnya kita akan’ The centre of the word’’ atau ‘’ How the word work , is depending on us’’ Nah seberapa yakin Anda akan pernyataan-pernyaan tersebut, maka hal itu akan sangat mempengaruhi perjalanan Anda bersama tulisan kita ini kedepan.

Pemahaman perkembangan yang luar biasa mengenal bagaimana otak akal kita bekerja tersebut atau lebih sering dikenal kata positif thinking, ternyata masih berkembanglagi . Artinya ada bagian tubuh kita selain otak yang mampu memberikan kepada kita energi yang luar biasa besar menuju kesuksesan, yaitu hati yang namanya adalah jantung. Ya inilah era positife felling, bukan hanya positive thinking. Mari kita lihat bedanya menurut Erbe Sentanu (2008: 120) pada versi lama ketika pikiran kita berpikir positif, maka kita akan mendapatkan apa yang paling sering kita pikirkan. Sedangkan pada versi baru, kita dianjurkan berperasaan positif, sehingga diharapkan kita akan mendapatkan apa yang paling sering kita rasakan ketika kita memikirkannya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kita sering tidak merasa, belum sukses karena kehendak hati kita sering tidak singkron dengan kehendak pikiran. Kita ingin mendapatkan nilai bagus dalam suatu ujian, tetapi kita selalu menunda-nunda belajar. Kita ingin IPK kita tinggi tetapi kita tidak mau mengulang pelajaran. Kita ingin agar badan kita sehat dan bugar tetapi sangat malas untuk menggerakan badan dan berolah raga. Kita ingin terlihat ‘charming’ tetapi kita malas merawat tubuh dan lain-lain. Kita ingin badan seperti’’ Ade rai’’ tetapi tubuh justru lebih sering dibawa ketempat kasur untuk tidur. Kita Ingin Kita ingin bermain giter seperti ‘Steve Vai’ tetapi justru yang di ulik lagu lupa dari Band kuburan. Pikiran kita kepengin tetapi hati kita merasa malas. Ingin tetapi malas. Malas sekali rasanya, tetapi sebenarnya ada keinginan yang kuat dipikirkan. Jadi? Ya, tidak singkron. Memendam rasa rindu, tetapi sekaligus juga benci. Kangen, tetapi kesal kalo sudah bertemu. Sayang, tetapi cenburu buta.

Berbagai komflok inilah yang sering kali membuat langkah kita jadi maju mundur. Mengapa, karena setiap saat melibatkan dua keputusan dibagian tubuh yang berbeda, pikiran diputuskan di otak, dan perasaan diputuskan di hati. Solusi yang ditawarkan adalah, mengapa tidak diselaraskan? Mengapa kita tidak mencoba merubah kebiasaan, melibatkan hati Selain pikiran. Mengapa kita tidak mencoba merasa positif, selain berpikir positif. Inilah tangtangannya, kita terlalu terbiasa untuk memberikan beban ini kepada otak, dan kurang terbiasa untuk membaginya dengan hati. Pedahal hal hal ini tidak mustahil untuk dilakukan.

Mari kita lihat terhadap diri kita sendiri ketika sedang memulai menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan hati terpaksa, gundah dan kukulutus atau mengeluh berkepanjangan, seperti apa nanti hasilnya. Bedakan dengan ketika kita memulai sebuah pekerjaan dengan tenang, ikhlas dan selalu bersyukur. Mana kira-kira yang lebih baik menurut Anda? Ketika kita baru bangun tidur, ada yang sedang membersihkan tempat tidurnya dengan ikhlas dan dengan kekulutus, mana menurut Anda yang lebih rapih hasil pekerjaannyanya. Ketika kita sedang belajar ada yang ikhlas dan sadar sepenuhnya bahwa ini untuk masa depannya, dan ada yang dengan terpaksa dan gundah dalam belajar.

Maka kita sebagai manusia dewasa, rasanya kita sudah mulai dapat memilih untuk tidak hanya berpikir positif tetapi juga tetapi merasakan secara positif menghayati energi perasaan positif. Mulailah hari ini dengan ikhlas. Lalu bagaimana caranya? Anda pasti lebih mengetahui jawabannya.

Pengembangan diri dan Kedewasaan  
          
  Sebaris kalimat pernah manjadi sangat terkenal ketika diangkat oleh salah satu iklan roko, Anyway. Kita tidak pernah tau setelah mereka menggunakan tagline tersebut, apakah rokok tersebut menjadi semakin laku atau tidak, dan rasanya kita tidak perlu juga terlalu mempermasalahkannya. Namun satuhal yang tidak bisa dipungkiri adalah bahwa banyak makna yang terkandung dari kalimat unik itu. Kalimatnya adalah. Tua adalah Pasti katanya, dan hal itu memang benar tak terbantahkan. Secara biologis mau tidak mau, setiap orang akan beranjak menjadi tua dengan berbagai proses biologis yang mengikutinya, kulit mulai keriput, mata mulai rabun, jalan mulai membungkuk, dan lain-lain. Itu semua adalah proses alamiah yang tidak bisa dihindari oleh siapapun,  dan teknologi secanggih apapun, teknologi hanya dapat membantu memperlambat, mempersehat ataupun membantu mentabolisme agar dapat berjalan lebih baik lagi. Nah jika kita tua adalah pasti, maka menurut kalimat tadi bahasan utamanya kita adalah, Maka dewasa bukanlah suatu kepastian, tetapi lebih tepatnya adalah sebuah pilihan. Artinya, kita sendiri yang memilih, apakah kita mau menjadi orang yang dewasa atau tidak?

Pernyataan selanjutnya adalah, apakah dewasa itu? Tentunya banyak sekali jawabannya. Jika dilihat dari KTP maka seharusnya kita yang hidup di tanah air yang tercinta Indonesia ini, sudah harus dewasa sejak usia 17 tahun. Di beberapa daerah terentu, seseorang dikatakan dewasa adalah ketika dia telah menikah, terlepas dari berapapun usinya, atau jika ia sudah bekerja atau dapat menghidupi dirinya sendiri. Steven Covey, penulis best seller Internasional, yang terkenal dengan bukunya The seven Habit of Highly Effective People, menyatakan bahwa dewasa adalah ketika seseorang telah memiliki Courage (keberanian) dan consideration (pertimbangan). Menariknya adalah, seseorang belum dapat dikatakan dewasa ketika baru memiliki salah satunya saja, misalnya ketika seseorang hanya memiliki caurage (keberanian) saja, maka seseorang belum dianggap dewasa, karena tindakan berani tampa consideration (pertimbangan) matang, akan berpotensi menimbulkan dampak buruk (kenekatan anarkis dan lain-lain). Sebaliknya jika seseorang hanya memiliki consideration (pertimbangan) matang, maka biasanya ia tidak melakukan apa-apa, karena terlalu laru-ragu dan menjadi takut.

Jika ingin menyelusuri lebih jauh tentunya ada banyak sekali wacana atau pendefinisian tentang hal ihwal yang disebut dewasa. Namun pada tulisan ini, penulis memberanikan diri untuk membuat pernyataan bahwa dewasa adalah ketika seseorang menyadai bahwa memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk menentukan segala pemikiran, sikap dan tingkah lakunya, sekaligus ia memiliki pemahaman bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap pemikiran, dan sikap dan seluruh tingkah lakunya tersebut.  

Artinya sederhana, yaitu jika ada orang yang masih merasa bahwa pemikiran, sikap dan tingkah lakunya ditentukan oleh pihak lain, seperti lingkungan, orang tua, pacar, guru dan sebagainya, maka ia belum dewasa, mengapa? Karena ia belum menyadari sepenuhnya bahwa ia sebenarnya memiliki kebebasan. Misalnya ketika ada orang yang masih menyatakan bahwa segala ketidak suksesan dalam hidupnya adalah karena ada pihak lain, maka ia tergolong belum dewasa. Sebagai contoh , biasanya mereka menyatakan hal-hal seperti berikut ini :

·                    Wah jelas saja nilai-nilai saya jelek, soalnya kuliahnya selalu siang karena saya tidur lewat malam, jadinya saya mengantuk didalam kelas.

·                    Sudah pasti Badu sukses karena orang tuanya Badu kaya, sedangkan orang tua saya miskin, jadi mana mungkin saya sukses.


·                    Wajar saja jika saya tertinggal, karena saya berasal dari desa, sedangkan mereka-mereka dari kota.

Itulah kira-kira gambaran orang yang belum pantas disebut atau dikatakan dewasa.

Demikian sebaliknya, jika ada orang yan masih merasa bahwa ia tidak perlu bertanggung jawab atas segala pemikiran, sikap dan tingkah lakunya, maka ia juga belum tergolong dewasa, karena berarti ia masih mencari kambing hitam atas segala akibat dari pemikiran, sikap dan tingkah lakunya. Nah, dimanakah posisi kita sekarang? Tergolong yang manakah kita ini. Mari kita mulai tentukan diri kita sendiri, tidak usah menunggu orang lain. Katanya kita sudah dewasa.

Konsekuensi logis dari pemahaman kita akan kebebasan memilih sebenarnya sudah sangat luar biasa. Ada banyak hal yang kita bisa raih, ketika kita sudah benar-benar memahaminya, yaitu salah satunya adalah kita benar-benar dapat mengeluarkan seluruh potensi yang terpendam selama ini. Diana Whiney dan Amanda Trosten Bloom dalam bukunya The fower of Appreciative Inquiry ada empat prinsip perubahan positif dan organisasi, ia mengatakan bahwa paling tidak ada enam syarat yang diperlukan bagi pembebasan kekuatan. Syarat –syarat tersebut dikenal sebagai dengan kata enam kebebasan, yaitu yang meliputi kebebasan untuk dikenal dalam hubungan, kebebasan untuk didengar, kebebasan untuk bermimpi dalam komunitas, kebebasan untuk memilih dalam berkontribusi, kebebasan untuk bertindak dengan dukungan, dan kebebasan untuk menjadi positif. Nah inilah yang  harus senantiasa kita pahami dalam diri kita, yaitu bahwa kita lahir kedunia ini dengan kebebasan penuh untuk menjadi apa saja yang kita mau, bahkan untuk merubah dunia sekalipun.

Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk tidak lagi terlalu mudah menyalahkan lingkungan atas kekurangsempurnaan prestasi kita, untuk tidak lagi gampang mengambing hitamkan sistem pendidikan atas keterbatasan pemikiran kita. Karena semua ternyata kembali kepada diri kita sendiri. Mari kita lihat, apakah ada jaminan orang yang kaya pasti lebih pintar dari orang yang miskin? Tidak bukan? Apakah ada jaminan orang kota pasti akan lebih sukses dari orang desa? Tidak bukan. Apakah ada jaminan orang yang berpendidikan tinggi akan lebih sukses daripada orang yang tidak berpendidikan sama sekali. Tidak bukan.? Artinya faktor-faktor yang ada diluar kita jangan lagi dijadikan kambing hitam atas kekurang sempurnaan prestasi kita, apa lagi atas kegagalan kita. Katanya lagi-lagi kita sudah dewasa.




Pengembangan diri dan Berpikir Apresiatif
Pembicaraan Anda Akan sangat membantu dunia Anda sendiri. Berbicara tentang kebahagiaan, bukan ketidak puasan. Berbicaralah tentang harapan, bukan tentang keputusan. Biarkan kata-kata Anda membalut luka, bukan yang menyebabkannya luka

Tulisan dimuka. Penulis mengutip kalimat dari buku Appreciative Inquiry yang ditulis oleh duet Diana Whitney dan Amanda Trosten. Satu hal yang harus kita perhatikan, apakah kita merasa tersindir oleh tulisan dimuka. Mungkin ya. Mungkin juga tidak. Namun yang perlu ditekankan adalah bahwa dunia disekitar kita pada akhir-akhir ini terlalu terfokus pada nuansa negatif, keputusan, ketidakpuasan, wacana defisit. Terlalu banyak perbincangan kita yang mengarah ke area negatif. Para komentator politik misalnya, terlalu sering membicarakan hal negatif dari partai, pemimpin, yang menjadi objek bahasan. Mahasiswa yang terlalu kerap membahas masalah sulitnya mata pelajaran, betapa tidak menyenangkannya cara dosen X dalam mengajar, betapa kurangnya fasilitas kampus, banyaknya tugas yang harus dikerjakan dan lain-lain. Keluarga-keluarga di meja makan, terlalu sering membahas kesulitan ekonomi, anak yang tidak mau belajar, harga sayur yang membumbung tinggi, dan lain sebagainya. Karyawan kantor yang selalu membahas rendahnya upah mereka, betapa tidak adilnya bos, betapa beruntungnya kerja diperusahaan lain, dan lain-lain. Sehingga se positif apapun kita, jika setiap hari dibombardir seperti itu, kita akan sulit sekali melepaskan diri dari nuansa negatif dan wacana defisit itu.

Merujuk dari tulisan dimuka, maka kita akan menemukan satu kalimat yang menarik, yaitu, pembicaraan Anda membantu menciptakan dunia Anda sendiri. Haruskah kita percaya dengan pernyataan tersebut? Tentu saja terserah masing-masing. Namun mari kita lihat sejarah. Ada banyak orator ulung dunia yang mengubah dunia dengan kata-kata. Bungkarno adalah salah satu tokoh yang mampu menginpirasi rakyat Indonesia akan hak-hak atas kemerdekaan. Tentu masih banyak lagi tokoh lain. Seperti Mahatma Gandi, Martin Luther King, Jhon f Kenndy, dan seterusnya. Apa yang mereka lakukan? Mereka mengubah dunianya sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan pemilihan kata-kata yang paling aspiratif. Bisakah mereka berbuat sebaliknya? Mungkin saja bisa, karena justru hal tersebut lebih mudah. Namun, ,,, Dengan keyakinannya atas visi yang lebih besar, mereka memilih menginspirasi dirinya sendiri dan orang banyak. Dengan sengaja, mereka memilih kata-kata yang membangkitkan semangat, mendorong daya juang, meledakan potensi dan meletakan pikiran apresiatif di tempat yang tepat dan benar.

Sekarang,,, Mari kita tanya kepada diri kita sendiri. Benarkah kata-kata dapat mengubah diri kita? Mungkin pertanyaan ini tidak usah dijawab. Namun pernahkah emosi atau antusiasme kita berubah setelah kita membaca kata-kata yang bagus dari sebuah buku? Pastinya pernah. Artinya, kata-kata memang mengadung mejik. Biasanya kita tergugah ketika kisah buku bacaan yang kita baca tersebut mendorong kita untuk berpikir lebih positif. Berbagai penelitian psikologi menyimpulkan bahwa manusia yang selalu berpikir positif, hidupnya akan lebih jauh lebih sehat dan bahagia. Apa makna berpikir positif? Yaitu, membuang, mengganti pikiran dan perasaan negatif menjadi pikiran dan perasaan yang positif. Sederhana, namun tidak selalu mudah untuk dilakukan. Namun perkembangan kajian psikologis, saat ini telah melampui batas-batas itu. Kita tidak lagi hanya sekedar untuk diajak berpikir positif. Namun lebih jauh lagi, yaitu berpikir apresiatif. Artinya, kita harus apresiatif terhadap berbagai kisah atau aspek kehidupan manusia. Apresiatif berarti menghargai , memberi nilai tambah, dalam mengambil pelajaran. Praktik apresiatif akan membuat kita menjadi mahluk yang menghargai segala sesuatunya, termasuk menghargai hal-hal kecil yang ada disekeliling kita. Dan, dengan berpikir apresiatif, kita tidak hanya akan merubah yang negatif menjadi positif, namun kita akan belajar menghargai apa yang sudah kita miliki atau yang sudah kita capai. Kita akan terdorong untuk melihat apa yang sebenarnya saya miliki, atau ada apa dibalik segala pencapaian kita, walaupun belum maksimal dan bukan sebaliknya, berusaha mengorek luka lama yang menyebabkan kegagalan kita. Berpikir apresiatif adalah meningkatkan yang sudah ada alih-alih mengoreksi kesalahan. Atau menyuburkan dan menyehatkan tanah yang belum perna ditanami, alih-alih menyemprot dengan paktisida untuk menghilangkan hama. Mendorong gaya hidup sehat, alaih alih mengobati penyakit dengan berbagai cara. Sekali lagi, meningkatkan yang sudah ada, bukan untuk mengoreksi kesalahan.

Agar lebih jelas penulis akan mengutip tulisan dari Diana Whitney dan Amanda Ttrosten tentang berpikir apresiatif sebagai berikut, berpikir apresiatif bukan berarti menapikan apa yang negatif. Bukan membutakan diri terhadap kelemahan. Bukan tidak mengakui kelemahan. Setiap orang pasti pernah salah. Setiap keluarga pasti punya aib. Setiap organisai pasti pernah mengalami kegagalan. Maka, berpikir apresiatif adalah usaha atau upaya menghargai apa yang ada pada diri kita sendiri, mengambil hikmah dari setiap kejadian yang telah kita lalui. Melalui berpikir apresiasi, kita diajak untuk lebih fokus pada apa yang terbaik dai manusia dan sistem manusia, apa yang memberi nafas pada kehidupan. Contoh, Jika Anda adalah seorang mahasiswa yang belum memiliki IPK seperti yang dicita-citakan, maka tidak harus selalu melihat dimana masalahnya, sebaliknya Anda perlu menghargai semangat Anda sendiri. Hargai bahwa sampai saat ini Anda masih punya semangat tinggi untuk mendapatkan atau mencapai IPK impian tersebut. Mencoba mengorek apa kesalahan yang telah Anda lakukan, seringkali justru membuka luka lama dan menurunkan motivasi. Sebaliknya, fokus pada apa yang telah dimiliki yaitu semangat, antusiasme, kemampuan memahami pelajaran, teman-teman yang mendukung, lingkungan belajar yang kondusif dan lain-lain, pada gilirannya justru akan menambah motivasi. Jadikan angka IPK yang sudah diraih sebagai isi. Bukan setengah kosong. Sehingga kita akan termotivasi untuk mengisinya lebih lanjut, bukan malah mengorek luka dan mencari sumber masalah mengapa gelas tersebut hampir kosong.

Berdasarkan uraian dimuka. Kita dapat mengatakan bahwa pemilihan kata-kata atau kalimat pernyataan. Dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, ingat, pilihan kata-kata yang menginspirasi. Hal ini perlu dilakukan, karena sebenarnya kita sudah sangat tahu bahwa kata-kata mampu mengubah dunia kita. Hanya,,,, yang belum dilakukan adalah, kita belum menjadi kata-kata inspiratif sebagai ritual diri. Mengapa? Karena dilingkungan sekitar kita sudah terlalu banyak kata-kata negatif. Jadi, sudah saatnya bagi kita untuk serius dalam memilih kata-kata, terutama jika kita kaitkan kepada diri sendiri dan juga orang lain.

Apabila kita menengok kedalam agama kita, bukankah islam mengajarkan kita untuk berkata-kata dengan baik, atau kalau tidak lebih baik diam saja? Jadi, Mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk memilih kata-kata yang dapat membentuk dunia yang akan kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, kata-kata kita akan membentuk dunia. Dan satu hal lagi, ternyata Al-Qur’an yang agung telah mengajarkan kita untuk berpikir dan mengunakan akal  yang apresiatif, yaitu selalu mencari hikmah dari kisah yang inspiratif. Mengapa kita baru mengetahuinya sekarang? Mungkin selama ini Al-Qur’an yang dimiliki hanya dijadikan sebagai hiasan dinding, paling jauh hanya sebatas menghapal membaca, menyapaikan dan setelah itu sudah.... tampa dikaji, dan digali. Ingat, di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali kisah yang apresiatif dan tidak hanya berpikir positif, itu semua sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu?   

Makna Belajar
Pengembangan diri dan budi pekerti
Tujuan pembelajaran.      
                                          by Namephology
Tujuan pembelajaran dimaksud ialah. Setelah mempelajari materi-materi ini diharafkan para pembaca, siswa dan sebagainya dapat menghayati arti serta makna belajar, sebagai pelajar’ pembaca dan seterusnya untuk dapat mencapai keberhasilan belajar yang mendasari pencapaian masa depan yang optimal sesuaian dengan apa yang diharapkan

Pengertian Belajar.

            Belajar adalah proses yang akan memperlihatkan perubahan pada sikap dan perilaku sebagai hasil dari akumulasi pengalaman dalam proses tersebut. Jadi proses belajar senantiasa akan melahirkan perubahan pada pengetahuan, tingkah laku, dan penampilan melalui serangkaian proses atau kegiatan misalnya, kegiatan membaca, mengamati, menganalisa, meniru, mendengar dan sebagainya.

Belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, efektif, dan secara psikomotorik ke arah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Keberhasilan proses belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur luar maupun dalam. Unsur-unsur tersebut adalah sbb :

1.            Unsur Luar

a.            Lingkungan alami, seperti keadaan suhu, kelembapan udara yang dapat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar.

b.            Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun lainnya yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.


c.               Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana dan prasarana, serta guru sebagai pendidik.:


1.            Unsur dalam (kondisi individu)

a.            Kondisi fisiologis dan panca indera terutama pendengaran dan penglihatan.

b.            Fisiologis yang terdiri atas minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan keterampilan kognitif.
Ada beberapa macam aktivitas dalam belajar yang harus diperhatikan, yaitu sbb :

1.             Menggunakan panca indera untuk mengindra dan mengamati merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah dilakukan sejak awal kehidupan manusia.

2.             Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling penting dan utama dalam belajar


3.             Mencatat dan menulis poin-poin penting dari yang telah diamati dan dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan mudah diproduksi kembali.

4.             Mengingat dan menghapal adalah cara mudah untuk menyimpan kesan-kesan dalam memori .


5.             Berpikir dan berimajinasi akan mampu melahirkan banyak karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

6.             Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu yang belum diketahui merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.


7.             Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah dipelajari akan mampu menciptakan perubahan dalam diri.


Angka dari sudut pandang yang berbeda

Dari sejarah dan riwayat kemunculannya nama angka seperti yang telah diterangkan dimuka. Sekilas hanya sebatas sejarah dan riwayat nama angka semata, namun jika kita cermati lebih mendalam dari kemunculan yang di ceritakan oleh suku yang primitif dengan perbandingan gundukan-gundukan tanah yang lebih besar dan gundukan kecil, serta ranting-ranting kita dapatkan beberapa hal yang positif dan tambahan hasanah ilmu pengetahuan,,, terutama pada saat kita di hadapkan kepada keberfungsian akal untuk dapat mengembangkan kedalam kehidupan sehari-hari bukan saja di bidang iptek, seni dan budaya, akan tetapi dibidang sosial dan kemasyarakatan. Khususnya angka nol yang telah di jelaskan dimuka, yang sebegitu hebatnya.  

Mari kita dengan sengaja menggeser pandangan kita dalam melihat nama-nama angka yang selama ini kita dengar, kita gunakan dan kita bicarakan bahkan sering kita perdebatkan.

Selama ini kita melihat nama-nama angka itu dari tampak apa atau sudut pandang mana?....


Dan inilah angka 1 sampai dengan 9 sebagai simbol karakter manusia

Angka, angka dan Angka, itulah Nama yang membuat kita semua terkadang tertipu dan terperdaya oleh nya. Setiap orang pasti sudah sangat mengenal yang namanya angka, khususnya nama angka satu, lima dan sebilan baik dari nama, bentuk, dan rupanya, namun sedikit sekali diantara mereka yang paham makna serta arti dan karakternya. Kalaupun ada dianra mereka pada umumnya mengenal nama angka hanya sebatas alat hitung, dan penomran lebih jauhnya mereka pada umumnya tidak tahu kalau angka itu tidak sebatas alat hitung dan penomoran semata.

Dimuka telah diterangkan bab asal usul angka dari zaman ke zaman, sekarang mari kita cari tahu lebih jauh tentang angka yang selama ini kita kenal. Denga segala hormat serta kerendahan hati, penulis tidak bermaksud mengajari apalagi menggurui kepada semua pihak yang membaca buku ini,  dan tidak bermaksud untuk merubah arti dan makna yang sudah ada, namun ini hanya sebatas pemaparan tentang angka yang barangkali ada guna dan manfaatnya untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan kita semua.

Setiap orang pasti memiliki ilmu pengetahuan tentang angka dan pasti setiap orang mempunyai kemampuan untuk berpikir dan tentang ilmu pengetahuan, baik itu kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu hasil dari pembawaan, kemampuan secara umum disebut atau dikenal dengan istilah kecerdasan intelegensi.

Kemampuan tersebut dapat digunakan oleh manusia sebagai alat guna memecahkan suatu permasalahan.

Didepan mata kita masa depan telah membentang, mengundang, memanggil, menangtang, dan penuh dengan peluang. DI dalamnya ada nama-nama angka seperti yang telah di uraikan muka sebagai bahan instrosfeksi dan pengembangan diri serta termasunk angka satu hingga sembilan didalamnya. menanti uluran tangan serta pemikiran kita semua sebagai manusia yang memiliki segala sumberdaya yang harus kita gali dan kita kembangkan.

Ilmu yang telah kita kuasai, keterampilan yang sudah kita miliki, dan sikap dewasa yang telah menjadi bagian hidup Anda merupakan modal utama dimasa depan untuk membangun bangsa indonesia seutuhnya.

Untuk itu, mari dari sekarang kita harus sudah menentukan masa depan kita sendiri, sebenarnya siapa saja berhak memiliki masa depan?. Asalkan kita mau dan tahu cara untuk mencapai masa depan serta mau melakukannya, maka merekalah yang berhak memiliki masa depan.Upaya, usaha perlu dilakukan dari sekarang.

Untuk itu mari kita dengan sengaja mencari tahu tentang karakter angka satu, hingga sembilan yang merupakan gambaran karakter manusa dan perikalakunya, setelah mempelajari nama angka satu sampai sembilan diharapkan ini semua menjadi wawasan khasana ilmu pengetahuan yang baru dan wacana baru dalam mengarungi kehidupan dalam rangka mencapai kematangan , kepahaman dalam melihat, memilih, berpiikirkan, bercermin dan instrospeksi, evaluasi sekaligus mengembankan dir.

Mengenal Karakter Anak sejak dini melalui Angka,

1 sampai dengan 9 lambang karakter manusia dan tingkalakunya.

Persaingan, kata itulah yang hapir mendominasi hari-hari kita di setiap hari, setiap hari kita berjuang, bersaing, dan tidak perduli apa propesi kita. Bagi para pedagang mereka setiap hari berjuang untuk mendatangkan pelanggan sebanyak-banyaknya ke warung atau kios mereka. Bagi para pengelola radio atau televisi, setiap hari mereka bersaing untuk mendapatkan penonton atau pendengar terbanyak, agar para pemasang iklan tertarik memasang iklanya di perusahaan mereka. Mereka masing-masing meng klaim bahwa perusahan merekalah nomor satu dan paling utama dalam pelayanan maupun dalam penyajian, dan segala cara mereka lalukan sudah tidak lagi memikirkan sebab dan akibatnya.

Para sopir angkutan umum, setiap hari mereka berjuang untuk mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya agar penghasilan yang mereka dapatkan dapat memenuhi setoran dan dapat mencukupi kebutuhan kebutuhan keluarga, mereka sudah tidak memperhatikan resiko kepanasan, kehujanan, tertabrak dan sebagainya, mereka berjuang demi satu tujuan yaitu meningkatkan taraf hidup supaya menjadi nomor satu. Itulah kehidupan, kita harus berjuang mengejar rejaki kita sendiri, dan juga harus berjuan untuk mencapai prestasi pribadi. Namun, dalam proses pengerjaan tersebut, ternyata setiap kita dapat menampilkan prilaku yang terlihat berbeda-beda. Sebagai contoh, kita bisa memperhatikan lingkungan disekitar kita. Banyak sekali tentunya contoh yang dapat kita gunakan sebagai bahan Instrosfeksi, Evaluasi dan mengambangkan diri, dan berikut contoh nya yang terlihat sama:

1.            Ketika kita masih sekolah, kita sering melihat ada kawan atau teman kita yang ketika mau ujian ia belajarnya habis-habisan sampai larut malam, dan ada juga yang baru jam delapan malam ia sudah nonton tv. Atau tidur.

2.            Ada beberapa kawan kita yang berjuang tampa kenal lelah dalam kewirausahaannya, dan ada juga baru tiga, empat bulan menghentikan usaha yang dirintisnya, dan ia menyatakan bahwa ia sudah gagal.


3.            Ada beberapa kawan kita yang bertahan dan berjuang dalam jaringan multi level marketing , dan ada sebagian yang lain berhenti pada minggu pertama.

4.            Ada yang berhasil menemukan jati dirinya sebagai manusia yang bermakna, ada yang berhenti, ada yang pasrah, ada yang merasa gagal dan putus asa,  kemudian melarikan diri ke dunia obat-obatan yang terlarang narkoba.

5.            Ada beberapa karyawan dan karyawati yang selalu merasa tidak betah di tempat kerja manapun karena selalu merasal gagal untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebaliknya ada yang berjuang keras untuk beradaptasi, dan akhirnya berhasil, dan

6.            Ada karyawan, karyawati dan mahasiswa yang kurang keras berjuangnya dalam mengatasi stres, sehingga mereka mencari obat stres di dunia gelap malam.

7.            Ada diantara mereka yang selalu keluh kesah, tidak betah dirumah ataupun di tempat, selalu bimbang, terkadang pelupa, bagus dalam berdiplomasi, pemarah tapi mudah hilng,

Begitulah kita setiap hari melihat beragam perilaku manusia. Mulai dari yang pantang menyerah, sampai ke yang mudah sekalih menyerah, bahkan yang sudah menyerah sebelum bertanding, atau sebelum memulai sesuatu. Nahhhhhhhh   Termasuk kelompok yang mana kah kita atau Anda ini.

Dari pertanyaan tersebut, tentulah tidak perlu Anda jawab. Namun, jika kita tidak pernah mencobanya menanyakan terhadap diri sendiri, dikawatirkan Anda akan terus menerus terlena dalam posisi Anda sekarang. Terutama jika Anda tergolong orang yang mudah menyerah. Kita sudah terbiasa dengan cara hidup kita sendiri coba Anda tebak , kita tidak akan kemana-mana. Mungkin, Anda akan protes membaca tulisan ini dan akan menganggap saya terlau menggenalisir dan menyederhakan masalah. Jika memang demikian saya mohon maaf. Namun. Rasanya perlu kita ingat-ingat bersama bahwa semua itu tergantung kepada diri kita sendiri. Karena yang membuat kita maju terus dan berkembang atau berhenti, itu semua sesungguhnya tergantung pikiran diri kita sendiri, jika pikiran kita maju, mangka target hidup kita pun akan maju. Apakah kita akan membiarkan pikiran kita menyerah pada lingkungan ataupun pada gagasan-gagasan negatif yang menghinggap dipikiran kita.

Sampai disini dulu

Setiap kepribadian, karakter individu orang tentu ada positif dan Negatifnya, dan berikut ini karakter nama orang yang disimbolkan oleh nama angka 1, 5 dan 9 beserta positif dan negatifnya orang yang memilki karakter angka 1, 5, dan 9

Positif dan negatifnya karakter manusi yang di simbolkan dengan angka 1 sampai 9 yaitu

Positifnya karakter  manusia yang disimbolkan angka1 sampai 9 seperti udara.
positipnya mereka yang memiliki karakter Angka 1, 5 dan 9 a ntara lain Sbb :

1.            Positipnya mereka yang memiliki karakter angka 1, 5 dan 9 ia sangat agresip, aktip, dan pandai diplomasi.

2.     Mereka sangat penuh pertimbangan dalam segalah hal dan sangat perhitungan dalam segala aktipitas.

3.           Temperamen dan mudah emosi namun juga mudah sekali hilang atau menyadari tidak pendemdam.

4.            Ambisius dan tidak pernah mau menyerah dan idealis.

5.  mereka akan sangat enak jika diajak ngoblor dan diskusi membuat orang betah bersamanya berlama-lama.




Negatipnya mereka yang memiliki karakter  1 , 5 dan 9 Sbb :

1.            Negatipnya mereka yang memiliki karater1, 5 dan 9, dia plinplan tidak teguh pendirian.

2.            Bagus didalam diplomasi namun terkadang sulit dipegang omongannya atau ucapannya.karena plin plan,sekarang A,, besok bisa B bahkan bisa D tidak betah di satu tempat, tidak mau diam.

3.            Terlampau itungan dan sering ngulur-ngulur waktu dan pelupa

4.            Mimiknya cenderung terlihat judes, kurang menarik hati jika dilihat mimiknya.mudah marah dan mudah menyesal.

5.            Mudah berubah-rubah dalam ngabil keputusan, mudah su udzon terhadap orang lain.(Penyakitnya Was-was, dan gelisah)

Itulah gambaran positif dan negatifnya karakter orang yang disimbol dengan angka 1, 5 dan 9, yang membedakan karakter angka 1, pelupa, angka 5 panjang ingatan, sedangkan angka 9 terlampau berhitung dan suka ngolor waktu.

Dan berikut ini lima nasehat yang harus diperhatikan oleh mereka yang memiliki karakter 1, 5, dan 9.
Lima nasehat yang harus diperhatikan

1.         Anak ku,
 kamu ini adalah orang yang memiliki karakter angka 1, 5, dan 9. Anak ku Ilmu yang kamu dapatkan dalam buku ini itu semua adalah anugrah dari Allah swt, yang harus kamu syukuri dan kamu amalkan dalam kehidupan kamu sehari-hari, dan kamu adalah orang yang beruntung. Sebab, ilmu pengetahan adalah bekal hidup yang paling utama yang diberikan oleh kedua orang tua mu, maka hormatilah kedua orang tua mu dan semua guru-guru mu yang telah membimbing kamu, mudah-mudahan dengan ilmu ini dapat meningkatka derajat kamu dan kedua orang tua mu.

2.                     Anak ku
Anak ku. Kamu telah banyak mendapatkan pembelajaran, ilmu pengetahuan, terutama ilmu tentang gambaran untuk introspeksik, evaluasi dan pengembangan diri. Baik yang kamu dapatkan dari pelajaran disekolah, dari buku Psikologi pengembangan diri, dari buku Bimbingan koseling, atau dari buku yang lainnya. Terutama dari buku yang sedang kamu baca saat ini, yaitu buku introsfeksi, evaluasi dan pengembangan diri melalui nama unsur alam yang sudah dipaparkan di bab satu, yaitu buku pembelajaran tentang karakter yang di gambarkan oleh Bumi, Udara, Air, dan Api.

           Anak ku

Anak ku. Kita hidup dimuka bumi ini tidak dapat terlepas dari namanya unsur alam yaitu. Bumi, Air. Api dan Udara. Dan ingalah, bahwa kita diciptakan oleh  Allah swt itu dari empat nama unsur alam tersebut seperti yang diterangkan dimuka dan nama empat unsur alam itu juga yang sangat mempengaruhi kehidupan kita, dan sangat memberi gambaran karakter kita sebagai mahluk hidup.Maka perhatikanlah nama-nama unsur alam tersebut, sebab jika kita memperhatikan dia, maka dia pun akan memperhatikan kita..

4.          Anak  ku

Anak ku. Setelah engkau mempelajari ini semua, maka hendaklah kamu perhatikan apa itu yang namanya makna belajar seperti yang diterangkan dimuka, karena sesungguhnya tujuan daripada belajar adalah sebuah proses panjang yang akan memperhatikan perubahan pada sikap dan perilaku hasil dari akumulasi pengalaman dalam proses tersebut. Belajar itu merupakan peningkatan perubahan dan kemampuan bukan saja IQ, tetapi lebih kepada antara penggabungan IQ, EQ dan ESQ . Dengan tiga hal tersebut maka kita akan mudah mencapai kepada kesuksesan.

5.          Anak ku

Anak ku. Tidak ada satu pun manusia yang tidak bersentuhan dengan ilmu. Dan ilmu banyak sekali jenis dan juga namanya. Dari yang namanya matematika, politik, kedokteran, fisika, dan sebagainya termasuk ilmu sosial didalamnya. Anak ku, kita ini adalah manusia mahluk sosial yang berpikir dan berkesinambungan kelak kamu akan bersosialisasi dimasyarakat. Anak ku, kamu sudah belajar bersosialisasi sewaktu kamu sekolah di TK, SD, SMP dan SMA, dari sana kamu bisa melihat, berpikir, bercermin dan kamu juga melakukan segala yang telah ditentukan oleh aturan sekolah masing-masing dan sekarang saatnya meningkatkan kemampuan mu.

Dan itulah gambaran antara positif dan negatifnya karakter angka 1, 5 dan 9. Selamjutntnya bagaimana positif dan negetifnya karakter angka 2 dan 6. Dan berikut ini Gambaran mengenai positif dan negatifnya karakter atau kepribadian orang atau individu yang disimbolkan oleh angka 2 dan 6. Namun sebelum melanjutkan membahas positif dan negatifnya karakter angka 2 dan 6, mari kita sedikit bahas tentang mengenal Kecerdasa Emosiona Remaja.

by Namephology

kemudian bagai angka angka selanjutnya,,,, ikuti Namephology yang selanjutnya yachhhh


4 komentar:

  1. Namephology id merupakan sebuah karya yang natural dan berkesinambungan

    BalasHapus
  2. Terima kasih namephology, banyak ilmu dan pengetahuan baru yang membuka cara pandang saya, khususnya pengembangan diri. Ijin lanjut di halaman berikutnya
    Sukses dan slalu jaya buat penulis Bpk H. Mochamad Ramlan

    BalasHapus
  3. Prediksi togel SGP terjitu dan terpercaya ttps://angkamistik.net/prediksi-togel-sgp-28-maret-2019-oleh-jin-mbah-jambrong/

    BalasHapus
  4. Sangat menarik dan banya ilmu yang bermanfaat

    BalasHapus